Tes
hasil belajar (THB) adalah alat ukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran
guna pengumpulan data hasil belajar. Sebagai sebuah alat ukur maka THB harus
memenuhi syarat sebagai alat ukur yang baik. Alat ukur yang baik harus memenuhi
dua syarat yaitu validitas dan reliabilitas. Oleh karena itu, sebelum digunakan
untuk mengumpulkan data THB harus terlebih dulu di uji validitas dan
reliabilitasnya.
B. Validitas
Validitas
berhubungan dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang
diinginkan diukur. Menurut Anastasi dan Urbina (1997 : 113), validitas
berhubungan dengan apakah tes mengukur apa yang mesti diukurnya dan seberapa baik dia melakukannya.
Validitas merupakan derajat sejauh mana tes mengukur apa yang ingin diukur
(Borg dan Gall, 1983: 275; Poppham, 1981 :98).
Pengujian
validitas dapat dilakukan menggunakan beberapa metode. Menurut Nunally (1978:
88), pengukuran psikologis mempunyai tiga fungsi utama yaitu membuat hubungan
statistik dengan variabel tertentu, mengambarkan wilayah isi tertentu dan
mengukur atribut psikologis.
C. Konsep Korelasi
Korelasi
berasal dari kata KO yang berarti saling dan relasi yang berarti hubungan, sehingga korelasi
berarti saling hubungan. Dua hal atau lebih dikatakan mempunyai saling
hubungan, apabila di antara mereka
terdapat kesejajaran nilai.
Gejala-gejala
dalam korelasi terdiri dari variabel bebas
dan terikat. Variabel bebas (independen) adalah variabel yang
menimbulkan terjadinya variabel terikat yang biasa diberikan notasi X. Variabel
terikat (dependen) adalah variabel yang
disebabkn oleh variabel bebas yang biasa diberikan notasi Y. Tingkat hubungan
biasa diberikan notasi r (relation) dan hubungan variabel X dan Y dinotasikan
dengan rxy. Dalam memberikan penafsiran koefisien reliabilitas, rxy
akan dibandingkan dengan rtabel. Nilai rtabel akan menjadi penentu apakah hubungan X dan Y
(rxy) signifikan atau terjadi secara kebetulan.
Besar
rtabel sangat tergantung kepada jumlah peserta (N) dan taraf
kesalahannya (a). Pada N yang lebih besar maka kemungkinan kasalahan kesimpulan
yang dibuat mengenai hubungan X dan Y lebih kecil sehingga semakin kecil rtabel
yang diperlukan. Sebaliknya bila N lebih kecil maka diperlukan rtabel
yang lebih besar untuk mengantisipasi peluang kesalahan dalam mengambil
kesimpulan mengenai hubungan X dan Y.
Korelasi
dapat terjadi pada berbagi keadan. (1) bila bertambahnya nilai suatu gejala (X)
diikuti pula dengan bertambahnya nilai gejala lain (Y) maka kedua gejala
cenderung mempunyai korelasi positif. Pada keadaan sempurna dimana etiap
bertambahnya X diikuti bertambahnya Y maka korelasi X dan Y adalah sebesar
+1,00. (2) bila bertambahnya nilai suatu gejala (X) diikuti makin berkurangnya
nilai gejala lain (Y) maka kedua gejala cenderung mempunyai korelasi negatif.
Pada keadaan sempurna dimana setiap bertambahnya X diikuti dengan berkurangnya
Y dan berkurangnya X diikuti bertambahnya Y maka korelasi X dan Y adalah
sebesar -1,00 (3) Bila hubungan X dan Y tidak mempunyai pola, yaitu
bertambahnya nilai suatu gejala (X) kadang diikuti dengan bertambahnya dan
kadang diikuti dengan berkurangnya nilai gejala lain (Y) maka kedua gejala
tidak mempunyai hubungan yang bermakna (signifikan). Hubungan kedua gejala
terjadi secara kebetulan. Pada keadaan sempurna, korelasi X dan Y dalam keadaan
demikian adalah sebesar 0,00.
Pengujian
signifikansi korelasi hitung (rxy) dengan r pada tabel (rtabel).
