Menu Blog

Thursday, September 27, 2012

Kenabian Muhammad SAW Periode Makkah dan Berdirinya Pemerintahan Madinah


BAB I
PENDAHULUAN
    A. LATAR BELAKANG
Bahasa, agama dan budaya adalah tanda-tanda penting dari identitas kita. Sekarang ini kelompok-kelompok yang yang telah lama dianggap mengabaikan identitas asli mereka mempertegas kembali etnisitas mereka, sering dengan senjata dan kekerasan (seperti bekas Negara-negara komunis). Dapatkah umat muslim menyesuaikan diri dengan dunia modern tanpa mengorbankan aspek-aspek pokok keyakinan mereka? Jika tidak, seberapa besar prubahan yang mungkin diapdosi? Jika perubahan harus datang siapa yang akan menentukan kedatanganya? Dan dimana batas-batasmnya? Pertanyaan-pertanyaan ini membuka sekumpulan isu-isu teologis sensitive yang menyinggung cirri-ciri esensial islam.

Jadi kita kan mendekati islam bukan sebagai sesuatu yang eksotik, sesuatu yang asing dan aneh, tapi sebagai suatu sistem yang sungguh-sungguh menganjurkan suatu cara hidup. Untuk mempelajari tentang islam, kita perlu melihat sal mula, sejarah dan masyaratnya. Untuk memahami islam terlebih dahulu kita memahami nabi dan kitab sucinya.

Untuk itu makalah ini kami buat sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan umum terkait” kenabian Muhammad SWA, mekkah dan berdirinya pemerintahan madinah”. Kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan dengan tangan terbuka untuki menyempurnakan makalah ini. Semoga buku ini bwrmanfaat dan menjadi sebagai amal ibadah penulis kepada Allah SWT. Amin.

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Sejarah proses kenabian Muhammad SAW
1. Kehidupan Muhammad sebelum diangakat menjadi Rasul
Tepat pada hari senin tanggal 12 rabiul awal bertepatan 20 april 571 M. Semesta bergembira dengan kelahiran seorang bayi suri yang menjadi nabi akhir zaman. Bayi suri itu tidak lain adalah nabi Muhammad saw dengan wajah berseri-seri abdul mutholib menimang-nimang bayi yang suci itu dalam ka’bah seraya, berdoa dan bersyukur atas karunia tuhan yang maha besar, kemudian beliau memberi nama bayi nitu dengan nama Muhammad dengan harapan kelak menjadi orang terpuji dilangit dan didunia. Pada mulanya nabi Muhammad disusui oleh seorang budak wanita abu lahab yang bernama suaibah, selama beberapa hari kemudian abdul muthalib memberikan cucunya yang disayang itu kepada siti halimah sa’diah. Muhammad disusui siti halimah sa’diah selama 2 tahun. pada usia 6 tahun beliau dibawa ibunya untuk berkunjung kekeluarganya diMadinah dan untuk berziarah dimakam ayahanya. Ketika beliau perjalanan ke makkah ibunya meninggal dunia disebuah desa yang bernama ab’wa. Kepergian ibunya membawa pengaruh yang besar bagi jiwanya, beliau kepada ibunya yang baru saja mengasuhnya, Muhammad dibawa pulang kermakkah untuk diserahkan kepada abdul muthalib, beliau diasuh abdul mutholib selama 2 tahun karena meninggal dunia pada umur 8 tahun sejak itu nabi Muhammad diasuh oleh pamanya abu tholib. Saat berumur 25 tahun nabi Muhammad menikahi binti khadijah binti kwalid. Siti khadijah menikah dengan nabi Muhammad berusia 40 tahun, siti khadijah wanita pertama yang dinikahi nabi Muhammad. Dalam pernikiahanya nabi Muhammad dikarunia oleh 4 orang anak yang 2 orang putri dan 2 orang putra.

