Menu Blog

Thursday, June 13, 2013

Model Pembelajaran Tematik


Pembelajaran terpadu menurut Semiawan (Joni, Tt), berasal dari integrated learning, sering diterjemahkan dengan berbagai cara yang pengertiannya berbeda-beda, yaitu integrated day, integrated curricula dan integrated learning itu sendiri.  Integrated day, hari terpadu, dilukiskan oleh Dresden (Cohen & Manion, 1992) sebagai suatu konsep organisasional aktivitas peserta didik, yang dipilah-pilah dalam berbagai kegiatan belajar yang sifatnya individual.  Dalam hari terpadu ini terjadi dominasi pilihan kegiatan belajar oleh masing-masing anak terjadi secara bersamaan di kelas.  Suasana belajar sangat bebas sehingga terlihat masing-masing peserta didik dengan aktivitasnya sendiri-sendiri, yaitu ada yang membaca, menggambar, membentuk kelompok mengerjakan sesuatu, dan lain-lain.
     Integrated curricula, kurikulum terpadu, berangkat dari asumsi bahwa batas antara berbagai bidang studi seharusnya tidak perlu terlalu ketat, yaitu berbagai pengetahuan , keterampilan dan sikap yang dibangun dari berbagai bidang studi tidak perlu dikemas dalam bagian-bagian yang saling terpisah.  Keterpaduan dapat beranjak dari perbedaan berbagai unsur yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna.
Berkaitan dengan ini, Fogarty (1991) membedakan keterpaduan ini menjadi sepuluh model, yaitu:
1.      model fragmented, menggantikan/mengurangi bagian-bagian bidang studi yang berlebihan dan memfokuskan pada yang diprioritaskan untuk dipelajari secara lebih mendalam; 
2.      model connected, menghubungkan pelajaran kemarin dengan topic hari ini, atau mengaitkan semua masalah yang dipelajari dalam mata pelajaran IPA dengan konsep evolusi dalam biologi;
3.      model nested, mengarahkan berbagai ukuran keterampilan dan konsep kedalam satu pelajaran;
4.      model sequenced, mengatur kembali urutan suatu topic yang diajarkan serupa dengan topic yang parallel dalam materi lain;
5.      model shared, memadukan satu materi dengan lainnya melalui sudut pandang pebelajar;
6.      model webbed, memilih tema atau suatu topic yang sangat dikenal misalnya kupu-kupu.  Model ini digunakan untuk pendekatan tematik;
7.      model threaded, memadukan materi yang telah diajarkan dengan strategi kooperatif antar bidang studi yang berkaitan dengan kehidupan keseharian.  Menginfuskan keterampilan proses kedalam materi prioritas;
8.      model integrated, memadukan kurikulum meliputi tim perancang antar bidang studi yang secara konseptual tumpang tindih menjadi perhatian umum antar jurusan.  Memasangkan materi-materi yang tumpang tindih;
9.      model  immersed, memadukan urutan pengalaman lalu dan pengetahuan awal pebelajar yang terkait dengan informasi baru; dan
10.  model networked, membangun konsep dengan ahli lain melalui jaringan.  
Integrated learning, pembelajaran terpadu, sangat dekat/mirip dengan salah satu model kurikulum terpadu, yaitu webbedOleh karena itu, seperti model webbed pembelajaran terpadu berangkat dari tema tertentu.  Adapun perbedaannya terletak pada kelonggarannya dalam mengaitkan dengan topik tertentu sebagai ”center of interest” dengan unsur lain dari bidang studi lain untuk membentuk keseluruhan makna sesuai dengan keterkaitannya dengan topik tersaebut. 
Dalam konteks itu, pendekatan ini disebut korelasi bukan integrasi.  Apapun, yang lebih penting adalah mempersoalkan seberapa luas dan mendalam pengetahuan dari bidang studi lain tersebut dibutuhkan untuk memaknai topik tertentu itu.  Demikian pula, dipandang dari perspektif peserta didik, pendekatan ini sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif mereka.  Peserta didik seusia mereka,dalam rentang kelas 1 sd. 2 atau bahkan kelas 3, hingga berusia kurang lebih sepuluh tahun, seperti disebutkan di atas, belajar sesuatu tidak pada bidang per bidang tetapi secara menyeluruh.  Oleh karena itu, sekali lagi, belajar dengan pendekatan terpadu bagi mereka akan berlangsung efektif.  Perpaduan antar bidang studi dapat menjadikan pemahaman mereka lebih dalam, pemahaman mereka tentang hubugan antar bidang studi semakin tajam dan pemikiran mereka menjadi lebih cemerlang serta sistematis, baik di dalam maupun luar sekolah (Jacobs, 1989).

No comments:

Post a Comment