Menu Blog

Friday, June 15, 2012

Analisis Butir Tes Hasil Belajar

A. Pendahuluan
Setelah tes hasil belajar (THB) di tulis sesuai dengan kaidah penulisan butir THB yang baik dan kisi-kisi yang di rencanakan, maka THB tersebut  secara teoritik sudah baik. THB yang baik harus teruji dalam dua tahap pengujian, yaitu secara teoritik dan empiric. Untuk menguji apakah THB baik secara empirik maka harus di lakukan uji coba untuk membakukan THB sebagai THB yang baik. Analisis di lakukan atas data hasil uji coba baik dalam butir maupun perangkatnya.

THB merupakan instrumen atau alat ukur yang di gunakan untuk mengumpulka data hasil delajar dengan cara mengukur atau mengujikan nya. Sebagai sebuah alat ukur maka THB harus memenuhi parsyaratan yang di tuntut untuk di miliki oleh sebuah alat ukur yang baik sebagaimana alat ukur yang di gunakan untuk mengumpul kan data dalam ilmu alam .Alat ukur pengumpulan data harus memenhi dua sarat yaitu validitas dan reliabilitas.
 
Dalam pengujian validits dan reliabilitas,THB di uji kualitas nya sebagai sebuah perangkat secara keseluruhan .pengujian kualitas perangkat dilakukan setelah dilakukan pengujian atas kualitas butir-butirnya.Setelah dilakukan pemilihan butir-butir THB yang baik dan membuang butir-butir yang jelek, butir-butir yang baik di tata sebagai sebuah perangkat .Perangkat inilah yang kemudian di uji dalam validitas dan reliabilitas .Oleh karena itu ,sebelum pengujian kualitas perangkat di lakukan ,terlebih dulu di periksa mutu butir-butir nya dengan melakukam analisis butir.

B. Analisis butir tes hasil belajar
Analisis butir dapat di lakukan dengan salah satu dari dua cara tergantung teori tes yang di gunakan .Teori tes itu dapat berupa teori tes klasik atau modern .Dewasa ini karenaketerbatasan yang di miliki oleh teori tes klasik maka di kembang kan teori tes modern .Namun begitu ,teori tes klasik masih lebih sering di gunakan karena penggunaannya yang lebih mudah ,di saamping teori tes modern masih dalam proses pengembangan .Oleh karena itu ,pada bagian ini akan di bahas analisis butir tes menggunakanteori tes klasik.

Pada analisis butir ,butir akan di lihat karakteristik nya dan di pilih butir-butir yang baik .Butir yang baik adalah butir-butir yang karakteristik nya memenuhi syarat sebagaimana kriteria karakterustik butir yang baik.Analisis butir di lakukan atas sejumlah banyak butir THB. Analisis butir akan menggugurkan sebagian butir yang dianalisis karena karakteristiknya tidak memenuhi sarat sebagai butir yang baik sehingga tidak mempunyai kemampuan mengukur hasil belajar dengan baik. Bila jumlah butir y ang direncanakan dan ditulis tidak banyak maka pada suatu pokok bahasan yang butirnya habis karena gugur menjadi tidak diukur hasil belajarnya. Bila THB tidak mengukur sebagian pokok bahasan dalam suatu materi pelajaran maka hasilnya tidak dapat dikatakan mengukur materi pelajaran yang diukur materi belajarnya.

C. Teori tes klasik
Teori tes adalah teori mengenai analisis butir tes di mana analisis dilakukan dengan memperhitungkan kedudukan butir dalam suatu kelas atau kelompok. Karakteristik atau kualitas butir sangat tergantung pada kelompok di mana analisis analisis butir dilakukan sehingga kualitas butir terikat pada sampel responden atau siswa yang memberikan respons (sample bounded). Karakteristik butir berhubungan dengan tingkat kesukaran, daya beda dan efektivitas pengecoh.

Teori tes klasik mempunyai beberapa kelemahan .1) Karakteristik butir sangat tergantung pada sampel siswa yang mengerjakannya. Butir THB akan berubah karakteristik nya apabila kepada sampel butir THB yang di kerjakan nya .Kemampuan siswa dapat diinterprestasikan berbeda dalam sampel butir yang berbeda .seorang siswa yang pandai (mendapatkan sekor tinggi )dalam suatu THB dengan sejumlah sampel butir,mungkin akan menjadi tidak pandai(mendapat skor rendah )padaTHB dengan sejumlah sampel butir lainnya (Naga,1992).

Untuk mengatasi keterbatasan tes klasik maka dua hal yang harus di pertimbangkan: 1) Kelompok uji coba hendak nya nempunyai karakteristik yang semirip mungkim dengan kara kteristik siswa yang hendak di ukur hasil belajar nya mennggunakan THB tersebut. 2) Agar hasil analisis uji coba cermat dan setabilmaka siswa uji coba yang di gunakan harus berjumlah banyak sengga distribusi sekor lebih berfariasi.Banyak siswa uji coba menurut Gable (1986) adalah sekitar 6 sampai10 kali lipat banyaknya butir yang akan dianalisis.

D. Karakteristik butir dalam teori tes klasik
Dalam teori tes klasik,ada sejumlah karakteristik butir yang di uji yaitu tingkat kesukaran,daya beda dan efektifitas pengecoh.Setiap butir akan diperiksa mutunya dalam tiga karakteristik tersebut.Butir yang baik adalah butir yang mempunyai tingkat kesukaran sedang,daya beda yang tinggi dan pengecoh yang berfungsi efektif.Karakteristik butir itu diuji dengan cara tertentu berdasarkan data hasil uji coba butir secara empiris pada siswa uji coba.

1. Tinkat kesukaran
Tinkat kesukaran (difficulity index)atau kita singkat TK dapat didefinisikan sebagai proporsi siswa peserta tes yang menjawab benar (crorcker dan Algina,1986:311).definisi itu dapat dinyatakan dengan sebuah rumus dimana TK adalah jumlah peserta yang menjawab benar dibagi dgn jumlah peserta.

TK =
Σ B
Σ P

Keterangan:
TK=tingkat kesukaran
SB=jumlah siswa yang menjawab benar
SP=jumlah siswa peserta tes

Misalnya: dari 10siswa yang mengikuti uji coba THB,pada butir1 terdapat 7orang dapat menjawab benar dan pada butir2 terdapat 2 orang dapat menjawab benar.berapakah tingkat kesukaran kedua butir soal tersebut?

  7
TK (1) = --- = 0,70.
  10

 2
TK (2) = --- = 0,20.
 10

Nilai TK butir merentang antara 0 sampai1 TK sebuah butir sama dengan nol terjadi bila semua peserta tidak ada yang menjawab benar,sebaliknya Tk sebuah butir akan sama dengan 1(satu) apabila semua peserta menjawab benar pada butir tersebut.Semakin tinggi indeks TK maka butir soal semakin mudah.Dalam THB,TK butir-butir soal diusahakan sedang.Kalau butir soal terlalu mudah atau terlalu sukar bagi dua atau lebih peserta maka sekor tidak lagi dapat membedakan kemampuan para peserta sekiranya di antara mereka terdapat perbedaan kemampuan.butir yang sangat sukar sehingga tidak ada siswa yang dapat menjawab dengan benar menyebabkan butir tersebut kehilangan kemampuannya membedakan siwa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah.begitu pula dengan butir yang sangat mudah sehiingga semua peserta dapat menjawab benar.Oleh karenanya,butir sebaiknya mempunyai TK yang sedang.

TK butir yang sedang berada dalam suatu rentang nilai TK.Kriteria untuk menentukan rentang untuk TK sedang sangat tergantung jumlah kategori yang diinginkan.Misalnya kategori TK meliputi sukar,sedang dan mudah maka kriteria sedang adalah antara 0,33 sampai 0,66 Berikut pembagian kategori TK ke dalam tiga kelompok:

Rentang TK
Kategori
0,00 – 0,32
Sukar
0,33 – 0,66
Sedang
0,67 – 1,00
Mudah

Namun, bila TK di klasifikasikan ke dalam lima kelompok :sangat sukar ,sukar ,sedang ,mudah dan sangat mudah ,maka butir soal di katakana mempunyai TK sedang bila indeks TK berada antara 0,40-0,59.secara keseluruhan pembagian rentang TK diatur sebagai berikut :

Rentang TK
Kategori
0,00 – 0,19
Sangat sukar
0,20 – 0,39
Sukar
0,40 – 0,59
Sedang
0,60 – 0,79
Mudah
0,80 – 1,00
Sangat mudah

Dalam beberapa situasi ,TK butir soal tidak di usahakan sedang .Pada keadaan di mana diingin kan sebanyak mungkin peserta tes dapat di nyatakan lulus maka butir di usahakan sangat mudah ,missal nya penerimaan siswa di mana diperkirakan jumlah daya tampung lebih banyak daripada pelamar yang mendaftar .Sebalik nya,pada keadaan diinginkan peserta tes sekecil mungkin dapat dinyatakan lulus ,maka butir soal di usahakan sesukar mungkin.

2. Daya beda
Daya beda (discriminating power) atau kita singkat DB adalah kemampuan butir soal THB membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah .DB berhubungan dengan derajat kemampuan butir membedakan dengan baik perilaku pengambil tes dalam tes yang di kembangkan (anstasi dan urbina ,1997:179).DB harus di usahakan positif dan setinggi mungkin .Butir soal yang mempunyai DB positif dan tinggi berarti buti tersebut dapat membedakan dengan baik siswa kelompok atas dan bawah .Siswa kelompok atas adalah kelompok siswa yang tergolong pandai atau mencapai skor total hasil belajar yang timggi dan siswa kelompok bawah adalah kelompok ssiswa yang bodoh atau memperoleh sekor total hasil belajar yang rendah .DB itu dapat di tentukan basarannya dengan rumus sebagai
berikut:

DB = PT – PR

Atau

DB =
Σ T B   Σ R B
Σ T       Σ R

Keterangan:
PT = proporsi siswa yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai kemampuan  tinggi .
PR = proporsi siswa yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai kemampuan rendah.
STB = jumlah peserta yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.
ST = jumlah kelompok siswa yang mempunyai kemampuan tinggi .
SRB = Jumlah peserta yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai kemampuan rendah .
SR = jumlah siswa yang mempunyai kemampuan rendah .

Sebagai sebuah penjelasan di berikan contoh sebagai berikut : Sebanyak 10 orang mengikuti uji coba  THB berbentuk objektif dengan hasil sebagai berikut:

Siswa
Butir soal
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
B
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
3
C
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
8
D
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
9
E
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
4
F
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
9
G
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
5
H
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
3
I
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
2
J
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10

Perhitungan DB dapat di lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.  Menentukan suswa kelompok atas dan bawah .Kelompok atas adalah setengah kelompok siswa (5 orang)yang mamperoleh sekor terendah .penentuan kelompok atas dan kelompok bwah dapat di sajikan dalam tabel berikut:

Kelompok atas
Kelompok bawah
Siswa
Skor
Siswa
Skor
A
10
B
3
C
8
E
4
D
9
G
5
F
9
H
3
J
10
I
2

2.  Menghitung perolehan sekor butir pada kelompok atas dan kelompok bawah.

Kelompok atas
Siswa
Butir soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
C
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
D
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
F
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
J
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Jumlah
5
2
5
4
5
5
5
5
5
4

Kelompok bawah
Siswa
Butir soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
B
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
E
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
G
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
H
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
I
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Jumlah
1
4
1
2
2
2
1
1
2
2

3.  Menghitung DB
DB dihitung sebagai mana rumusnya sebagai barikut:
a.  Butir 1
DB (1) =
5
-
1
=
4
= 0,80
5
5
­5­

b.  Butir 2
DB (2) =
2
-
4
=
2
= - 0,40
5
5
­5­

Sebuah butir THB yang baik adalah butir soal yang mempunyai DB positif dan signifikan.DB akan positif apabia jumlah siswa kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar lebih banyak dari pada jumlah siswa kelompok bawah.DB yang signifikan dimaksudkan sebagai mempunyai indexs minimal+0,30 yang artinya pada butir yang baik jumlah siswa kelompok atas yang dapat menjawab benar minimal30%lebih banyak dari pada jumlah siswa kelompok bawah yang dapat menjawab benar.

Nilai DB akan merentang antara -1,00 hingga +1,00. Dengan mengambil contoh soal diatas,beberapa kondisi ekstrim dapat di jelaskan sebagai berikut:
a. Bila semua siswa kelompok atas dapat menjawab benar dan semua siswa kelompok bawah  menjawab salah,makaDB akan +1,00.

DB =
5
-
0
= + 1,00
5
5

b. Bila semua siswa kelompok atas dapat menjawab salah dan semua siswa kelompok bawah menjawab benar,maka DB -1,00.

DB =
0
-
5
= - 1,00
5
5

c. Bila baik siswa kelompok atas maaupun kelompok bawah dpat menjawab dengan benar maka DB akan 0,00.

DB =
5
-
5
= 0,00
5
5

d. Bila baik siswa kelompok atas maupun kelompok bawah menjawab salah maka DB akan 0,00.

DB =
0
-
0
= 0,00
5
5


Berdasar nilai rentang DB diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a.  Bila semua siswa baik kelompok atas maupun kelompok bawah sama-sama menjawab benar atau sama-sama menjawab salah maka butir soal tidak mempunyai kemampuan membedakan yang ditunjukkan oleh DB=0,00.
b.  Bila siwa kelompok atas yang dapat menjawab benar lebih banyak dari pada kelompok bawah yang menjawab benar maka DB akan positif.
c.  Bila siwa kelompok atas yang dapat menjawab benar lebih sedikit dari pada kelompok bawah yang menjawab benar maka DB akan negative.
d.  Butir soal mempunyai DB tinggi apabila siswa kelompok atas yang dapat menjawab benar lebih banyak dibandingkan siswa kelompok bwah yang dapat menjawab benar dengan perbandingan tertentu hingga DB minimal +0,30.

Dalam menghitung DB terdapat beberapa kejadian khusus yang harus diperhatikan:
a.  Bila data di tengah sama maka data yang sama di keluarkan dari analisis. Misalnya: data skor hasil belajar enam orang siswa di urutkan dari tinggi ke rendah adalah sebagi berikut: 10, 9, 7, 7, 4 dan 2. Data skor yang sama adalah 7 dan di keluarkan dari analisis, sehingga perhitungan DB melibatkan siswa yang memperoleh skor 10 dan 9 sebagai kelompok atas dan siswa yang memperoleh skor 4 dan 2 sebagi kelompok bawah.
b. Dalam hal jumlah siswa uji coba sangat banyak maka penentuan kelompok atas dan bawah adalah dengan mengambil 27% siswaa yang memperoleh skor tertinggi sebagai kelompok atas dan 27% siswa yang memperoleh skor terendah sebagai kelompok bawah. Sebanyak 46% siswa di tengah distribusi di keluarkan dan tidak di analisis. Perhitungan daya beda butir di dasarkan pada “aturan 27%”. Menurut Kelly, pada kondisi normal, titik optimum di mana dua kondisi seimbang di capai pada 27% kelompok atas dan bawah (Anastasi dan Urbina, 1997: 182).

Perhitungan DB butir juga dapat dilakukan dengan mengkorelasikan skor butir dengan skor total. Korelasi butir dengan total menunjukkan kesejajaran nilai antara butir dengan total. Bila skor butir bervariasi sejalan dengan variasi skor total maka butir tersebut mampu membedakan dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah. Butir di katakan mempunyai DB yang tinggi apabila korelasi butir itu dengan total minimal +0,30. Adapun korelasi antara butir dengan total dapat di lakukan menggunakan rumus product moment, biserial, poin biserial. Phi atau tetrakorik (Crocker dan Algina, 1986: 317 - 319).

1. Efektifitas pengecoh
Analisis butir juga dilakukan dengan memerhatikan pengecoh. Pengecoh (distractor) yang juga dikenal dengan istilah penyesatatau penggoda adalah pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban.pengecoh bukan sekedar pelengkap pilihan.Pengecoh diadakan untuk menyesatkan siswa agar idak mememilih kunci jawaban pengecoh menggoda siswa yang kurang begitu memahami materi pelajaran untuk memilihnya.Agar dapat melakukan fungsinya untuk mengecoh maka pengecoh harus dibuat semirip mungkin dengan kunci jawaban.

Pengecoh dikatakan berfungsi efektif apabila paling tidak ada siwa yang terkecoh memilih.Pengecoh yang sama sekali tidak dipilih tidak  dapat melakukan fungsinya sebagai pengecoh karena terlalu mencolok dan dimengerti oleh semua siswa sebagai penggecoh soal.Pengecoh yang berdasarkan hasil uji coba tidak efektif direkomendasikan untuk diganti dengan pengecoh yang lebih menarik.

E. Contoh pengujian karasteristik butir
Sehubungan dengan analisis butir secara klasik dapatdiberikan contoh sebagai berikut: THB uji coba adlah 10 butir soal tes obyektif pilihan ganda dengan empat pilihan.jawaban 10 orang siswa uji coba dilaporkan hasilnyya sebagai berikut:

Siswa
Butir soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
B
D
C
D
B
B
C
A
C
D
B
B
C
C
A
B
A
C
A
B
C
C
C
D
A
D
A
D
D
B
C
B
D
D
B
A
A
C
B
A
A
C
A
E
A
C
B
B
A
C
D
C
D
B
F
A
D
B
A
D
B
D
B
C
B
G
C
D
D
C
A
D
A
A
C
A
H
B
D
B
A
B
C
D
A
C
D
I
D
D
D
B
C
D
A
C
D
B
J
B
D
A
B
C
D
D
A
C
B
Kunci
B
D
C
A
A
B
D
A
C
B

Dari sebaran jawaban tersebut,penghitungan skor uji coba dan analisis butir dapat diringkaskan dalam tabel sebagai berikut:

Siswa
Butir soal
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
6
B
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
4
C
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
5
D
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
4
E
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
3
F
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
6
G
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
4
H
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
6
I
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
2
J
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
6
ΣB
4
7
2
4
3
3
5
6
7
5

TK
0,40
0,70
0,20
0,40
0,30
0,30
0,50
0,60
0,70
0,50

DB
0,40
0,60
0
0
-0,20
0,20
0,60
0
0,60
0,20

EP
E
TE
E
E
E
E
E
E
E
E


Ketrerangan:
SB = Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir ke-I
TK = Tingkat kesukaran
DB = Daya beda
EP = Efektivitas pengecoh
E = Efektif
TE = Tidak efektif

Bila ditetapkan kriteria untuk memberikanpenelitian butir adalah sebagai berikut:
1.  TK butir harus sedang yaitu antara 0,33 sampai 0,66
2.  DB harus tinggi  yaitu minimal +0,30
3.  Pengecohh paling tidak seorang siswa ada yang memilih.

Berdasarkan ringkasan analisis butir pada tabel di atas  dan kriteria penilaian butir yang baik maka dapat ditarik kesimpulan:
1.Butir 3, 5 dan 6 terlalu sukar
2.Butir 3, 4, 5, 6, 8, dan 10 tidak mampu membedakan kemampuan siswa kelompok atas dan bawah.
3.Pada butir 2 pengecoh A tidak efektif.


Perhitungan analisis butir itu selengkap nya dilakukan sebagai berikut:
1.  Tingkat kesukaran
Misalnya TK butir 1 di hitung sebagai berikut:

TK (1) =
4
= 0,40
10

2.  Daya beda
Perhitungan DB dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
a.Menentukan siswa kelompok atas dan bawah.

Kelompok atas
Kelompok bawah
Siswa
Skor
Siswa
Skor
A
6
B
4
C
5
D
4
F
6
E
3
H
6
G
4
J
6
I
2

b.Menghituung perolehan skor tiap-tiap butir pada siswa kelompok atas dan bawah.

Kelompok atas
Siswa
Butir soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
C
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
F
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
H
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
J
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
Jumlah
3
5
1
2
1
2
4
3
5
3

Kelompok bawah
Siswa
Butir soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
B
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
D
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
E
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
G
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
I
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
Jumlah
1
2
1
2
2
1
1
3
2
2

c.Menghitung DB butir.
Misalnya DB untuuk butir 1 dapat dihitung sebagai berikut:

DB (1) =
3
-
1
=
2
= 0,40
5
5
­5­

3.  Efektivitas pengecoh
Efektivitas pengecoh dapat dianalisis sebagaimana ditabulasikan dan sebagai contoh dianalisis tiga butir soal sebagai berikut:

Butir
Kunci
Pemilih
Pengecoh
Pemilih
Efektifitas pengecoh
1
B
4
A
C
D
2
2
2
Efektif
Efektif
Efektif
2
D
7
A
B
C
0
1
2
Tidak efektif
Efektif
Efektif
3
C
2
A
B
D
3
3
2
Efektif
Efektif
Efektif
Dan seterusnya

A. Kesimpulan
Sebagai sebuah alat ukur,THB harus memenuhi alat ukur yang baik yaitu viliditas  dan realibilitas.sebelum pengujiian syarat alat ukur yang baik dilakukan ,maka terlebih dulu butir-butir THB haruus diuji coba menggunakan analisis butir .Analisis butir dapat dilakukan menggunakan teori tes klasik atau modern.Oleh karena pertimbangan kepraktisan,tes klasik leebih banyak digunnakn dengan beberapa kekurangannya.

Dalam analisis butir menggunakan teori tes klasik,karakteristik butir yang diuji  adalah tingkat kesukaran,daya beda dan efektivitas pengecoh.Dalam pengujian itu keputusan butir yang baik didasarkan oleh beberapa kriteria yaitu tingkat kesukaran harus sedang,daya beda harus positif dan tinggi,dan pengecoh harus di pilih paling tidak satu orang peserta tes.

Sumber: Dr. Purwanto, M.Pd. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009

No comments:

Post a Comment