2. Nabi Muhammad Diangkat Menjadi Rasul
Ketika nabi Muhammad genap berusia 40 tahun disaat dunia dliputi kabut hitam umat manusia sesat dalam lembah kebiadapan, tidak tahu kebenaran, tidak mengerti kedhaliman, saat itulah allah memunculkan rasulnya, untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran dialah nabi Muhammad saw. Disaat kota mekkah dan penduduknya tenggelam dalam kerusakan dean kemusrikan, masa itu adalah masa-masa yang paling meresahkanhati nabi Muhammad beliau merasa kota makkah seolah-olah sempit baginya untuk hidup karena itulah beliau sering memencilkan di gua Hira. Dalam suatu riwayat hadis imam bukhari dikatakan bahwa “menjelang datangnya wahyu allah yang pertama turun sering mimpi melihat yang terang bagaikan fajar di pagi hari. Beliau diturini wahyu pertama tepat pada tanggal 17 ramdhan/agustus 10  masehi pada usia 40 tahun, wahyu pertama itu surat al-alaq ayat 1-5. Kemudian selama lebih kurang 2,5 tahun setelah menerima wahyu pertama, barulah beliau menerima wahyu yang kedua ditempat yang lama yaitu di gua Hira. Wahyu kedua surat al-mudatsir ayat 1-7. Denagan turunnya wahyu ini jelas nabi Muhammad telah diangakat menjadi nabi dan rasul untuk menyampaikan risalahnya.[1]

B.  Dakwah Nabi M uhammad periode Makkah
1. Dakwah secara sembunyi-sembunyi
Dakwah secara sembunyi-sembunyi atau Bisrri (secara rahasia) adalah dakwah Rosulluloh dalam mengembangkan risalah Alloh sewaktu pertama kali mendapat amanah dari alloh untuk menjalankan misi kerasulannya. Dakawah ini berlangsung dalam kuron waktu 3 tahun dari massa kenabian Muhammad. Dakwah secara sembunyi-sembunyi ini sasaran pertama adalah keluarga satu rumah rosulluloh yaitu Khadijah dan anak-anaknya. Dan yang kedua adalah sahabat-sahabat terdekat Nabi seperti Abu Bakar dan usman bin Affan . sasaran dakawah ke tiga adalah kerabat atau family terdekat Nabi, seperti Ali bin abi tholib dan Ja’far bin abi tholib.

Tidak semua keluarga dan kerabat terdekat Nabi menerima Agama islam.bahkan tidak sedikit keluarga rosulluloh yang menentang dan memusuhinya seperti Abu Lahab paman Nabi sendiri.

2. Dakwah secara Terbuka
Dakwah Nabi secara terbuka atau terang-terangan dilakukan setelah turunnya Surat Al- Hijr ayat 94. Ayat tersebut memerintahkan agar Rosulluloh memyiarkan islam secara terbuka. Rosulluloh dihadapan bangsa Arab menyampaikan dakwah secara terbuka untuk menyembah kepada Alloh dan mengesakannya. Dakwah yang bersifat terbuka ini pertama kali ditujukan kepada kerabatnya sendiri, lalu kepada Masyarakat dan Kabillah-kabillah Arab lainnya yang datang ke mekkah untuk ibadah Haji. Dengan seruan dakwah secara terang-terangan ini maka dakawah Rosulluloh semakin luas dan pengikutnya bertmbah banyak. Rosulluloh menyerukan secara tegas pada Mayarakat umum untuk meninggalkan berhala dan tradisi nenek moyang mereka yang tidak menyembah kepada alloh.

C.  Dakwah Nabi Muhammad periode Madinah
Langkah-langkah Dakwah Rosulluloh di kota Madinah               
1)  Menyatukan Mayarakat Madinah
Sebelum datangnyaRasulluloh keadaan mayarakat madinah sama halnya dengan masyarakat Mekkah. Pelanggaran hukum merupakan fenomena sehari-hari. Waktu itu di Madinah di huni oleh dua suku yaitu suku Aus dan Khazraj. Selama periode Mekkah, islam merupakan agama yang murni tetapi setelah hijrahnya Rasulluloh islam menjadi kesatuan agama dan politik.

Penduduk Madinah setelah Hijrah terdiri atas 3 golongan yaitu kaum muslimin bangsa yahudi dan bangsa Arab yang belum masuk Islam.

Rosulluloh menciptakan suasana kekeluargaan, mengembangkan sifat toleransi beragama di antaramen golongan-golongan tersebut . Untuk mencapai hal tersebut, maka dibuatkan perjanjian antara umat muslim dan non muslim yang dikemas dalam piagam madinah.