Pada korelasi positif, bila rxy> rtabel maka dapat
disimpulkan bahwa X dan Y mempunyai korelasi positif secara signifikan. Pada
korelasi negatif, bila !rxy! dimaksudkan bahwa koefisien negatifnya
dihilangkan dan diperlakukan sebagai positif. Sebaliknya, pada keadaan dimana rxy
atau!rxy! <rtabel maka dapat disimpulkan bahwa X dan Y
tidak mempunyai hubungan yang signifikan. Hubungan X dan Y terjadi secara
kebetulan.
Berikut
adalah contoh kasus dan cara perhitungan indeks korelasi:
Nilai dua gejala X dan Y adalah sebagai berikut:
No
|
Siswa
|
X
|
Y
|
1
|
A
|
40
|
50
|
2
|
B
|
85
|
90
|
3
|
C
|
50
|
60
|
4
|
D
|
70
|
80
|
5
|
E
|
60
|
65
|
Hubungan gejala-gejala itu dapat diuji
sebagai berikut:
1. Menghitung rxy
Untuk
dapat menghitung rxy diperlukan tabel persiapan perhitungan sebagai
berikut:
No
|
Siswa
|
X
|
Y
|
X2
|
Y2
|
XY
|
1
|
A
|
40
|
50
|
1600
|
2500
|
2000
|
2
|
B
|
85
|
90
|
7225
|
8100
|
7650
|
3
|
C
|
50
|
60
|
2500
|
3600
|
3000
|
4
|
D
|
70
|
80
|
4900
|
6400
|
5600
|
5
|
E
|
60
|
65
|
3600
|
4225
|
3900
|
Jumlah
|
305
|
345
|
19825
|
24825
|
22150
|
Dengan menggunakan rumus korelasi prodict moment dapat dihitung rxy adalah sebesar 0,991
2. Menentukan rtabel
Jumlah
peserta (N) sadalah 5 orang siswa peserta tes. Bila ditetapkan a = 5 % maka rtabel
atau r(5)(0,05) = 0,669
3. Menarik kesimpulan
Oleh
karena r hitung = 0,991 > r tabel =
0,669 maka dapat disimpulkan bahwa X dan Y berkorelasi positif secara
signifikan. Hal itu terlihat bahwa setiap kenaikan X selalu diikuti kenaikan Y
dan setiap penurunan nilsi X selalu diikuti dengan penurunan Y.
D. Validitas isi
Validitas
isi (conten validity) adalah pengujian validitas dilakukan atas isinya untuk
memastikan apakah butir THB mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur.
Vaiditas isi berhubungan dengan representativitas sampel butir dari semesta
populasi butir. Secara teoretik butir yang dapat untuk mengukur hasil belajar
jumlahnya tidak terhingga. Butir-butir THB yang akan digunakan untuk mengukur
merupakan sebagian saja dari populasi butir yang tidak terhingga. Pengujian
validitas butir dilakukan untuk menjamin bahwa meski pengumpulan data hanya
dilakukan menggunakan sebagian butir namun butir-butir yang dipilih mewakili sifat
populasi butirnya. Pengujian validitas isi dapat dilakukan menggunakan satu
dari tiga metode yang menelaah butir instrumen, meminta prtimbangan ahli dan
analisis korelasi butir-total.
Untukkeperluan
pengembangan butir-butir THB yang representatif maka pengembagan buti-butir THB
harus didasarkan pada perencanaan kisi-kisi. Pengujian validitas isi yang
dilakukan dengan menelaah butir (item review) dilakukan dengan mencermati
kesesuaian isi butir yang ditulis dengan perencanaan yang dituangkan dalam kisi-kisi.
Kriteria yang menjadi dasar pengujian validitas isi adalah kisi-kisi yang
direncanakan. Review dilakukan untuk menjaga agar materi butir THB yang
dikembangkan tidak menyimpang dari kisi-kisi. Butir-butir THB dinyatakan valid
(logically valid) apabila setelah mencermati isi butir-butir yang ditulis telah
menunjukkan kesesuaian dengan kisi-kisi.
Pengujian
validitas isi dapat dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli (expert
judgement). Orang yang memiliki kompetensi dalam suatu bidang dapat dimintakan pendapatnya
untuk menilai ketepatan isi butir THB.
Respon
selanjutnya diskor dengan cara tertentu. Misalnya: dua orang ahli diminta
menilai kesesuaian materi butir dengan kisi-kisinya pada 10 butir THB.
