Menu Blog

Wednesday, June 12, 2013

Konsep Dasar Pembelajaran Tematik

A.    Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh, tema “Air” dapat ditinjau dari mata pelajaran fisika, biologi, kimia, dan matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain, seperti IPS, bahasa, dan seni. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Unit yang tematik adalah epitome dari seluruh bahasa pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin tahu dengan penghayatan secara alamiah tentang dunia di sekitar mereka.
       Istilah pembelajaran tematik sering juga disebut dengan pembelajaran terpadu dan disampaikan dengan integreted teaching and learning. integreted curriculum approach, acoherent approach. konsep ini telah lama dikemukakan oleh jhon Dewey sebagai upaya untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan pengetahuannya. Menurut Beans, (1993) dalam Sa’ud, dkk 2006), memberi pengertian bahwa pembelajaran tematik adalah pendekatan untuk pengembangan pengetahuan siswa dalam pembentukan pengetahuan berdasarkan pada interaksi dengan lingkungan dan pengalaman kehidupannya. hal ini membantu siswa untuk belajar menghubungkan apa yang telah dipelajari dan apa yang sedang dipelajari. Sedangkan menurut Rakajoni (1996) dalam Trianto (2007) pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pebelajaran yang yang memungkinkan siswa-siswi secara individu maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secar holistik. bermakna dan otentik.
Pembelajaran terpadu menurut Semiawan (Joni, t.t), berasal dari integrated learning, sering diterjemahkan dengan berbagai cara yang pengertiannya berbeda-beda, yaitu integrated day, integrated curricula dan integrated learning itu sendiri.  Integrated day, hari terpadu, dilukiskan oleh Dresden (Cohen & Manion, 1992) sebagai suatu konsep organisasional aktivitas peserta didik, yang dipilah-pilah dalam berbagai kegiatan belajar yang sifatnya individual.  Dalam hari terpadu ini terjadi dominasi pilihan kegiatan belajar oleh masing-masing anak terjadi secara bersamaan di kelas.  Suasana belajar sangat bebas sehingga terlihat masing-masing peserta didik dengan aktivitasnya sendiri-sendiri, yaitu ada yang membaca, menggambar, membentuk kelompok mengerjakan sesuatu, dan lain-lain. 
Pembelajaran tematik menawarkan model-model pembelajaran yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi siswa-siswi, baik aktivitas formal maupun informal, meliputi pembelajaran inquiry secara aktif sampai dengan penyerapan pengetahuan dan pengalan siswa untuk membantunya mengerti dan memahami dunia kehidupannya. cara pengemasanya
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh, tema “Air” dapat ditinjau dari mata pelajaran fisika, biologi, kimia, dan matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain, seperti IPS, bahasa, dan seni. pembelajaran tematik juga dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi kebebrapa mata pelajaran dalam satu tema / topik pembehasan, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. dari hal tersebut dapat ditegaskan bahwa pembelajaran tematik dilakukan dengan maksud sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan terutama untuk mengimbangi padatnya kurikulum.
Disamping itu juga bahwa, pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajarsecara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalamanbelajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik)
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: 1) pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2) kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; 3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan 6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu: 1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan, 2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan  tujuan akhir, 3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. 4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.
Dengan tema diharapkan akan  memberikan banyak keuntungan, di antaranya:
  1. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,
  2. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama;
  3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
  4. kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa;
  5. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;
  6. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain;
  7. guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan,  waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan
Beberapa ciri khas yang lain dari pembelajaran tematik antara lain:
  1. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar;
  2. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa;
  3. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; \
  4. Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa;
  5. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan
  6. Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
B.     Tujuan Pembelajaran Tematik
Tematik sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar kelas awal, memiliki tujuan sebagai berikut:
1.      Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.
2.      Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama.
3.      Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
4.      Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik karena mengaitkan berbagai mata pelajaran dengan pengalaman pribadi dalam situasi nyata yang diikat dalam tema tertentu.
5.      Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
Dari ruang lingkup di atas dalam pembelajaran tematik, terdapat Keterkaitan dengan Standar Isi dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum yang dikeluarkan .Badan Standar Nasional Pendidikan, dijelaskan bahwa untuk kelas I, II, dan III SD pembelajaran dilaksanakan melalui pendekatan tematik. Mata pelajaran yang harus dicakup adalah (1) pendidikan agama, (2) pendidikan kewarganegaraan, (3) bahasa Indonesia, (4) matematika, (5) ilmu pengetahuan alam, (6) ilmu pengetahuna sosial, (7) seni budaya dan keterampilan, dan (8) pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan.
Dalam pembelajaran tematik, standar kompetensi dan kompetensi dasar yang termuat dalam standar isi harus dapat tercakup seluruhnya karena sifatnya masih minimal. Sesuai dengan petunjuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), standar itu dapat diperkaya dengan muatan local

C.    Manfaat Pembelajaran Tematik
Pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu:
1        Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, sehingga tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
2        Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir.
3        Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.
4        Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.

D.    Ciri-ciri Pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri atau krakteristik sebagai berikut:
1.    Berpusat pada siswa
2.    Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
3.    Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.
4.    Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran
5.    Bersifat fleksibel.
6.    Hasil pembelajaran dapat dikembangkan sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa dapat digambarkan secara mendalam sebagai berikut; pertama berpusat pada siswa, bahwa proses pembelajaran yang dilakukan harus menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas dan harus mampu memperkaya pengalaman belajar. pengelaman belajar tersebut dituangkan dalam kegiatan belajar yang menggali dan mengembangkan fenomena alam di sekitar siswa, kedua memberikan pengelaman langsung pada siswa, yakni agar pembelajaran lebih bermakna, makas siswa perlu belajar secara langsung dan mengalami sendiri. Atas dasar ini maka guru perlu menciptakan kondisi yang yang kondusif dan memfasilitasi tumbuhnya pengalaman yang bermakna, ketiga pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, artinya mengingat tema yang diakji saling keterkaitan mata batas mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas, keempat menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, kelima bersifat fleksibel, artinya bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik tidak terjadwal secara ketat antara mata pelajaran, dan keenam hasil pembelajaran dapat dikembangkan sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa.

E.     Kaitan Pembelajaran Tematik dengan Standar Isi
Dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum yang dikeluarkan Badan Standar Nasional Pendidikan, dijelaskan bahwa untuk kelas I, II, dan III SD pembelajaran dilaksanakan melalui pendekatan tematik. Mata pelajaran yang harus dicakup adalah (1) pendidikan agama, (2) pendidikan kewarganegaraan, (3) bahasa Indonesia, (4) matematika, (5) ilmu pengetahuan alam, (6) ilmu pengetahuna sosial, (7) seni budaya dan keterampilan, dan (8) pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan.
Dalam pembelajaran tematik, standar kompetensi dan kompetensi dasar yang termuat dalam standar isi harus dapat tercakup seluruhnya karena sifatnya masih minimal. Sesuai dengan petunjuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), standar itu dapat diperkaya dengan muatan lokal atau ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan.

2 comments:

  1. terima kasih atas artikelnya......... artikel ini membantu saya meyelesaikan tugas saya

    ReplyDelete
  2. apa keuntungan untuk pembelajaran tematik ini min?

    ReplyDelete