Menu Blog

Tuesday, May 8, 2012

Media Pembelajaran Fiqh dan Langkah-langkah Pengembanganya

A. Latar Belakang
                    Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja.
                 Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut di pengaruhi oleh lingkunganya, yang antar lain terdiri atass murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku, modul, selebaran, majalah, rekaman, video, atau audio, dan yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas (proyektor, overhead, perekampita audio, dan video, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat sumber belajar, dan lain-lain).
              Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatanhasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru di tuntut agar mampu menggunaka alat-alat yang dapat di sediakan,
dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan zaman. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga di tuntut untuk mengembangkan ketrampilam membuat media pembelajaran yang akan digunakanya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran.
              
A. Pengertian Media
                  Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah dapat di artikan sebagai perantara atau pengantar[1]. Heinich mengemukakan istilah medium sebagai perantara  yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang di proyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media tersebut membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau maksut-maksut pengajaran maka media itu di sebut media pembelajaran[2].
               Sejalan dengan batasan tersebut Hamidjojo dan Latuheru memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat, sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang di kemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju[3].

B. Jenis-jenis Media
           Dengan mengetahui beberapa jenis media, seorang guru dapat memilih, menggunakan serta memanfaatkan media tersebut agar di dalam proses belajar mengajar dapat efktik dan efisien[4]. Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi oleh Seels dan Glasgow dibagi dalam dua kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir[5].
1.Pillihan Media Tradisional
a.  Visual diam yang diproyeksikan
1)  Proyeksi opaque (tak tembus pandang)
2)  Proyeksi overhead
3)  Slides
4)  Filmstrips
b.  Visual yang tak diproyeksikan
1)  Gambar, poster
2)  Foto
3)  Charts, grafik, diagram
4)  Pameran, papan info
c.   Audio
1)  Rekaman piringan
2)  Pita kaset, reel, cartridge
d.  Penyajian Multimedia
1)  Slide plus suara (tape)
2)  Multi image
e.  Visual dinamis yang diproyeksikan
1)  Film
2)  Televisi
3)  Video
f.   Cetak
1)  Buku teks
2)  Modul, teks terprogram
3)  Majalah ilmiah
4)  Workbook
5)  Majalah ilmiah
6)  Lembaran lepas (hand out)
g.  Permainan
1)  Teka-teki
2)  Simulasi
3)  Permainan papan
h.  Realia
1)  Model
2)  Specimen (contoh)
3)  Manipulatif (peta, boneka)
2.Pilihan Media Teknologi Mutakhir
a.  Media berbasis telekomunikasi
1)  Telekonferen
2)  Kuliah jarak jauh
b.  Media berbasis mikroprosesor
1)  Computer assisted instruction
2)  Permainan komputer
3)  Sisitem tutor intelijen
4)  Interaktif
5)  Hypermedia
6)  Compact (video) disc[6].
            Pengelompokan berbagai jenis media telah dikemukakan pula oleh para ahli. Leshin, Pollock dan Reigeluth mengklasifikasi media ke dalam lima kelompok, yaitu:
1.  Media berbasis manusia.
2.  Media berbasis cetak.
3.  Media berbasisi visual.
4.  Media berbasis audio visual.
5.  Media berbasis komputer[7].

C. Media Pembelajaran Fiqh
           Pada dasarnya semua jenis media bisa di terapkan dalam pembelajaran fiqh, akan tetapi pendidik haruslah jeli dengan materi apa yang di sampaikan dan media apa yang sesuai untuk proses komunikasi, khususnya dalam ilmu fiqh. Sehinggga melalui proses komunikasi pesan atau informasi dapat di serap dan di hayati oleh peserta didik tanpa adanya kesesatan dalam penerimaan konsep atau materi[8]. Oleh karena itu, ad beberapa kriteria yang patut di perhatikan dalam memeilih media, yaitu:
1.  Sesuai dengan tujuan yang inggin di capai
2.  Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, dan generalisasi
3.  Praktis, luwes, dan bertahan.
4.  Guru terampil menggunakanya
5.  Pengelompokan sasaran
6.  Mutu teknis[9].