Piagam madinah menfandung prinsip-prinsip persamaan, persaudaraan, persatuan, kebebasan, toleransi beragama, perdamaian, tolong-menolong dan membela yang teraniaya serta mempertahankan Madinah dari serangan musuh.Dengan adanya perjanjian tersebut, maka kota madinahdan sekitarnya menjadi kota yang terhormat dan berpengaruh.  

2)  Kebebasan menjalankan syariat agama
Masyarakat madinah adalah masyarakat yang beragam dari suku bangsa dan agama rosulluloh sebagai pemimpin baru di madinah harus bisa berada diatas semua golongan demi menjaga eksistensi Madinah sebagai kota masa depan. Rosulluloh memberi kemerdekaan beragama kepada penduduk Madinah dan mengajarkan kepada pengikutnyauntuk menghormati kepercayaan agama lainnya serta saling membantu. Islam tidak pernah memaksa orang yang telah memeluk agama lain  agar pindah pada agama Islam, islam di ajarkan dengan cara seruan damai bukan dengan cara kekerasan. Tindakan rosulluloh dalam menyebarkan islam seperti ini banyak menarik simpati kaum Yahudi dan Nasrani. Mereka berusaha memenuhi ajaran rosulluloh  karena tidak menggangu dalam melaksanakan ajaran keagamaannya. Dengan demikian setiap orang mempunyai hak perlindungan untuk menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Ini menunjukkan islam telah meletakkan dasar-dasr toleransi beragama dalam kehidupan sehari-hari di Madinah.

3)  Meletakkan dasar kepemimpinan yang demokratis
Kepribadian yang mulia disertai oleh sifat yang adil dan jujur adaalah merupakan modal utama bagi rosulluloh bagi memimpin pemerintahan di madinah, sekalipun dia merupakan pendatang tetapi dipercaya oleh masyarakat madinah untuk memimpin Madinah yang heterogen. Kehadiran rosulluloh memberikan teladan yang sempurna dalam kehidupan dan pesannya merupakan tuntunan manusia untuk mencari petunjuk dari pesan rosulluloh untuk mencapai kesempurnaan dan sosial dalam kehidupan.

4)  Membentuk pertahanan dan keamanan
Meskipun islam adalah agama yang damai dan tidak suka kekerasan tapi rosulluloh menyadari bahaya yang mengancam dari segenap penjuru terutama dari pihak Quraish dan beliau juga menyadari sepenuhnya akan perlunya pertahanan dan keamanan dalam setiap keadaan. Rosullulah membuat system patroli yang selalu dapat memberinya informasi tentang gerakan, rencana dan kekuatan musuh.

Setiap kalimada gerakan musuh disekitar nkota madinah, beliau segera menyusun pasukan dibawah pimpinannya sendiri atau dibawah pimpinan sahabatnya.

5)  Perang dan Kedaulatan
Setelah membangun mayarakat madinah rosulluloh mngadakan hubungan dengan kekeuasaan lain. Hubungan ini dalam bentuk perang antara umat islam di madinah dengan kafir Quraish di Mekkah, Salah satunya adalah perang badar. Disamping melakukan sejumlahperang umat islam madinah juga mengadakan perjanjian-perjanjian seperti perjanjian hudaibiyah.

Rosullulah adalah kepala Negara yang berdaulat. Di Madinah rosulluloh telah memberlakukan hukum dan aturan-aturan ditengah-tengah Masyarakat,seperti kewajiban zakat,puasa dan penentuan halal-haram.

Oleh karena itu dengan adanya hubungan yang mengikat secara hukum antara rakyat dengan pemimpin maka madinah layak disebut Negara.

D.  Berdirinya pemerintahan di Madinah
Kota madinah dengan agama, kebudayaan, dan masyarakat, yang beragam. Berbeda dengan Makkah, yang memiliki satu karakter, satu lingkungan, dan agama yang homogen.

1) Letak geografis
Yatsrib pada masa hijrah Nabi terbagi beberapa wilayah yang didiami oleh marga Arab dan Yahudi. Setiap wilayah didiami satu marga tersebut. Satu wilayah tersebut terbagi menjadi dua. Bagian pertama merupakan tanah persawahan berikut rumah tempat tinggal. Sedangkan bagian kedua adalah al-uthmi atau al-atham (bangunan-bangunan tinggi atau benteng).

