BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan rahmat, hidayah
serta inayah dari Allah, pada kesempatan yang baik ini kami dapa menyusun
makalah yang berjudul “Azan, Iqamah, Sholat Fardhu, Sholat Berjama’ah, dan
Sholat untuk orang sakit”. Dimana di dalamnya kami uaraikan mulai dari hal- hal
yang yang harus di kerjakan sebelum mengerjakan sholat sampai kepada amalan –
amalan sesudahnya. Di dalamnya kami juga memberikan contoh-contoh doa yang
harus di baca sesudah adzan dan sebagainya.
Makalah ini kami susun
dengan bahasa yang sangat mudah di fahami oleh seluruh lapisan masyarakat, baik
kaum intelek maupun kaum awam. Juga makalah ini sangat berguna dan sekaligus
merupakan pedoman bagi seseorang yang ingin mempelajari adzan, iqamah, dan
sholat.
Semoga usaha penilis yang
sangat sederhana ini mendapat ridlo dari allah, sehingga kehadiarannya makalah
di di temgah-tengah masyarakat Islam mendapat sambutan hangat serta di amalkan
isinya.
Semoga Allah memasukkan
usaha penulis ini menjadi amal jariyah yang dapat di petik kelak di hari akhir
dan semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. Amin ya robbal ‘alamin.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
cara mengerjakan adzan dan iqamah?
2.
Apakah
yang di maksud dengan sholat fardhu?
3.
Bagaimana
tatacara melaksanakan sholat berjama’ah?
4.
Bagaimana
cara melaksanakan sholat pada orang yang sedang sakit?
C. Tujuan
1.
Pembaca
dapat mengerti dan memahami terkait dengan cara mengerjakan adzan dan iqamah.
2.
Pembaca
dapat mengerti dan memahami terkait dengan tatacara sholat fardhu dan hal-hal
yang terkait dengan sholat fardhu.
3.
Pembaca
dapat mengerti dan memahami terkait dengan tatacara melaksanakan sholat
berjama’ah.
4.
Pembaca
dapat mengerti dan memahami terkait cara melaksanakan sholat pada orang yang
sedang sakit.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Adzan dan Iqamah
Perkataan adzan
berasal dari bahasa arab “adhanun”
yang berarti pemberitahuan. Sedangkan pengertian adzan menurut istilah adalah
seruan pemberitahuan tentang datangnya waktu shalat fardhu, dengaan
mempergunakan lafadh yang telah di tentukan oleh syara’[1].
Iqamah
menurut bahasa arab ”iqomatan” yang
mempunyai arti menunaikan, mendirikan dan menegakkan. Sedangang pengertian
iqomah menurut istilah adalah suatu tanda bahwa shalat akan di mulai, dengan
mempergunakan lafadh yang telah di tentukan oleh syara’[2].
Adzan
dan Iqamah hukumnya sunnah mu,akad bagi sholat fardhu, baik di kerjakan
berjamaah maupun sendirian (munfarid). Di sunnahkan dengan suara yang keras
kecuali di masjid yang sudah di lakukan (sedang di lakukan) sholat berjama’ah.
Dikerjakan dengan berdiri dan menghadap kiblat[3].
1. Lafadz-lafadz Adzan
Lafadz-lafadz
adzan ini tidak dapat di kurangi atau di tambah karena lafadz tersebut sudah di
tetapkan oleh syara’[4]. Adapun
lafadz- lafadz adzan yang di gunakan untuk memanggil orang-orang mengerjakan
sholat adalah sebagai berikut :
- الله اكبر الله اكبر
- 2 اشهدان لااله الاّاللهX
- 2 اشهدانّ محمّدارسول اللهX
- 2 حى على الصلاةX
- 2 حى على الفلاحX
- الله اكبر الله اكبر
- لااله الاّالله
Artinya:
1.
Allah
Maha basar 2X
2.
Aku
bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah 2x
3.
Aku
bersaksi bahwa Nabi Muhamad utusan Allah 2x
4.
Marilah
bersama-sama mendirikan sholat 2X
5.
Marilah
kita semua menuju kepada kebahagiaan2X
6.
Allah
Maha besar 2x
7.
Tiada
Tuhan selain Allah
Lafadz-lafadz di atas di gunakan pada waktu
dhuhur, Ashar, Magrib, dan Isya’. Adapun waktu shubuh setelah haya’alal falah di tambahi dengan
kalimat:
اصّلاة خىرمن النّوم (sholat itu lebih baik dari pada tidur)[5].
2. Jawaban ketika Mendengar Adzan
Seseorang yang mendengar adzan di sunatkan
menjawabnya sesuai dengan apa yang di ucapkan oleh muadzin, kecuali pada lafadz
hayya ‘ala shalaah dan hayya ‘alal falaah, maka jawabanya adalah:
لاحول
ولا قوّة الابالله
(Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah).
Dan pada adzan shubuh, ketika muadzin
mengumandangkan lafadz ash sholatu khoiru minan naum, maka jawabanya
adalah:
صدقت وبررت وانا على دلك من الشاهدين (Benar dan baguslah ucapanmu itu dan akupun atas yang demikian
termasuk orang-orang yang menyaksikan)[6].
3. Do’a sesudah Adzan
Sesudah adzan di kumandangkan maka di sunatkan
bagi muadzin maupun yang mendengarkanya, membaca doa di bawah ini:
ا للهم رب هده الدعوة التامة
والصلاة القا ئمة ات سيدنا محمد ن الوسيلة والفضيلة والشرف والدرخة العا لية
الرفيعة وابعثه االمقام المحمود ن الدى وعد ته انك لا تخلف الميعاد
Artinya: Ya allah yang memiliki panggilan ini ,
yang sempurna dan memiliki shalat yang di dirikan. Berikan junjungan kami Nabi
Muhammad, wasilah dan keutamaan serta kemuliaan dan derajat yang tinggi, dan
angkatlah dia ke tempat yang terpuji sebagai mana engkau telah janjikan.
Sesungguhnya engkau ya allah dzat yang tidak akan mengubah janji[7].
4. Syarat- syarat Adzan
1.
Sudah
masuk waktunya sholat.
2.
Tertib
(Urut).
3.
Tidak
di pisah-pisahkan waktunya antara bacaan-bacaan adzan itu dengan jarak waktu
yang lama.
4.
Dengan
menggunakan bahasa arab (tidak boleh dengan terjemahanya).
5.
Dapat
di dengar oleh sebagian jama’ah atau dapat di dengar sendiri jikalau munfarid
(sendirian)[8].
5. Lafadz-lafadz Iqamah
Lafadz iqamah itu sama dengan adzan, hanya saja
kalau adzan di ucapkan masing-masing dua kali tetapi kalau iqamah cukup di
ucapkan sekali saja. Dan di antara kalimat ke 5 dan ke 6 di tambah kalimat:
قدقامت الصلاة
2x (shalat telah di mulai)
Iqamah sunah di ucapkan agak cepat dan di lakukan
dengan suara agak rendah dari pada adzan[9].
6. Jawaban bagi Orang yang mendengar Iqamah
Bagi yang mendengar iqamah kalimat demi kalimat
yang terdengar di jawab sama seperti yang di ucapkan oleh muadzin, kecuali pada
kalimat qad qamati shalat, maka di jawab dengan lafadz sebagai berikut:
اقامهاالله
وادامهاوجعلنى من صا لحىى اهلها(Semoga
Allah mendirikan sholat itu dengan kekalnya, dan semoga allah menjadikan aku
ini dari golongan orang yang sebaik-baiknya ahli sholat ).
7. Do,a setelah Iqamah
ا للهم رب هده الدعوة التامة
والصلاة القا ئمة صل وسلم على سيدنامحمد واته سؤله يوم القيا مة
Artinya: Ya Allah Ya Tuhanku yang memiliki
panggilan yang sangat sempurna, dan sholat yang akan didirikan, curahkanlah
rahmat dan salam atas junjungan Nabi Muhamad s.a.w. Dan kabulkanlah segala
permohonanya pada hari kiamat[10].
8. Syarat- syarat Muadzin
- Bergama islam
- Tamyiz dan Laki-laki
Makruh bagi orang
yang berhadas kecil atau besar. Dan di sunahkan menyerukan adzan dengan
suara nyaring dan merdu[11].
B. Sholat Fardhu
Sholat menurut bahasa adalah berdoa. Sedangkan sholat
menurut istilah adalah beberapa ucapan dan perbuatan yang di awali dari takbir
dan di akhiri dengan ucapan salam serta di kerjakan dengan memenuhi
syarat-syarat yang telah di tentukan[12].
Sholat fardhu adalah sholat yang wajib dan harus
di kerjakan oleh setiap orang mu’min pada waktu yang telah di tentukan.Adapun
sholat yang di fardhukan (di wajibkan) itu ada lima yaitu: Isyak, subuh, dhuhur, asar, dan
magrib.Mula-mula turunya perintah wajib shalat itu ialah pada malam isra’,
setahun sebelum tahun hijriah[13].
1.Waktu dan jumlah raka’at Sholat Fardhu
a.
Dzuhur
4 rakaat
Awal waktunya setelah condong nya matahari
dari pertengahan langit, akhir waktunya apabila bayang-bayang sesuatu telah sama panjangnya dengan sesuatu
tersebut.
b.
Ashar
4 rakaat
Mulai bayangan suatu benda sama panjang dengan bendanya sampai
terbenamya matahari.
c.
Magrib
3 rakaat
Mulai terbenamnya matahari sampai
hilangnya mega merah.
d.
Isyak
4 rakaat
Waktunya mulai dari hilangnya mega merah
sampai terbitnya fajar shodik.
e.
Shubuh
2 rakaat
Mulai terbitnya fajar shodik hingga
terbitnya matahari[14].
2. Niat Sholat Fardhu
- Niat sholat dhuhur,ashar,dan isyak
اصلى فرض (الضهر/العصر/العشاء)
اربع ركعات مستقبل القبلة اداء(مأموما/اماما) لله تعالى
“Aku menyengaja sholat fardhu (dhuhur/ashar/isyak)
empat raka’at menghadap kiblat (makmuman/imaman) karena allah”
- Niat sholat magrib
اصلى فرض المغرب ثلاث ركعات
مستقبل القبلة اداء(مأموما/اماما) لله تعالى
“Aku
menyengaja sholat fardhu magrib tiga raka’at menghadap kiblat (makmuman/imaman)
karena allah”
- Niat sholat subuh
اصلى فرض الصبح ركعتين مستقبل
القبلة اداء(مأموما/اماما) لله تعالى
“Aku menyengaja sholat fardhu subuh dua raka’at
menghadap kiblat (makmuman/imaman) karena allah”[15].
3. Hal-hal Yang membatalkan Sholat
Sholat itu batal (Tidak
sah) apabila salah satu syarat rukunya tidak di laksanakan atau di tinggalkan
dengan sengaja. Dan sholat itu batal dengan hal-hal yang seperti tersebut di
bawah ini:
1.
Berhadas.
2.
Terkena
najis.
3.
Berkata-
kata dengan sengaja walaupun dengan satu huruf yang memberikan pengertian.
4.
Terbuka
auratnya.
5.
Mengubah
niat, misalnya ingin memutuskan sholat.
6.
Makan
atau minum meskipun sedikit.
7.
Bergerak
berturut-turut tiga kali.
8.
Membelakangi
kiblat.
9.
Menambah
tukun yang berupa perbuatan, seperti rukuk dan sujud.
10.
Tertawa
terbhak-bahak.
11.
Mendahului
imamnya dua rukun.
12.
Murtad
(keluar dari islam)[16].
C. Sholat Berjama’ah
Sholat
berjama’ah adalah sholat yang di kerjakan secara bersama-sama, di katakan
sholat berjama’ah apabila lebih dari satu orang, yang satu berdiri di depan sebagai imam dan yang lain
berjajar di belakang di belakangnya
sebagai makmum[17]. Sholat berjama’ah
hukumnya sunat mu’akad, yakni sangat di tekankanuntuk mengerjakanya, sholat
berjama,ah di tetapkan di madinah. Jama’ah yang paling sedikit terdiri dara
imam dam seorang makmum[18].
1. Sholat yang di Sunnahkan Berjama’ah
a. Sholat
fardhu lima waktu
b. Sholat
jenazah
c. Sholat
istisqa (mohon hujan)
d. Sholat
tarawih
e. Sholat
Hari Raya
f.
Sholat gerhana (matahari dan bulan)[19]
2. Syarat Sholat Berjama’ah
a. Berniat
mengikuti imam.
b. Makmum
harus berada di belakang imam.
c. Tidak
ada dinding penghalang antara imam dan makmum.
d. Sholatnya
makmum harus sama dengan sholatnya imam.
e. Mengetahui
apa yang di kerjakan imam.
f. Jarak
antara imam dan makmum di baris yang terakhir tidak lebih dari 300 hasta.
g. Tidak
boleh mendahului imam[20].
3. Yang dapat dijadikan Imam
1. Baligh
2. Laki-laki
bermakmum kepada laki-laki.
3. Wanita
bermakmum kepada laki-laki.
4. Wanita
bermakmum kepada wanita.
5. Wanita
bermakmum kepada banci.
6. Banci
bermakmum kepada laki-laki[21].
4. Yang Tidak Boleh Dijadikan Imam
1. Orang
yang fasih membaca Al Quran bermakmum kepada orang yang tidak fasih membaca Al
Quran.
2. Banci
bermakmum kepada banci.
3. Laki-laki
bermakmum kepada banci.
4. Banci
bermakmum kepada wanita.
5. Laki-laki
bermakmum kepada wanita[22].
5. Syarat Untuk Menjadi Makmum Sholat Berjama'ah
Seseorang yang
ingin menjadi makmum hendaklah memenuhi persyaratan berikut agar sholat
jama’ahnya menjadi sah, antara lain yaitu:
1. Niat untuk mengikuti imam dan mengikuti gerakan
imam.
2. Berada satu tempat dengan imam.
3. Laki-laki dewasa tidak syah jika menjadi makmum
imam perempuan.
4. Jika imam batal, maka seorang makmum maju ke depan
menggantikan imam.
5. Jika imam lupa jumlah roka'at atau salah gerakan
sholat, makmum mengingatkan dengan membaca Subhanallah dengan suara yang dapat
didengar imam. Untuk ma'mum perempuan dengan cara bertepuk tangan.
6. Makmum dapat melihat atau mendengar imam.
7. Makmum berada di belakang imam.
8. Mengerjakan ibadah sholat yang sama dengan imam.
9. Jika datang terlambat, maka makmum akan menjadi
masbuk yang boleh mengikuti imam sama sepertimakmum lainnya, namun setelah imam
salam orang yang masbuk menambah jumlah rakaat yang tertinggal. Jika berhasil
mulai dengan mendapatkan ruku' bersama imam walaupun sebentar maka masbuk
mendapatkan satu raka'at. Jika masbuk adalah makmum pertama, maka masbuk
menepuk pundak imam untuk mengajak sholat berjama'ah[23].
6. Makmum Masbuq
Makmum masbuq
adalah seorang makmum yang ketinggalan dalam sholat berjama’ah karena imam
sudah melakukan sholat.Adapun cara mengerjar ketertinggalan yaitu:
a. Apabila
makmum ketinggalan, sedangkan ia masih dapat mengejar ketika imam membaca surat
Al Fatihah maka hendaklah makmum tersebut menyempurnakan fatihahnya, hingga ia
mendapat satu rokaat.
b. Apabila
makmum ketinggalan pada waktu imam selesai ruku’ pada rakaat pertama , maka
telah ketinggalan satu rakaat. Oleh karena itu ia harus menggantinya pada waktu
imam selesai salam.
c. Apabila
makmum ketinggalan pada waktu imam sedang ruku’ maka dia tidak di anggap
ketinggalan satu rakaat.
d. Apabila
makmum ketinggalan sedangkan imam telah lewat dari ruku’ misalnya sedang dalam
keadaan sujud, tahiyat awal dan sebagainya, maka maka harus menyempurnakan
sesuai dengan jumlah rakaat yang di tinggalnya[24].
D. Sholat Bagi Orang Sakit
Orang yang
sedang sakit wajib pula mengerjakan sholat, selama akal dan ingatanya masih
sadar.
- Kalau tidak dapat berdiri, boleh mengerjakan sambil duduk,
- Cara mengerjakan ruku’nya ialah dengan membungkuk sedikit.
- Cara mengerjakan sujudnya seperti mengerjakan sujud biasa.
- Kalau tidak dapat duduk ,boleh mengerjakanya dengan cara dua belah kakinya di arahkan ke arah kiblat, kepalanya di tinggikan dengan alas bantal dan mukanya di arahkan ke kiblat.
- Cara mengerjakan ruku’nya cukup menggerakkan kepala ke depan
- Ssujudnya menggerakan kepala lebih ke muka dan lebih di tundukkan.
- Jika duduk seperti biasa dan berbaring juga tidak dapat, maka boleh berbaring dengan seluruh anggota badan di hadapkan kiblat. Ruku’ dan sujudnya cukup menggerakkan kepala, menurut kemampuanya.
- Jika tidak dapat mengerjakan dengan cara berbaring seperti tersebut di atas, maka cukup dengan isyarat, baik dengan kepala maupun dengan mata. Dan jka semuanya tidak bisa, maka boleh di kerjakan dalam hati, selama akal dan jiwanya masih normal[25].
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
adzan berasal dari bahasa arab “adhanun” yang berarti pemberitahuan.
Sedangkan pengertian adzan menurut istilah adalah seruan pemberitahuan tentang
datangnya waktu shalat fardhu, dengaan mempergunakan lafadh yang telah di
tentukan oleh syara’.Sedangkan Iqamah menurut bahasa arab ”iqomatan” yang mempunyai arti menunaikan, mendirikan dan
menegakkan. Sedangang pengertian iqomah menurut istilah adalah suatu tanda
bahwa shalat akan di mulai, dengan mempergunakan lafadh yang telah di tentukan
oleh syara’
2.
Sholat fardhu adalah sholat yang wajib dan harus
di kerjakan oleh setiap orang mu’min pada waktu yang telah di tentukan.Adapun sholat yang di fardhukan (di
wajibkan) itu ada lima yaitu: Isyak, subuh, dhuhur, asar, dan magrib.Mula-mula
turunya perintah wajib shalat itu ialah pada malam isra’, setahun sebelum tahun
hijriah.
3.
Sholat berjama’ah adalah sholat yang di kerjakan
secara bersama-sama, di katakan sholat berjama’ah apabila lebih dari satu
orang, yang satu berdiri di depan
sebagai imam dan yang lain berjajar di belakang
di belakangnya sebagai makmum
Orang yang sedang sakit wajib pula mengerjakan sholat, selama akal dan
ingatanya masih sadar.
[1] Mz, Labib. 2005. Risalah
Shalat Lengkap. Surabaya:
Gali Ilmu, hlm.46
[2] Ibid, hlm.49
[3] Rifa’I, Moh. 2005. Risalah
Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang:
Toha Putra, hlm.27
[4] Mz, Labib. 2005. Risalah
Shalat Lengkap. Surabaya:
Gali Ilmu, hlm.47
[5] Ahnan, Maftuh. 2002. Risalah
Shalat Lengkap. Surabaya:
Bintang Usaha Jaya,hlm.46
[6] Ibid, hlm.48
[7] Labib Mz. 1992. Risalah Sholat Lengkap. Surabaya: Tiga Dua. hlm 37
[8] Ahnan, Maftuh. 2002. Risalah
Shalat Lengkap. Surabaya:
Bintang Usaha Jaya,hlm.48
[9] Ibid.
[10] Ibid, hlm.50
[11] Rifa’I, Moh. 2005. Risalah
Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang:Toha
Putra,hlm.31
[12] Sunarto, Achmad. 1991. Terjemah
Fat-Hul Qarib. Surabaya:
Al- Hidayah,hlm.112
[13] Rasjid, Sulaiman. 2007. Fiqh
Islam. Bandung:
Sinar Baru Algensindo, hlm.53
[14] Labib Mz. 1992. Risalah Sholat Lengkap. Surabaya: Tiga Dua. hlm 33
[15] Ibid,hlm.74
[16] Rifa’I, Moh. 2005. Risalah
Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang:Toha
Putra,hlm.34
[17] Ahnan, Maftuh. 2002. Risalah
Shalat Lengkap. Surabaya:
Bintang Usaha Jaya,hlm.96
[18] Asy-Syekh Zainuddin bin
Abdul Aziz Al- Maliban. Terjemah Fat-Hul
Mu,in. Surabaya:
Al Hidayah,hlm.377
[19] Mz, Labib. 2005. Risalah
Shalat Lengkap. Surabaya:
Gali Ilmu, hlm.137
[20] Ibid.
[21] Ibid,hlm.138
[22] Ahnan, Maftuh. 2002. Risalah
Shalat Lengkap. Surabaya:
Bintang Usaha Jaya,hlm.98
[23] Dalam: http://organisasi.org/cara-syarat-menjadi-imam-makmum-sholat-berjamaah-posisi-ketentuan-shalat-jamaah.
Di akses pada tanggal 6 Oktober 2011
[24] Mz, Labib. 2005. Risalah
Shalat Lengkap. Surabaya:
Gali Ilmu, hlm.139
[25] Rifa’I, Moh. 2005. Risalah
Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang:
Toha Putra, hlm.72
No comments:
Post a Comment