D. Langkah Penyiapan Media
           Bila anda membuat program media pembelajaran anda di harapkan dapat melakukannya dengan persiapan dan perencanaan yang teliti[10]. Maka dari itu disini kami mencoba untuk menjelaskan langkah-langkah penyiapan media, mulai dari media berbasis manusia, media berbasis cetakan, media berbasis visual, media berbasis audio visual, dan media berbasis computer
1.  Media Berbasis Manusia
Media ini adalah media yang tertua yang di gunakan untuk mengirimkan atau mengkomunikasikan pesan atau informasi, contoh adari media ini yaitu: guru, instruktur, tutor, dan main peran. Langkah penyiapanya adalah:
a.  Merumuska masalah yang relefan
b.  Mengidentifikasi pengetahuan dan ketrampilan yang terkait untuk memecahkan masalah
c.   Mengajarkan mengapa pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu dapat di terapkan untuk pemecahan masalah
d.  Tuntun eksplorasi siswa
e.  Kembangkan masalah dalam konteks yang beragam dengan tahapan tingkat kerumitan
f.     Nilai pengetahuan siswa dengan memberikan masalah untuk di pecahkan

2.  Media Berbasis Cetakan
    Media berbasis cetakan yang paling umum di kenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Adapun langkah penyiapanya adalah:
a.  Sajikan informasi dalam jumlah yang selayaknya dan dapat dicerna, diproses, dan dikuasai. Informasi di bagi kedalam kelompok-kelompok terkecil yang logis kira-kira antara 3 sampai 7 butir/kelompok. Semakin kompleks informasi itu, semakin sedikit jumlah butir yang di tampilkan dalam sekali penyajian.
b.  Pertimbangkan hasil pengamatan dan analisis kebutuhan siswa dan siapkan latihan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
c.   Pertimbangkan hasil analisis respon siswa, bagaimana siswa menjawab pertanyaan atau mengerjakan latihan.
d.  Siapkan kesempatan bagi siswa untukk dapat belajar sesuai kemampuan dan kecepatan mereka.
e.  Gunakan beragam jenis latihan dan evaluasi seperti main peran, studi kasus, berlomba, atau simulasi.
3.  Media Berbasis Visual
Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pembelajaran dengan dunia nyata.
Ada beberapa prinsip umum yang perlu diketahui untuk menyiapkan media berbasis visual sebagai berikut :
a.  Usahakan visual itu sederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis, karton, bagan, dan diagram. Gambar realistis harus digunakan secara hati-hati karena gambar yang amat rinci dengan relisme sulit di proses dan dipelajari bahkan seringkali mengganggu perhatian siswa untuk mengamati apa yang seharusnya diperhatikan.
b.  Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran (yang terdapat teks) sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
c.   Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum menyajikan unit demi unit pelajaran untuk digunakan oleh siswa mengorganisasikan informasi.
d.  Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat. Meskipun sebagian visual dapat dengan mudah diperoleh informasinya, sebagian lagi memerlukan pengamatan dengan hati-hati. Untuk visual yang kompleks siswa perlu diminta untuk mengamatinya, kemudian mengungkapkan sesuatu mengenai visual tersebut setelah menganalisis dan memikirkan informasi yang terkandung dalam visual itu. Jika perlu, siswa diarahkan kepada informasi penting secara rinci.
e.  Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep, misalnya dengan menampilkan konsep-konsep yang divisualkan itu secara berdampingan.
f.     Hindari visual yang tak-berimbang.
g.  Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual.
h.  Visual yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca.
i.      Visual, khususnya diagram, amat membantu untuk mempelajari materi yang agak kompleks.