Atham sangat besar kegunaannya bagi Yatsrib. Ia menjadi tempat bersembunyi anggota marga pada saat terjadi serangan musuh. Kaum wanita, anak-anak, dan orang tua berlindumg di sana, ketika kaum laki-laki menyerang musuh. Atham juga digunakan sebagai gudang, tempat hasil bumi dan buah-buahan dikumpulkan. Sebab, apabila dibiarkan di tempat-tempat terbuka akan mudah dirampas atau dirampok. Atham yang berbentuk sefi empat itu juga dijadikan untuk menyimpan harta dan senjata bagi para kabilah.

2) Kondisi keagamaan dan kedudukan sosial
Bangsa Arab mengikuti kaum Quraisy dan penduduk Makkah dalam keyakinan dan agama. Mereka memandang kaum Quraisy sebagau penjaga rumah Allah, sebagai pemimpin-pemimpin agama, serta sebagai panutan dalam berakidah dan beribadah. Mereka tunduk pada paganisme yang meliputi seluruh jazirah Arab, menyembah beberapa berhala, yang disembah pula oleh kaum quraisy dan penduduk hijaz. Hanya saja hubungan antar mereka dengan berhala lebih kuat dari pada hubungan antar masing-masing mereka.

Manat adalah berhala terkemuka bagi penduduk madinah. Penduduk Madinah lebih fanatic kepada berhala itu,dari pada yang lain. Penduduk Madinah juga membuat berhala di rumahnya, baik dari kayu tau bahan lainnya. Penduduk Madinah mempunyai dua hari raya yang mereka isi dengan permainan. Ketika Nabi saw datang ke Madinah beliau bersabda kepada mereka”sungguh Allah Ta’ala telah menggantikan kedua hari itu dengan yang lebih baik, yakni idul fitri dan idul adha.

3) Kondisi perekonomian dan kebudayaan
Kota Madinah sesuai dengan kondisi tanahnya adalah wilayah pertanian. Sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah  bertani dan berkebun. Diantara hasilnya adalah kurma dan anggur.Juga terdapat tanaman biji-bijian dan sayuran. Buah kurama, terutama pada saat saat kemarau dan perubahan musim, dapat menutupi sebagian besar kebutuhan pangan penduduk madinah.

Beberapa industri kerajinan juga terdapat di madinah, yang sebagian besar dilakukan oleh kaum Yahudi. Mungkin mereka memperolehnya  dari Yaman. Mereka tetap menekuni nya hingga meninggalkannya pada saat-saat terakhir. Kerajinan emas banyak dilakukan oleh Bani Qainuqa,mereka adalah kaum yahudi yang paling kaya dikota Yasrib. Rumah-rumahnya menyimpan harta-harta yang melimpah, perhiasan perak dan emas, padahal jumlah mereka tidak banyak.

4) Situasi kompleks yang dihadapi oleh Rasulullah SAW dikota Yatsrib
Demikianlah Rasulullah Saw dan para sahabatnya tidak berpindah dari sebuah kota (yakni mekkah) ke sebuah kampong yakni  Yastrib. Akan tetapi, beliau perpindah dari sebuah kota ke kota lainnya. Sekalipun kota tersebut berbeda dengan kota sebelumnya dalam banyak hal mremngenai realitas kehidupannya. Madinah lebih kecil dari mekkah dari segi nasab. Akan tetapi, kehidupan diMadinah lebih kompleks dan persoalan yang dihadapi Rosullah Saw lebih beragam. Hal ini karena adanya agama, lingkungan dan budaya yang beragam pula. Semua hal itu tidak bisa dikuasai, dan Madinah tidak bisa dicairkan sepenuhnya dalam sebuah bejana akidah dan dakwah yang sama, kecuali oleh seorang Rasul Saw. Yang didukung oleh Allah SWT.[2]


[1] Drs. H. ahmad jamil, sejarah kebudayaan islam kelas 3, gresiki, 2008, hlm: 2-4
[2] Abdul hasan ‘ali al-hasan an-nadwi, Sirah nabawiyah sejarah lengkap nabi Muhammad saw, Yogyakarta, 2008, hlm: 207-218

1 comment: