Menu Blog

Monday, July 2, 2012

Teknik dan Prosedur Evaluasi Hasil Belajar

Agar tujuan evaluasi/penilaian dapat terwujud sesuai dengan prinsip-prinsip yang mendasari serta syarat-syarat yang diperlukan, pelaksanaannya perlu menyesuaikan langkah/prosedurnya dengan menggunakan teknik yang cocok menurut jenis yang diperlukannya. Secara garis besar bab ini akan memenuhi harapan itu dengan membahas jenis-jenis evaluasi serta prosedur penggunaannya di mana terdapat teknik tes dan nontes, kemudian ditutup dengan langkah-langkah yang perlu diambil dalam pelaksanaannya.
           
A. Jenis-jenis Penilaian dan Penggunaanya
Menurut fungsinya, penilaian dibedakan menjadi empat jenis yaitu formatif, sumatif, penempatan dan diagnostic. Menurut caranya dibedakan penilaian kuantitatif dan kualitatif, sedangkan menurut tekniknya, dibedakan antara tes dan non tes. Secara singkat masing-masing jenis itu dibahas berikut ini.

1.  Fungsi penilaian
a.  Penilaian formatif
Penilaian ini lebih diarahkan kepada pernyataan: sampai dimanakah guru telah berhasil menyampaikan bahan pelajaran kepada siswanya. Hal ini akan digunakan oleh guru dalam memperbaiki proses belajar-mengajar. Dengan perkataan lain, penilaian formatif ditujukan untuk memperoleh umpan balik dari upaya pengajaran yang telah dilakukan oleh guru.

Penilaian formatif umumnya dilakukan pada akhir satuan pelajaran (SAP) dan terutama dirahkan kepada bidang/lapangan tingkah laku kognitif.

b.  Penilaian sumatif
Apabila penilaian formatif diarahkan kepada proses belajar mengajar, penilaian sumatif diarahkan kepada hasil belajar itu sendiri (outcome/output), hasil penilaian sumatif ini berguna untuk:
1)Memberikan nilai (grading) kepada siswa, misalnya nilai rpor dlam setiap triwulan/semester.
2)Memberikan penentuan tentaang seorang siswa, misalnya lulus/tidak lulus, baik/tidak baik.
3)Menempatkan siswa dalam kelompok yang ditentukan, misalnya menempatkan siswa dalm kelompok kerja, dalam pendidikan selanjutnya, dan sebagainya.

c.  Penilaian penempatan
Yang dimaksud ialah usaha penilaian untuk memahami kemampuan setiap siswa, sehingga dengan pengetahun itu guru dapat menempatkan siswa dalam situasi yang tepat baginya. Penempatan yngdimaksud dapat berupa penempatan-penempatan sebagai berikut:
(1)Penempatan siswa dalam kelompok kerja
(2)Penempatan siswa dalam kelas, misalnya siswa yang memerlukan perhatian guru yang lebih besar dalam belajar, ditemptkan didepan, siswa yang kurang baik pendengarannya didepan juga, siswa yang mempunyai mata rabun dekat ditempatkan dibelakang.
(3)Penempatan siswa dalam berbagai panitia sekolah
(4)Mengarahkan siswa dalam memilih kelanjutan studi
(5)Mengarahkan siswa dalam memilih kemungkinan kerja
(6)Menempatkan siswa dalam asrama (kalau ada)
(7)Menempatkan siswa dalam program pengajaran tertentu, misalnya memilih program pengajaran ketrampilan yang cocok dengn kemampuan dan minatnya.

d.  Penilaian diagnostic
Yang dimaksud ialah usaha penilaian untuk menelusuri kelemahan-kelemahan khusus yang dimiliki siswa yang tidak berhasil dalam belajar, juga factor-faktor yang menguntungkan pada siswa tersebut, untuk digunakan dalam menolong mengatasi kelemahan siswa tersebut. Dengan penilaian diagnostic ini guru dapat mengetahui dengan jelas dimana kesulitan siswa tersebut.

2.  Cara penilaian
Dalam bagian ini dibahas dua cara penilaian, yaitu (a) penilaian kuantitatif, dan (b) penilaian kualitatif.

Penilaian kualitatif pada umumnya lebih subyektif dari pda penilaian kuantitatif. Penilaian kuantitatif biasanya dinyatakan dengan angka, sedangkan penilian kualitatif dinyatakan dengan ungkapan, seperti “baik”, “memuaskan”, “kurang memadai”, “kurang sempurna”, dan sebagainya.

Dalam penilaian, kedua cara ini harus dilakukan seimbang. Ada aspek-aspek individu siswa yang yang perlu diungkapkan secra kualitatif, disamping secara kuantittif. Bilamanakah kedua cara penilaian itu dilakukan? Penilaian kuntitatif biasanya ilkukan apabila guru akan memberikan nilai akhir terhadap hasil belajar siswanya. Sedangkan penilaian kualitatif dilakukan apabila guru ingin memperbaiki hasil beljar siswanya. Tetapi perbedaan tersebut jangan dijadikn patokan. Kedua cara penilaian itu dapat saja dilakukan pada kedua kesempatan tadi, sesuai dengn kebuuhannya.

Kedua cara penilaian tersebut membutuhkan teknik pelaksanaannya. Teknik penilin itu dapat dibagi menjadi dua golongan besar, nialah (a) teknik tes, dan (b) teknik bukan tes atau teknik non tes.

3.  Teknik penilaian
a.Teknik Tes. Tes dapat dibedakan menurut materi yng akan dinilai, bentuknya, dan cara membuat. Menurut materi yang dinilai dibedakan tes hasil belajar, tes kecerdasan, tes bakat khusus, tes minat, dan tes kepribadian. Menurut bentuknya dibedakan tes uraian, tes obyektif. Menurut caranya membuat dibedakan tes buatan guru, dan tes baku.
b.Teknik Non Tes
Alat-alat khusus untuk melaksnakan teknik non tes ini dapat dilakukan melalui pengamatan, wawancara, angket, hasil karya/laporan, karangan dan skala sikap.

B. Tes Hasil Belajar
Yang dimaksud dengan tes hasil belajar adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesikn oleh siswa dengan tujuan untuk mengukur kemajuan belajar siswa. Hasil tes ini merupakan data kuantitatif.Dalam bagian ini dikemukakan jenis-jenis tes berdasarkan penggolongan cara, pelaksanaan, isi dan tujuan, dan pembuatnya.

1.  Jenis-jenis tes
a.Menurut cara pelaksanaannya, tes dibedakan menjadi dua yaitu:
1)Tes kata-kata (verbal test), yaitu tes yang menggunakan kata-kata, baik dalam memberikan pertanyaannya maupun jawabannya. Tes ini meliputi:
(a)   Tes tertulis
(b)   Tes lisan
2)Tes perbuatan, yaitu tes yang dilakukan dengan jawabannya merupakan perbuatan dari siswa yang sedang dinilai. Soal tes dapat berupa soal tertulis maupun lisan, bahkan mungkin merupakan tes buatan dari penilai.
b.Menurut isi dan tujuannya, tes dibedakan menjadi tiga yaitu:
1)Tes hasil belajar, yaitu tes yang menilai sampai dimana hasil belajar yang dicapai oleh siswa, setelah merekan menjalani perbuatan belajar dalam waktu tertentu. Jadi tes ini dilakukan setelah siswa mengalami proses belajar, dan bahan yang dijadikan soal tes tidak keluar dari bahan yang telah dipelajari oleh siswa.
2)Tes diagnostic, ialah tes untuk mengetahui kelemahan dan kekuatn siswa dalam pelajaran tertentu yang hasilnya digunakan untuk membantu siswa tersebut dalam mengatasi kesulitannya dalam pelajaran tersebut.
3)Tes psikologis, yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan psikologis siswa, terutama cirri-ciri kepribadiannya yang dapat digunakan untuk membantu nya apabila dia mengetahui kesulitan yang berhubungan dengan ciri-ciri tersebut.
2.  Tes tertulis
Dalam tes tertulis pertanyaan dan jawabannya disampaikan secara tertulis. Tes tertulis dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tes essay (karangan) dan tes obyektif.
a.  Tes Essay (karangan)
1)  Pengertian
Tes ini biasanya berupa soal-soal yang masing-masing mengandung permasalahan dan menurut penguraian sebagai jawabannya.

Tes essay dibedakan menjadi dua, yaitu tes essay jawaban singkat dan tes essay jawaban panjang/luas. Tes essay jawaban singkat menuntut sisw memberikan jawaban satu atau dua kalimat dengan kata-katanya sendiri. Contoh: jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas!
(1) Sebutkan dua alasan pokok mengapa KB perlu bagi masyarakat Indonesia?
(2) Apakah arti transmigrasi?

Tes essay jawaban panjang/luas menuntut siswa menjawab berupa uraian yang panjangnya sekitar setengah halaman folio atau lebih. Contoh: jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas!
(1) Sebut dan jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan Indonesia!
(2) Mengapa pancasila dijadikan sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat!

2)  Kebaikan-kebaikan tes essay
üDapat mengukur proses mental yang tinggi, yaitu pengertian dan penerapan (termasuk analisis, sitesa dan evaluasi) mengorganisasikan bahan dan pikiran, serta membanding-bandingkan. Tes obyektif tipe pilihan ganda juga utuk mengukur proses mental yang tinggi, tetapi sulit sekali dalam meyusun soalnya.
üDapat mengukur kesanggupan siswa untuk menjawab pertanyaan, dengan kata-kata sendiri.
üDapat mendorong siswa untuk mempelajari bagaimana menyusun dan menyatakan pengertian mereka secara aktif dengan gaya bahasa dan caranya sendiri.
üMendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat sert menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus.
üDapat diketahui sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang diteskan.
üSedikit sekali memberi kesempatan kepada siswa untuk menerka jawaban ataupun untuk menyontek teman.
üHanya memerlukan sedikit waktu untuk menulis soal.
üMemberi kemungkinn kepada guru untuk lngsung menilai proses berpikir masing-masing siswa.
üMudah disiapkan dan disusun.

3)  Kelemahan tes essay
üPengaruh subyektif cenderung berperan didalam pemberian angka. Hal itu disebabkan oleh kesan pertama, penilaian pribadi, factor tulisan, kebersihan kertas dn lain-lain.
üBiasanya ssoalnya sedikit, sehingga kurang bisa mencakup seluruh bahan. Akibatnya penilaian itu kurang valid.
üWaktu memeriksa lama, sehingga kurang ekonomis.
üPertanyaan sering bersifat kabur, sukar dipastikan aspek mana yang diperlukan.

b.  Tes Obyektif
1)  Pengertian
Dalam tes obyektif siswa dituntut untuk memilih beberapa kemungkinan jawaban yang telah tersedia dan/ atau memberi jawaban singkat atau mengisi titik-titik di tempat yang tersedia. Soal sudah disusun terstruktur dengan sempurna. Tes obyektif terdiri dari empat jenis yaitu:
1.1)   Tes benar salah (true false test)
1.2)   Tes pilihan berganda (multiple coice test)
1.3)   Tes menjodohkan (machine test)
1.4)   Tes isian atau tes melengkapi (completion test)

2)  Keuntungn atau kelebihan tes obyektif.
üMempunyai validitas yang tinggi.
üMemiliki tingkat kepercayaan (reabilitas) yang tinggi yang sush dicapai tes essay.
üDapt meliputi aspek-aspek bahan pelajaran dan kecakapan yang cukup lengkap. Tes essay tidak mungkin.
üPetunjuknya mudah dimengerti dan pengerjaannya lebih mudah.
üScorang lebih mudah dan lebih cepat daripada tes essay.
üItem-item obyektif dapat dianalisa dengan item analisis untuk meningkatkan mutu tes-tes yang akan dating.
üTes obyektif dapat digunakan lagi berulang-ulnga kali selama masih valid dan tidak bocor.

3)  Kekurangan tes obyektif
ü Cara membuatnya memerlukan waktu, tenaga, pikiran, dan ketekunan yang banyak.
ü Tidak semua aspek pribadi anak dapat diukur dengan tes obyektif
ü Jawaban anak belum tentu menunjukkan hasil yang sebenarnya. Sebab anak-anak kemungkinn hany kira-kira saja.
ü Kurang ekonomis, sebab banyak membutuhkan kertas dan lain-lain.

c.  Tes Lisan (oral test)
Di dalam tes lisan guru mengajukan pernyataan lisan dan siswa memberikan jawaban lisan pula.

a)  Kebaikan-kebaikan tes lisan.
üAda beberapa tujuan pengajaran yang tak dapat diukur dengan menggunakan tes tertulis, tetapi dapat dengan menggunakan tes lisan misalnya ketrampilan berkomunikasi secara lisan, ketrampilan membedakan sesuatu dengan lisan.
üTes lisan berguna dalam tes individual. Tes ini memungkinkan pertanyaan-pertanyaan tambahan dalam bidang-bidang tertentu apabila guru merasa perlu memberikannya.

b)  Kelemahan-kelemahan tes lisan.
üMemakan banyak waktu. Sebagai alat untuk mengumpukan data, tes ini kurang efesien.
üKalau tes ini dilaksanakan untuk seluruh kelas, maka tidak mungkin siswa siswa yang satu dan yang lain memperoleh pertanyaan yang sama.
üPertanyaan-pertanyaan dapat diulang atau dirumuskan dengan kata-kata lain bila diperlukan.
üInformasi psigologis yang penting seringkali dapat diperoleh dari tes lisan, meskipun tujuan pokok dari tes itu adalah untuk memperoleh data tentang prestasi belajar.
üBagi siswa yang mengalami kesulitan membaca dan menulis, tes lisan dapat dipergunakan.
üTiap siswa hanya mendaat tiga atau empat pertanyaan, dan jawaban-jawaban merekan akan dinilai secara subyektif.
üBagi siapa yang mempunyai kesulitan berbicara, tentunya tes lisan itu akan merupakan kesulitan.

C. Langkah-langkah Evaluasi Hasil Belajar Siswa
Agar evaluasi dapat dilaksanakan tept pada waktu yang diharapkan dan hasilnya tepat guna dan tepat arah, perlu mengikuti langkah-langkah berikut ini.
1.  Mendalami pedoman penilaia dari kurikulum.
2.  Persiapan penyusunan alat evaluasi:
a.Inventarisasi tujuan pengajaran (dari program semester/catur wulan) yang dijbarkan dalam seperangkat Tujuan Itruksional (umum dan khusus) untuk setiap atuan pelajaran.
b.Membuat bgan perincian/ blue-print.
c.Menulis soal.
d.Menyiapkan kunci jawaban.
e.Penggandaan tes.
3.  Pelaksanaan tes.
4.  Pemeriksaan/analisis hasil test:
a.Memberi skor/angka
b.Mengidentifikasi taraf serap murid
c.Menyusun profil kelas:
-  Setiap mata pelajaran
-  Seluruh mata pelajaran
d.Menentukan pokok-pokok bahasan yang belum dikusai murid
5.  Menentukan murid yang:
a.Kurang - memerlukan perbaikan
b.Istimewa/baik – memerlukan pengayaan
6.  Menyusun program:
a.Perbaikan
b.Pengayaan
7.  Melaksanakan program pengayaan/perbaikan
8.  Laporan hasil evaluasi.

No comments:

Post a Comment