j.     Visual yang dimaksud untuk mengkomunikasikan gagasan khusus akan efektif apabila
1)  Jumlah objek dalam visual yang akan ditafsirkan dengan benar dijaga agar terbatas,
2)  Jumlah aksi terpisah yang penting yang pesa-pesannya harus ditafsirkan dengan benar sebaiknya terbatas dan,
3)  Semua objek dan aksi yang dimaksud dilukiskan secara realistik sehingga tidak terjadi penafsiran ganda.
k.  Unsur-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan mudah dibedakan dari unsur-unsur latar belakang untuk mempermudah pengolahan informasi.
l.  Caption (keterangan gambar) harus disiapkan terutama untuk,
1)  Menambah informasi yang sulit dilukiskan secara visual, seperti lumpur, kemiskinan dan lain-lain
2)  Memberi nama orang, tempat, atau objek
3)  Menghubungkan kejadian atau aksi dalam lukisan dengan visual sebelum atau sesudahnya
4)  Menyatakan apa yang orang dalam gambar itu sedang kerjakan, pikirkan, atau katakan
m. Warna harus digunakan secara realistik.
n.  Warna dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan perhatian dan membedakan komponen-komponen.
4.  Media Berbasis Audio Visual
         Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian.
Berikut ini adalah beberapa petunjuk praktis untuk menulis naskah narasi.
a.  Tulis singkat, padat, dan sederhana.
b.  Tulis seperti menulis judul berita, pendek dan tepat, berirana, dan mudah diingat.
c.   Tulisan tidak harus berupa kalimat yang lengkap. Pikirkan frase yang dapat melengkapi visual atau tuntun siswa kepada hal-hal penting.
d.  Hindari istilah teknis, kecuali jika istilah itu diberi batasan atau digambarkan.
e.  Tulislah dalam kalimat aktif.
f.     Usahakan seiap kalimat tidak lebih dari 15 kata. Diperkirakan setiap kalimat memakan waktu satu tayangan visual kurang lebih satu10 detik.
g.  Setelah menulis narasi, baca narasi itu dengan suara keras.
h.  Edit dan revisi naskah narasi itu sebagaimana perlunya.
Storyboard dikembangkan dengan memperhatikan beberapa petunjuk di bawah ini.
a.  Menetapkan jenis visual apa yang akan digunakan untuk mendukung isi pelajaran, dan  mulai membuat sketsa.
b.  Pikirkan bagian yang akan diperhatikan audio dalam paket program. Audio bisa dalam bentuk : diam, sound effect khusus, suara latar belakang, musik, dan narasi. Kombinasi suara akan dapat memperkaya paket program itu.
c.   Lihat dan yakinkan bahwa seluruh isi pelajaran tercakup dalam storyboard.
d.  Reviu storyboard sambil mengecek hal-hal berikut :
1)  Semua audio dan grafik cocok dengan teks,
2)  Pengantar dan pendahuluan menanpilan penarikan materi,
3)  Informasi penting telah dicakup,
4)  Urutan interaktif telah digabungkan,
5)  Strategi dan taktik belajar telah digabungkan,
6)  Narasi singkat padat,
7)  Program mendukung latihan-latihan,
8)  Alur dan organisasi program mudah diikuti dan dimengerti.
e.  Kumpul dan paparkan semua storyboard sehingga dapat terlihat sekaligus.
f.   Kumpulan anggota tim produksi untuk mereviu dan mengetik storyboad .
g.  Catat semua komentar, kritik, dan saran-saran.
h.  Revisi untuk persiapan akhir sebelum memulai produksi.
5.  Media Berbasis Komputer
Sebuah media di katakan berbasis computer apabila  dalam penggunaannya menggunakan komputer sebagai media pembelajaran. Penggunaan computer sebagai media pembelajaran secara umum mengikuti proses instruksional sebagai berikut :
1.  Merencanakan, mengatur dan mengorganisasikan, dan menjadwalkan pengajaran.
2.  Mengevaluasi siswa (tes).
3.  Mengumpulkan data mengenai siswa.
4.  Melakukan analisis statistik mengenai data pembelajaran.
5.  Membuat catatan perkembengan pembelajuran (kelompok atau perseorangan)[11].

