Friday, May 25, 2012

Ide dan Peluang Kewirausahaan

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah negara yang sangat kaya, memiliki potensi sumber daya alam yang sangat melimpah. Kita menyadari bahwa potensi sumber daya belum dikelola secara optimal sehingga masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan belum bisa menjadi kenyataan. Untuk itu diperluan seoramg wirausahawan supaya dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Dengan demikian menjadi wirausahawan sangat penting karena dapat membangun bangsa dan negar sebagai pertumbuhan ekonomi serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

B.  Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas penulis dapat merumuskan beberapa masalah yaitu sebagai berikut:
1.    Apakah pengertian dari kewirausahaan?
2.    Apakah ide dan peluang dalam kewirausahaan?

C.  Tujuan Pembahasan
1.    Pembaca dapat mengetahui pengertian kewirausahaan.
2.    Pembaca dapat mengetahui ide dan peluang dalam kewirausahaa.

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Kewirausahaan
Istilah kewirausahaan baru dikenal dalam kosakata bahasa inggris pada tahun 1980-an, walaupun istilah kewirausahaan atau entrepreneurship telah digunakan pada abad ke-18. Kata kewirausahaan atau yang lebih dikenal dengan entrepreneurship berasal dari bahasa perancis, entre yang berarti “antara” dan prende yang berarti “mengambil”. Kata ini pada dasarnya digunakan untuk  menggambarkan orang-orang yang berani mengambil risiko dan memulai hal-hal baru.
Banyak sekali definisi tenteng kewirausahaan atau entrepreneurship yang dikemukan oleh ahli ekonom misalnya Schraam (2006) mendefinisikan entrepreneurship sebagai proses seseorang atau kelompok yang memikul risiko ekonomi untuk menciptakan organisasi baru yang akan mengeksploitasi tekonologi baru atau proses inovasi yang menghasilkan nilai untuk orang lain.[1]
Frederick et al (2006) memandang entreprenuership sebagai agen perubahan yang melakukan pencarian secara sengaja,perencanaan yang hati-hati, dan pertimbangan ketika melakukan proses entrepreneurial[2]. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian dari kewirausahaan adalah suatu kegiatan yang melakukan suatu proses, dimani proses tersebut membutuhkan inovasi baru dan keberanian menggambil resiko serta mampu memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mendapatkan profit.

B.  Ide Kewirausahaan
Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan cara :
1. Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif
2. Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin
3. Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat
Ada tiga resiko yang dapat dievaluasi, yaitu :
1. Resiko pasar atau persaingan
2. Resiko financial
3. Resiko teknik[3]
Kreativitas sering  kali muncul dalam bentuk ide untuk menghasilkan barang dan jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi dan pengamatan secara terus menerus. Bagaimana ide bisa menjadi peluang? Jawaban atas pertanyaan ini, diantaranya :
1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau cara melakukan suatu pekerjaan.[4]

C.  Sumber Peluang Potensial
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses penjaringan ide atau disebut screening merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa riil.
Adapun langkah dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut:
1.    Menciptakan produk baru dan berbeda
Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan nilai bagi pembeli, untuk itu wirausaha harus benar-benar mengenal prilaku konsumen di pasar. Ada dua unsur pasar yang perlu diperhatikan :
a.    Permintaan terhadap barang/jasa yang dihasilkan
b.    Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang/jasa.
Kemampuan untuk memperoleh peluang , sangat bergantung pada kemampuan wirausaha untuk menganalisis pasar, yang meliputi aspek :
a.    Analisis demografi pasar,
b.    Analisis sifat serta tingkah laku pesaing,
c.    Analisis keunggulan bersaing pesaing dan kefakuman pesaing yang dapat dianggap dapat menciptakan peluang.
2.    Mengamati pintu peluang
Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya :
a.    Kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru,
b.    Pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru,
c.    Dukungan keuangan,
d.   Keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar.
Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati kelemahan-kelemahan dan resiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.
 Untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, dan peluang yang dimiliki pesaing, dan peluang yang dapat kita peroleh, menurut Zimmerer (1996 : 67) ada beberapa keadaan yang dapat menciptakan peluang, yaitu :
a.    Produk baru harus segera di pasarkan dalam jangka waktu yang relative singkat,
a.    Kerugian teknik harus rendah,
b.    Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya
c.    Pesaing tidak memiliki teknologi canggih,
d.   Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya,
e.    Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan produk barunya.
3.    Analisis produk dan proses produksi secara mendalam
            Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang di hasilkan memadai atau tidak.
4.    Menaksir biaya awal
Yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru.
5.    Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi[5]
Resiko pesaing, kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisi pasarnya:
a.     Kesamaan dan keunggulan produk yang dikembangkan pesaing
b.     Tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan produknya
c.     Seberapa besar dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan produk baru
Resiko teknik adalah kegagalan dalam proses pengembangan produk. Sedangkan resiko finansial adalah kegagalan yang timbul akibat ketidakcukupan dana.[6] Nilai suatu barang atau produk dapat diciptakan melalui:
1.  Inovasi
Inovasi  adalah kemampun yang dimiki seorang keriwira usahaan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk menigkatkan kebutuhan dalam kehidupan.
Menurtu Schumpeter (Dollinger, 2003: 7) dapat mencangkup:
a)   Penawaran produk atau jasa baru
Tirto Utomo pendiri AQUA menghadirkan produk air minum (air putih) dalm kemasan di Indonesia.Ide mwmbuat minuman dalam kemasan tersebut muncul setelah seorang rekan bisnisnya terserang diare akibat kekurangan minum air yang tidak hegienis sesaat setelah mereka bermain bulu tangkis di Rawamangun.Pada saat itu air minum dalam kemasan merupakan produk baru yang ditawarkan kepada konsumen Indonesia.
b)   Penggunaan metode atau teknologi baru
 Microsoft meghabiskan dana yang sangat besar setiap tahun nya untuk megembangkan teknologi baru di bidang computer sehigga progam Windows senantiasa memiliki keunggulan di bidang progam-progam pesaing.
c)    Penciptaan pasar sarana yang baru
Para pengusaha  penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJKTI) melihat peluang pengirim jasa tenaga kerja professional di bidang pembangunan infrastruktur dan tenaga medis, segera setelah pasukan multinasional memenagkan peperangan dan berhasil mengusir pasukan Irak yang melakiakn invasi ke quait.
d)   Penghunaan sember pasukan bahan baku dan sumber daya lainnya yang baru
Salah satu suber daya menejeman yang dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuan bersaing perusahaan, adalah sumber daya manusia. 
e)    Penciptaan bentuk organisasi industri yang baru
Organisasi yang baru dapat dibentuk diantaranya melalui pelaksaan merger untuk memperkuat struktur permodalan perusahan mempertinggi kinerja operasi perusahaan melalui penciptaan sinergi di antara perusahaan yang melakukan merger.[7]
Proses inovasi :
1.  Wirausahawan melihat adanya kebutuhan 
2.  Mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep-konsep 
3.  Menguraikan masalah-masalah 
4.  Menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan 
5.  Menemukan kesamaan dan gagasan yang berhubungan 
6.  Melihat bagaimana menggabungkan kesamaan dan gagasan yang berhubungan 
7.  Mencari pemecahan sementara 
8.  Meneliti pemecahan dengan hati-hati 
9.  Bergerak terus jika semuanya baik 
10. Mencapai keberhasilan[8]

2.    Mengubah tantangan menjadi peluang
Menciptakan permintaan melalui penemuan baru. ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan pasar.[9]

D.  Orientasi Eksternal dan Internal
Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi di dunia merangsang orientasi eksternal. Orientasi internal merangsang penggunaan sumber daya-sumber daya pribadi untuk mengidentifikasi peluang venture baru.
Orientasi Eksternal didapat dari :
1.  Konsumen 
2.  Perusahaan yang sudah ada 
3.  Saluran distribusi 
4.  Pemerintah 
5.  Penelitian dan Pengembangan
Orientasi Internal didapat dari :
Tiga Tahap penggunaan sumber daya – sumber daya internal yaitu :
1. Analisa konsep hingga bisa terdefinisi dengan jelas, termasuk penguraian masalah yang perlu dipecahkan. 
2. Penggunaan daya ingat untuk menemukan kesamaan dan unsur-unsur yang nampaknya berhubungan dengan konsep dan masalah-masalahnya.
3. Rekombinasi unsur-unsur tersebut dengan cara baru dan bermanfaat untuk memecahkan masalah-masalah dan membuat konsep dasar bisa dipraktekkan.[10]

E.  Sumber Gagasan Bagi Produk dan Jasa Baru :
a.    Kebutuhan akan sumber penemuan 
b.    Membuat inovasi baru 
c.    Sesuai keahlian 
d.   Hobi atau kesenangan pribadi 
e.    Menyesuaikan dengan kebutuhan sekitar 
f.     Memanfaatkan koneksi dan relasi 
g.    Mengamati kecenderungan-kecenderungan
h.    Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada
i.      Mengapa tidak terdapat ?
j.      Kegunaan lain dari barang-barang biasa
k.    Pemanfaat produk dari perusahaan lain
l.      Usaha Warisan
m.  Ikut-ikutan
n.    Coba-coba[11]

a.    Pemilihan Bidang Usaha
Ada beberapa hal yang bisa Anda gunakan sebagai patokan awal dalam memilih suatu bidang usaha yang akan Anda tekuni dalam jangka panjang: 
1.    Lihat karakter usaha Anda dan sesuaikan dengan karakter pribadi Anda Anda perlu mengenali karakter bidang usaha Anda. Tujuannya adalah untuk melihat apakah karakter dasar Anda sesuai dengan karakter usaha Anda. 
2.    Lihat apakah Anda menyukai usaha tersebut merupakan syarat mutlak bahwa seseorang harus menyukai usaha yang akan digelutinya. Kenyataan menunjukkan bahwa rasa suka pada usaha akan membuat seseorang lebih giat, tekun, dan pantang menyerah dalam  menjalankannya sehingga nantinya akan membuahkan hasil yang baik. Disini, memulai usaha dari hobi bisa menjadi pertimbangan Anda. Karena hobi biasanya merupakan suatu hal yang disukai, maka hobi bisa berpotensi menjadi usaha yang berhasil. Tentunya dengan berbagai tambahan analisa lainnya. 
3.    Lihat apakah Anda mampu menjalankan usaha tersebut sangat penting bagi kita untuk mengukur kemampuan diri dengan tujuan untuk melihat apakah kita mampu menjalankan usaha tersebut. Kita bisa mengukur kemampuan kita dengan mengadakan beberapa analisa atau riset sederhana mengenai usaha tersebut, kemudian hasilnya dibandingkan dengan kemampuan kita. Beberapa poin dalam analisa atau riset yang bisa dijadikan ukuran kemampuan kita adalah :
a.    Kemampuan modal usaha kita
b.    Kemampuan dalam hal keahlian kita
c.    Kemampuan kita membagi waktu
d.   Kemampuan kita untuk mengimbangi dinamika dunia usaha sekaligus mengantisipasi persaingan yang ketat

4.    Analisis risk-return dan potensi pengembangan usaha tersebut dalam memilih bidang usaha yang Anda geluti, sudah pasti Anda harus memperhitungkan berapa pengembalian modal (return) yang akan Anda dapatkan dari usaha tersebut. Hasil perhitungan tersebut haruslah dibandingkan dengan risiko-risiko yang mungkin terjadi. Jika dari perhitungan  awal saja, usaha tersebut sudah nampak tidak layak dijalankan, buat apa Anda memaksakan diri? Hal lain yang perlu dilihat adalah kemungkinan bidang usaha tersebut untuk terus berkembang baik dari segi besaran pasar maupun kemungkinan terciptanya cabang-cabang bidang  usaha yang saling berkaitan. Contohnya tumbuhnya industri ponsel mendorong banyaknya toko ponsel, aksesoris ponsel, kios voucher isi ulang,  download ringtone  dan sebagainya. Hati-hati jika Anda memilih bidang usaha yang meskipun Anda kuasai betul, namun sudah tampak jenuh atau cenderung menyusut pasarnya. Bisa-bisa usaha Anda akan sulit berkembang nantinya.[12]

b.   Proses Perencanaan dan Pengembangan Produk
1)   Tahap Gagasan 
2)   Tahap Konsep 
3)   Tahap Pengembangan Produk
4)   Tahap Uji Pemasaran 
5)   Tahap Komersialisasi

c.    Produk Yang Sesuai Untuk Perusahaan Kecil
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan kecil untuk penciptaan suatu produk :
1)   Untuk pemilihan produk, perusahaan harus memperhatikan pada sumber daya uang, tenaga kerja dan fasilitas yang dimiliki.
2)   Pemilihan segmen pasar yang memungkinkan.
3)   Untuk produk atau proses yang disuplai kepada perusahaan lain hendaknya sangat kecil volumenya sehingga tidak menarik minat para pelanggannya untuk memproduksinya sendiri.
4)   Tingginya nilai tambah. Keuntungan harus lebih besar dari biaya.
5)   Rentang waktu yang diperlukan untuk penyelesaian produk atau proses.

d.   Arti Penting Orientasi Pemasaran
1)   Penyebab gagalnya bisnis kecil adalah kurangnya penjualan dan kurangnya daya saing 
2)   Wirausahawan harus berorientasi konsumen
  
F.   Kegagalan Didalam Memilih Peluang Bisnis Baru
a)    Kurangnya obyektivitas 
b)   Kurangnya kedekatan dengan pasar 
c)    Pemahaman kebutuhan teknis yang tidak memadai 
d)   Diabaikannya kebutuhan finansial 
e)    Kurangnya diferensiasi produk[13] 

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Kewirausahaan adalah suatu kegiatan yang melakukan suatu proses, dimani proses tersebut membutuhkan inovasi baru dan keberanian menggambil resiko serta mampu memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mendapatkan profit.
Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar.
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus.


[1] Hisrich, Robert, dkk, 2009, Entreprenuership, Salemba Empat, hal 10
[2] Wijatno, Serian, 2009, Pengantar Entreprenuership,Grasindo, hal 2-4
[3] Suryana, Kewirausahaan, 2006,  Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses, Salemba Empat, hal 58
[4] Masykur Wiratmo, 1994, Kewirausahaan: Seri diktat kuliah, Gunadarma,Jakarta. Hal 1-2
[5] Suryana, Kewirausahaan, 2006,  Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses, Salemba Empat. Hal 58-60
[6] Ibid. hal 59-60
[7] Solihin, Ismail, Pengantar Bisnis.2006. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Hal 116-117
[8] Masykur Wiratmo, 1994, Kewirausahaan: Seri diktat kuliah, Gunadarma,Jakarta. Hal 3
[9] Mata kuliah Kewirausahaan, Teknik Informatika – Universitas Widyatama
[10] Masykur Wiratmo, 1994, Kewirausahaan: Seri diktat kuliah, Gunadarma,Jakarta. Hal 2-3
[11] Ibid. Hal 5
[12] Rambat Lupiyoadi, 2007,  Entrepreneurship:  From mindset to strategy, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hal 53
[13] Masykur Wiratmo, 1994, Kewirausahaan: Seri diktat kuliah, Gunadarma,Jakarta. Hal 6


Bacaan yang Mungkin Terkait:

3 comments:

free counters