Penilaian dilakukan dengan menentukan pilihan pada pilihan yang tersedia yaitu
“ tidak sesuai”, “ragu”, “sesuai”. Skoring dilakukan dengan memberikan skor -1
pada respon “tidak sesuai”, 0 pada respon “ragu” dan +1 pada responm “sesuai”.
Hasil skoring respon dua orang ahli atas 10 butir instrumen diringkaskan
sebagai berikut:
Butir
|
Rater 1
|
Rater2
|
1
|
1
|
1
|
2
|
1
|
0
|
3
|
1
|
1
|
4
|
1
|
1
|
5
|
1
|
1
|
6
|
0
|
0
|
7
|
1
|
1
|
8
|
1
|
1
|
9
|
1
|
1
|
10
|
1
|
1
|
Perhitungan
dilakukan berdasarkan tabel persiapan sebagai berikut:
No
|
X
|
Y
|
X2
|
Y2
|
XY
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
2
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
3
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
4
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
6
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
7
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
8
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
9
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
10
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
∑
|
9
|
8
|
9
|
8
|
8
|
Hasil
korelasi skor kedua rater menunjukkan indeks korelasi hitung sebesar 0,667.
Hasil konfirmasi tabel pada N= 10 dan a =5% menunjukkan harga tabel sebesar
0,632. Oleh karena r hitung > r tabel maka kedua skor berkorelasi signifikan
dan kedua rater menilai bahwa kedua THB mengukur hal yang sama, sehingga dapat
dikatakan bahwa THB mwngukur keadaan yang ingin diukurnya (valid).
Pengujian
validitas isi dapat dilakukan dengan melihat korelasi butir dengan total.
Korelasi butir dengan total menunjukkan sumbangan butir terhadap totalnya.
Sebuah butir dinyatkan valid apabila dia berkorelasi tinggi dengan totalnya.
Butir yang berkorelasi tinggi dengan totalnya menunjukkan bahwa butir tersebut
merupakan isi dari instrumen karena mempunyai sumbangan besar membentuk skor
total THB. Kriteria untuk menilai apakah butir memberikan sumbangan signifikan
bagi total adalah apabila korelasi hitung butor dengan total (rit)
> r tabel. Misalnya: dalam sebuah uji coba THB mata pelajaran matematika ats
10 butir THB yang diikuti oleh 10 peserta memberikan hasil sebagai berikut:
Responden
|
Butir
|
Total
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
1
|
4
|
3
|
1
|
5
|
2
|
2
|
2
|
3
|
5
|
2
|
29
|
2
|
5
|
4
|
2
|
4
|
3
|
1
|
1
|
4
|
5
|
3
|
32
|
3
|
3
|
2
|
1
|
4
|
2
|
2
|
1
|
3
|
4
|
2
|
24
|
4
|
4
|
2
|
1
|
3
|
2
|
3
|
2
|
3
|
4
|
2
|
26
|
5
|
5
|
1
|
2
|
4
|
2
|
2
|
2
|
4
|
5
|
2
|
29
|
6
|
3
|
2
|
3
|
5
|
1
|
1
|
1
|
3
|
5
|
3
|
27
|
7
|
4
|
3
|
2
|
5
|
2
|
2
|
1
|
3
|
4
|
3
|
29
|
8
|
5
|
2
|
1
|
4
|
3
|
2
|
1
|
3
|
4
|
2
|
27
|
9
|
2
|
1
|
1
|
3
|
2
|
1
|
2
|
3
|
5
|
1
|
21
|
10
|
3
|
2
|
2
|
4
|
2
|
1
|
1
|
4
|
5
|
3
|
27
|
rit
|
0,7869
|
0,7091
|
0,4398
|
0,5408
|
0,316
|
0,0163
|
-0,241
|
0,5078
|
0,1701
|
0,6889
|
|
kriteria
|
0,632
|
0,632
|
0,632
|
0,632
|
0,632
|
0,632
|
0,632
|
0,632
|
0,632
|
0,632
|
|
keputs
|
Tidak
|
valid
|
tidak
|
tidak
|
Tidak
|
tidak
|
tidak
|
tidak
|
Tidak
|
valid
|
Sebagai
contoh perhitungan validitas butir 1. Tabel persiapan perhitungan untuk
menghitung kerelasi product momen adalah sebagai berikut:
No
|
X
|
Y
|
X2
|
Y2
|
XY
|
1
|
4
|
29
|
16
|
841
|
116
|
2
|
5
|
32
|
25
|
1024
|
160
|
3
|
3
|
24
|
9
|
576
|
72
|
4
|
4
|
26
|
16
|
676
|
104
|
5
|
5
|
29
|
25
|
841
|
145
|
6
|
3
|
27
|
9
|
729
|
81
|
7
|
4
|
29
|
16
|
841
|
116
|
8
|
5
|
27
|
25
|
729
|
135
|
9
|
2
|
21
|
4
|
441
|
42
|
10
|
3
|
27
|
9
|
729
|
81
|
∑
|
38
|
271
|
154
|
7427
|
1052
|
Keterangan:
N
= jumlah siswa
X
= skor siswa pada butir ke-1
Y
= skor total siswa.
E. Validitas kriteria
Validitas
kriteria (criterion related validity) adalah pengujian validitas yang dilakukan
dengan mem,bandingkan THB dengan kriteria tertentu diluar THB. Instrumen dapat
dinyatakan valid apabila telah mengukur dengan hasil sebagaimana hasil
pengukuran kriterianya. Kesesuaian pengukuran ditunjukkan oleh hasil korelasi
yang signifikan antara skor hasil pengukuran menggunakan THB dengan skor hasil
pengukuran menggunakan instrumen kriteria yang diginakan sebagai dasar
pengujian validitas. Berdasarkan kriteria yang digunakan sebagai dasar
pengujian, validitas dapat dibagi menjadi dua yaitu validitas konkuren dan
validitas prediktif.
Validitas
konkuren (concurren related validity)
adalah pengujian validitas menggunakan ktiteria eksternal dimana kriteria yang
digunakan telah ada pada saat pengujian THB dilakukan. Tes akhir semester dapat
diuji validitasnya menggunakan nilai ulangan harian sebagai kriteria, tes msuk
siswa baru dapat diuji validitasnya menggunakan angka rapor sekolah sebelumnya
dan sebagainya, misalnya: seorang guru ingin mengembangkan THB untuk hasil
belajar maya pelajaran matematika. Untuk menguji validitasnya, dia memilih tes
baku berupa soal bersama yang dibuat oleh kelompok kerja guru (KKG) yang
mmpunyai tujuan pengukuran yang sama. Pengujian validitas selanjutnya dilakukan
dengan mengkorelasikan skor hasil pengukuran siswa menggunakan THB dengan skor
hasil pengukuran siswa menggunakan tes baku. Sebagai sebuah ilustrasi saja,
pada siswa sebanyak 10 orang, kedua THB memberikan hasil pengukuran sebagai
berikut:
No
|
X
|
Y
|
1
|
70
|
82
|
2
|
85
|
80
|
3
|
75
|
72
|
4
|
90
|
87
|
5
|
60
|
65
|
6
|
57
|
73
|
7
|
72
|
70
|
8
|
65
|
60
|
9
|
50
|
65
|
10
|
87
|
80
|
Keterangan:
X=hasil pengukuran menggunakan THB yang dikembangkan oleh guru.
Y=hasil pengukuran menggunakan THB yang disusun oleh tim KKG.
Validitas
prediktif (predictive related validity) adlah pengujian validitas menggunakan
kriteria eksternal diman kriteria pembandingnya belum ada pada saat THB
dikembangkan. Kriteria yang digunakan sebagai pembanding untuk menguji valiitas
masih harus diramalkan menggunakan skor hasil pengukuran THB. Misalnya: untuk
menguji validitas tes seleksi penerimaan siswa baru, sekolah belum memiliki
data tentang prestasi siswa, sehingga kriteria yang akan dibandin gkan belum
tersedia. Kriteria pembanding yang diramalkan oleh tes seleksi dengan hasil
belajar setelah mengikuti pembelajaran. Tes seleksi dinyatakan valid apabila
skorpengukuran menggunakan tes seleksi berkorelasi signifikan dengan hasil
belajar, karena tes selejsi mampu meramalkan dengan baik hasi belajar siswa
dalm proses pembelajaran. Tes seleksi mengukur dengan baik keadaan tertentu
yang ingin diukur yaitu hasil belajar dalam prises pembelajaran.
F. Validitas konstruk
Validitas
konstruk (construct validity) adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan
melihat kesesuaian kontruksi butir yang ditulis dengan kisi-kisinya.pengujian
validitas kontruk menguji konstruksi hasil belajar. Misalnya: kontruksi “ hasil
belajar ranah kognitif” menurut taksonomi bloom meliouti pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kontruksi ranah afektif
menurut Krathwhol terdiri dari
penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Kontruksi
ranah psikomotorik menurut simpson terdiri dari presepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, geakan terbiasa, gerakan kompleks dan kreatifitas.
Beberapa
metode dapat digunakan untuk menguji validitas konstruk yaitu dengan:
1. Menelaah butir
2. Meminta pertimbangan ahli
3. Konvergensi dan diskriminabilitas
4. Multritrait-multimethod (MTMM)
5. Analisis faktor.
Semuametode
dibahas dalam bagian ini kecuali analisis faktor. Analisis faktor karena
pembahasannya memerlukan perhatian khusus akan diberikan pada bab yang terpisah.
Pengujian
validitas konstruk dapat dilakukan dengan cara menelaah kesesuaian butir THB dengan kisi-kisi dalam hal
kontruksinya. Hasil belajar, faktor (indikator) dan butir-butir instrumen
direncanakan dalam kisi-kisi. Hasil belajar tersusun dari beberapa faktor.
Butir-butir tertentu merupakan bagian dari sebuah faktor. Menelaah butir YHB
dilakukan dengan mencermati kesesuian penempatan butir-butir dlam faktornya.
Berbeda dengan penelaahan butir pada uji validitas isi yang meliihat
kesewsuaian butir dengan kisi-kisi dalam hal muatannya. Penelaahan butir pada
uji validitas konstruk dalam hal konstruksinya. Butir-butir selanjutnya
dinyatakan valid apabila menempati faktor sebagaimana kisi-kisinya. Dengan kata
lain, butir dikatakan valid apabila kontruksinya seperti direncanakan dalam
kisi-kisi.
Pengujian
validitas konstruk dapat dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli atau rater.
Prosedur pengujian serupa dengan pengujian yang sama dalam uji vaaliditas isi.
Perbedaanya adalah bahwa permintaan pertimbangandalam pengujian validitas isi
adalh kesesuaian butir dengan kisi-kisi dalam hal isi, sedang dalam pengujian
validitas konstruk yang dimintakan pertimbangan dalam hal kontruksi. Instrumen
dinyatakan valid apabila penilai menunjukkan kesepakatan dalam menilai
kontruksi butir yng ditunjukkan oleh korelasi hitung skor kedua penilai yang
signifikan pada taraf signifikansi tertentu.
Pengujian
validitas konstruk dengan metode konvergensi dan diskriminabilitas adalah
menguji validitas dengan menggunakan prinsip bahwa sebuah butir bersifat
konvergen dengan butir yang mempunyai kontruksi sama dan bersifat diskriminan
dengan butir yang mempunyai konstruksi berbeda. Titik temu (convergence)
merupakan petunjuk dari berbagai sumber yang terkumpul dengan berbagai cara semua
mengindikasikan arti yang sama atau mirip dari suatu konstruk tertentu.
Diskriminabilitas adalah keadaan dimana kita dapat memperbedakan secara empiris
suatu konstruk tertentu dari konstruk lain yang mungkin mirip dan menunjukkan
hal-hal yang tidak berelasi dengan kontruk tersebut (Kerli8nger, 1996: 738).
Misalnya pada sebuah tes prestasi belajar, kita ingin mengetahui butir-butir
tes mana yang mengukur level kognitif yang sama dan butir-butir tes mana yang
mengukur level kognituf berbeda. Sebanyak 4 butir tes diujicobakan kepada
sejumlah siswa uji coba dan hasilnya dikorelasikan satu sama lain sehingga
menghailkan matriks korelasi sebagai berikut:
Butir
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
-
|
0,15
|
0,50
|
-0,30
|
2
|
-
|
-
|
0,12
|
0,60
|
3
|
-
|
-
|
-
|
0,05
|
4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Koefisien
korelasi dinyatakan signifikan apabila korelasi hitungnya 0,30 atau lebih. Dari
matriks tersebut dapat disimpulkan:
1.Butir 1 dan 3 bersifat konvergen
sehingga mengukur level kognitif yang sama
2.Butir 2 dan 4 bersifat konvergen
sehingga mengykur level kogniyif yang sama
3.Butir 1 dan 3 bersifat diskriminan
dengan butir 2 dan 4 sehingga mengukur level kognitif yang berbeda.
Pengujuian validitas konstruk dengan
multritrait-multimethod (MTMM) adalah pengujian validitas yang dilakukan
menggunakan beberapa metode dan beberapa kali testing untuk melihat:
1.Keandalan konsisitensi internal pada
metode yang sama yang diujicobakan beberapa kali
2.Hasil yang sama (berkorelasi
signifikan) antara kontruksi yang sama yang diujikan menggunakan metode yang
berbeda.
Untuk
memperjelas uraian berikut diberikan contoh. Terdapat dua butir tes hasil
belajar yang mempunyai kontruksi yang berbeda. Butir 1 mengukur ranah kognitif
level havalan (C1) dan butir 2 mengukur ranah kognitif level penerapan (C3).
Kedua butir diukur masing-masing dalam dua bentuk: esai dan objektif. Keempat
butir (2 level – 2 bentuk) diuljikan sebanyak dua kali pada sejumlah sisiwa uji
coba. Haasil korelasi antara mereka diringkaskan dalam sebuah matriks korelasi
sebagai berikut:
Testing
1
|
||||||
Objektif
|
Esai
|
|||||
Testing
II
|
C1
|
C3
|
C1
|
C3
|
||
Objektif
|
C1
|
(0,85)
|
-
|
-
|
-
|
|
C3
|
-0,07
|
(0,88)
|
-
|
-
|
||
Esai
|
C1
|
(0,53)
|
-0,15
|
(0,81)
|
-
|
|
C3
|
-0,37
|
(0,54)
|
-0,09
|
(0,82)
|
Dari
matriks korelasi tersebut dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:
1.Butir tes yang mempunyai keandalan
konsistensi internal yang baik adalah:
a.Butir level C1 berbentuk objektif pada
testing I dengan butir tes level C1 berbentuk objektif pada testing II dengan
indeks korelasi sebesar 0,85,
b.Butir level C3 berbentuk objektif pada
testing I dengan butir level C3 berbentuk objektif pada testing II dengan
indeks korelasi sebesar 0,88,
c.Butir level C1 berbentuk esai pada
testing I dengan butir levei C1 berbentuk esai pada testing II dengan indeks
korelasi sebesar 0,81,
d.Butir level C3 berbentuk esai pada
testing I dengan butir level C3 berbentuk esai pada testing II dengan indeks
korelasi sebesar 0,82.
2.Butir-butir yang bersifat konvergen
karena mempunyai kontruksi yang sama pada metode yang berbeda menunjukkan
korelasi signifikan.
a.Butir level C1 berbenmtuk objektif pada
testing I dengan butir level C1 berbentuk esai pada testing I menunjukkan
indeks korelasi sebesar 0,54.
b.Butir level C3 berbentuk objektif pada
testing I dengan butir level C3 berbentuk esai pada testing I menunjukkan
indeks korelsi sebesar 0,53.
3.Butir-butir yang mempunyai
diskriminabilitas karena kontruksinya berbeda akan berkorelasi tidak
signifikan.
a.Butir level C1 berbentuk objktif pada
testing I dengan butir level C3 berbentuk objektif pada testing II menunjukkan
indekskorelasi sebesar -0,07.
b.Butir level C3 berbentuk objektif pada
testing I dengan butir level C1 berbentuk objektif pada testing II menunjukkan
indeks korelasi sebesar -0,37.
c.Butir level C1 berbentuk esai pada
testing I dengan butir level C3 berbentuk esai pada testing II menunjukkan
indeks korelasi sebesar -0,09.
d.Butir level C3 berbentuk esai pada
testing I dengan butir level C1 berbentuk esai pada testing II menunjukkan
indeks korelasi sebesar -0,15.
G. Penutup
Validitas
adalah salah satu syarat THB yang baik. Validitas berhubungan dengan kemampuan
THB untuk mengukur keadaan yang akan diukurnya. Pengujian validitas dapat
dikelompokkan menjadi tiga: validitas isi, kriteria, dan konstruk.pengujian
validitas isi dapat dilakukan dengan cara menelaah butir,meminta pertimbangan
ahli dan menghitung korelasi butir dengan total. Pengujian validitas kriteria
dapat berupa validitas konkuren dan prediktif. Pengujian validitas konsruk
dapat dilakukan dengan menelaah butir, meminta pertimbangan ahli, konvergensi
dan diskriminabilitas, multitrait-multimethod, dan analisis faktor.
No comments:
Post a Comment