E. Langkah-langkah Pengembangan Media
Bila anda akan membuat program media pembelajaran anda diharapkan dapat melakukannya dengan persiapan dan perencanaan yang teliti. Dalam membuat perencanaan itu ada beberapa pertanyaan yang perlu anda jawab. Pertama anda perlu bertanya mengapa anda ingin membuat program media itu? Apakah program media itu ada kaitannya dengan proses belajar mengajar tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula? Untuk siapakah program media itu anda buat? Untuk orang dewasakah, anak-anakkah, mahasiswakah, siswa SMPT-kah, atau masyarakat pada umumnya? Kalau anda sudah dapat menentukan siapa yang akan menjadi sasaran dari program media yang anda buat, masih perlu ditanyakan bagaimana karakteristik sasaran anda itu? Betulkah program media itu mereka perlukan? Perubahan tingkah laku apa yang anda harapkan akan terjadi bila mereka selesai belajar menggunakan media yang anda buat? Sebaliknya bila mereka tidak menggunakan media yang anda buat itu apakah mereka akan mengalami kerugian tertentu secara intelektual? Anda juga perlu memikirkan apa materi yang perlu anda sajikan melalui media itu supaya pada diri siswa terjadi perubahan tingkah laku sesuai dengan harapan anda? Bagaimana urutan materi itu harus disajikan? Tentu saja anda perlu memikirkan bagaimana anda akan mengetahui bahwa pada diri sasaran didik anda telah terjadi perubahan tingkah laku itu. Apa ukuranyang dapat anda gunakan?
Bila pertanyaan-pertanyaan di atas disusun secara lebih sistematik maka urutan dalam mengembangkan program media itu dapat diutarakan sebagai berikut :
a.      Menganalisa kebutuhan dan karakteristik siswa
b.     Merumuskan tujuan instruksional (instructional objective) dengan operasional khas
c.      Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan
d.     Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
e.      Menulis naskah media
f.       Mengadakan tes dan revisi[12].

A. Analisis
Dalam pembelajaran fiqih, khususnya Madrasah Ibtidaiyah banyak sekali kendala yang dihadapi dalam pembelajaran, salah satunya adalah media yang kurang memadai, kurangnya kreatifitas pendidik dalam menyampaikan materi. Hal ini terlihat jelas ketika kita bedakan antara sekolah yang mempunyai fasilitas media lengkap dan sekolah yang fasilitas medianya terbatas akan berbeda hasilnya[13]. Hal sejalan dengan apa yang di katakana oleh Brake Dan Haralsen bahwa media digunakan untuk membawa atau menyampaikan pesan, di meana medium ini merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan antara komunikator dengan komunikan[14]. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan antara sekolah tersebut.
Sekolah yang mempuyai fasilitas atau media pembelajaran lengkap maka siswanya akan lebih mudah memahami materi yang di sampaikan guru begitu juga sebaliknya, sekolah yang minim fasilitas ataupun media maka akan minim pula pemahaman siswa tentang apa yang di sampaikan oleh guru.

Daftar Rujukan

[1] Wina Sanjaya. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Hlm 204           
[2] Azhar Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hlm 4
[3] Ibid. Hlm 4
[4] Ahmad Rohani. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hlm 35
[5] Azhar Arsyad. 2007. Media... Hlm 33
[6] Ibid. Hlm 33-35
[7] Ibid. Hlm 36
[8] Ahmad Rohani. 1997. MediaHlm 1
[9] Azhar Arsyad. 2007. Media... Hlm 75-76
[10] Arif S. Sadiman, dkk. 1900. Media Pendidikan: pengertian, pengembangan, dan pemanfatanya. Jakarta: Rajawali. Hlm 99
[11] Azhar Arsyad. 2007. Media... Hlm 82-96
[12] Arif S. Sadiman, dkk. 1900. Media… Hlm 99-100
[13] Abdul Rouf, 2008,11 Januari. Buat Taman Lalu Lintas Buat Anak. Seputar Indonesia. Hlm 18
[14] Ahmad Rohani. 1997. MediaHlm 2

1 comment: