BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia diberi oleh Allah akal yang berguna unuk berfikir. Berfikir adalah
upaya manusia untuk memperbaiki dirinya baik dihadapan Allah maupun manusia,
sebab dengan proses berfikir manusia
akan cenderung terlihat bijaksana dalam menyelesaikan masalahnya.
Keinginan untuk menjadi cerdas adalah hal yang
wajar. Karena itu, manusia selalu
“mencoba-coba” apakah hal itu sesuai dengan pemikirannya atau tidak. Kita semua
faham bahwa sesungguhnya, makanan bagi akal
kita adalah sepiring akal dan segelas nasihat. Dengan itu, manusia akan
selalu merasa dirinya akan selalu dalam kebaikan.
Demi
menunjang ketercapaiannya itu, maka adakalanya kita butuh apa yang disebut
dengan penelitian. Penelitian memiliki maksud untuk menjadi lantaran, bagi
jalan kita dalam membuat suatu rancangan
dasar bagi pemahaman kita. Kita tidak akan mengerti ataupun memahami
jikalau kita tidak berusaha untuk meneliti masalah. Penelitian memiliki
bermacam-macam jenis seperti yang akan kami jelaskan dalam makalah ini. Semoga
bisa bermanfaat dan dapat membuka wawasan kita tentang penelitian tersebut.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian
Ada
beberapa pengertian penelitian menurut buku dan para ahli, diantaranya :
Pengertian
penelitian adalah usaha manusia yang di lakukan untuk mencari jawaban atas
suatu keingintahuan. Sebagaimana berteori, penelitian juga merupakan aktivitas
sehari-hari yang di lakukan oleh setiap orang, baik di dasari maupun tidak.
Karena setiap waktu kita selalu menemukan hal-hal baru dan senantiasa mencari
penjelasan/jawaban tentang penyebab, factor-faktor yang mempengaruhi, serta
akibat-akibat yang di timbulkannya.
Dalam penelitian
dikenal apa yang di sebut metodologi penelitian dan metode penelitian. Metodologi penelitian adalah strategi
dalam melakukan penelitian termasuk tahapan-tahapan yang di lakukan melakukan
penelitian. Tahapan ini meliputi :
1.
Pendekatan
yang di pilih (positivism atau alternative)
2. Penetapan
tujuan studi
3. Perumusan
research question
4. Pengumpulan
data
5. Dan
penulisan laporan
Sedangkan
metode penelitian merupakan dari
bagian dari metodologi yang secara khusus mendeskripsikan dengan cara
mengumpulkan dan menganalisis data[1].
Dalam bahasa inggris istilah penelitian
disebut (research), berasal dari kata
(re) artinya kembali dan (to reasrch) artinya menemukan atau
mencari. Adapun yang di temukan cari atau dicari dalam hal ini adalah jawaban
atau kebenaran dari pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam fikiran manusia atas
suatu masalah yang muncul dan perlu untuk di pecahkan.dalam hal ini, penelitian
merupakan suatu sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik dari
segiteoritis maupun praktis. Penelitian merupakan suatu bagian pokok dari ilmu
pengetahuan, yang bertujuan untuk lebih mengetahui dan lebih mendalami segala
segi kehidupan. Betapa besarnya manfaat dan kegunaan penelitian, kiranya sulit
untuk di sangkal, oleh karena dengan penelitian itulah manusia mencari
kebenaran dari pada pergaulan hidup ini, yang di tentukan oleh pribadi manusia,
lingkungan social dan lingkungan alam[2].
Penelitian pada hakekatnya adalah suatu
kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah.
Pengetahuan yang di peroleh dari penelitian terdiri dari fakta, konsep,
generalisasi dan teori yang memungkinkan manusia dapat memahami fenomena dan
memecahkan masalah yang di hadapinya.masalah penelitian dapat timbul akibat
adanya kesulitan yang mengganggu kehidupan manusia atau semata-mata karena
dorongan ingin tahu sebagai sifat naluri manusia. Baik untuk masalah penelitian
yang timbul karena adanya kesulitan yang di hadapi manusia maupun karena naluri
ingin tahu, di perlukan jawaban yang dapat diandalkan berdasarkan yang
benar.kebenaran yang dipegang teguh dalam penelitian adalah kebenaran ilmiah,
yaitu kebenaran yang bersifat mutlak.penelitian berusaha memperoleh pengetahuan
yang memiliki kebenaran ilmiah yang lebih sempurna dari pengetahuan sebelumnya,
yang kesalahanya lebih kecil dari pada pengetahuan yang telah terkumpul
sebelumnya[3].
B. Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian antara lain:
a.
Memperoleh
informasi baru. Pada penelitian biasannya seorang peneliti akan berubungan
dengan data atau fakta baru. Walaupun suatu data atau fakta tersebut telah ada da
nada pada suatu tempat dalam waktu lama (data sejarah), namun apabila fakta dan
data tersebut terungkap dan di sajikan secara sistematis maka dapat dikatakan
data dan fakta masih tetap baru.
b.
Mengembangkan
dan menjelaskan. Merupakan tujuan penelitian yang lain dan penting karena hanya
melalui penelitian suatu cakrawala teori ilmu pengetahuan dapat di kembangkan.
c.
Menerangkan,
memprediksi dan mengontrol suatu variabel. Seseorang yang dapat menguasai ilmu pengetahuan yang mencangkup fungsi
menerangkan, memprediksi, dan mengontrol sesuatu maka dapat di katakan bahwa
orang tersebut adalah berpengetahuan atau seorang umaroh.
C. Jenis-jenis
Penelitian
Penggolongan jenis-jenis penelitian tergantung
kepada pedoman dari segi mana penggolongan itu di tinjau[4]. Keseragaman dasar tinjauan penggolongan belumlah
tercapai. Namun secara umum dapatlah di catat jenis-jenis penggolongan sebagai
berikut:
a. Penggolongan menurut bidangnya:
penelitian pendidikan, penelitian sejarah, penelitian bahasa, penelitian ilmu
teknik, penelitian biologi, penelitian ekonomi, dan sebagainya
b.
Penggolongan menurut tempatnya: penelitian
laboratorium, penelitian perpustakaan, dan penelitian kancah.
c.
Penggolongan menurut pemakaianya: penelitian murni (pure research) dan penelitian terpakai (applied
research).
d.
Penggolongan menurut tujuan umumnya: Penelitian eksploratif,
penelitian developmental, dan penelitian verifikatif.
e. Penggolongan menurut tarafnya:
Penelitian deskriptif dan
penelitian inferensial.
f.
Penggolongan menurut approachnya: penelitian longitudinal dan penelitian cross-sektional[5].
D. Macam-macam Penelitian
Secara
garis besar, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek bagaimana suatu
bentuk penelitian dilihat dan dibedakan. Beberapa aspek tinjauan tersebut: aspek tujuan, aspek metode, dan aspek
bidang kajian.
1.
Klasifikasi bentuk penelitian dari aspek tujuan. Ada dua macam tujuan
yaitu:
a. Penelitian Dasar. Suatu bentuk penelitian
dikatakan penelitian dasar apabila para peneliti yang melakukan penelitian
mempunyai tujuan perluasan ilmu dengan tanpa memikirkan pada pemanfaatan hasil
penelitian tersbut untuk manusia maupun masyarakat.
b. Penelitian Terepan. Penelitian juga sering disebut sebagai applied
research. Para peneliti dalam hal ini mengadakan penelitian atas dasar
permasalahan yang signifikan dan hidup dimasyarakat sekitarnya. Tujuan para
peneliti yang utama adalah memecahkan masalah dan hasil penelitian dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan manusia baik secara individual maupun secara
kelompok maupun keperluan industri atau pengusaha dan bukan untuk wawasan
keilmuan.
2. Klasifikasi
penelitian menurut aspek metode. Pengelompokan
bentuk penelitian yang sering pula di lakukan oleh para peneiti adalah
klasifikasi bentuk penelitian menurut aspek metode yang di gunakan. Beberapa
macam bentuk penelitian di lihat dari segi metode dapat di lihat dalam
keterangan di bawah ini.
a. Penelitian
Deskriptif. Klasifikasi yang pertama sering di temui dalam bidang social,
ekonomi, dan pendidikan ialah penelitian deskriptif. Pada penelitian deskriptif
ini, para peneliti berusaha menggambarkan kegiatan penelitian yang di lakukan
pada obyek tertentu secara jelas dan sistematis.
b. Penelitian
Sejarah. Penelitian sejarah atau historical research ini juga di lihat
sepintas sama dengan penelitian deskriptif. Keduanya sama-sama menggunakan
penggambaran secara komprehensip tentang obyek atau subyek penelitian. Yang
membedakan dalam penelitian sejarah, peneliti lebih memfokuskan pencarian data
dengan metode wawancara pada pelaku sejarah, misalnya para pimpinan yang
terlibat dan tokoh-tokoh masyarakat yang mengalami dan menggunakan
sumber-sumber lain termasuk obyek
peninggalan kejadian, prasasti, dan buku-buku yang berkaitan erat dengan
peristiwa yang di teliti. Tujuan dari kegitan tersebut ialah untuk memperoleh
gambaran secara obyektif terhadap peristiwa besar atau obyek yang di teliti. Di
Negara berkembang termasuk di Indonesia ini, peneliti sejarah belum menjadi
perhatian yang serius oleh para ahli di bidangya. Oleh karena itu, tidak aneh
jika terjadi penyimpangan terhadap obyektifitas yang dapat berakibat sebagai
berikut.
1) Peristiwa
besar daam kehidupan masyarakat yang di ambil dengan metodologi penelitian yang
valid masih kurang.
2) Peristiwa
biasa menjadi peristiwa legendaris dan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
3) Banyak
di gunakan oleh para penguasa untuk memperoleh legitimasi yang lebih besar dan
melanggengkan kekuasaanya.
c.
Penelitian survei. Bentuk penelitian
yang kedua ini seringpula di sebut sebagai penelitian normative atau atau
penelitian status. Penelitian survei
biasanya tidak membatasi dengan satu atau beberapa variabel. Para peneliti pada
umumnya dapat menggunakan variabel serta populasi yang luas sesuai dengan
tujuan penelitian yang hendak di capai. Hasil yang luas dari penelitian survei
juga dapat di gunakan untuk bermacam-macam tujuan seperti berikut.
1)
Penelitian
ini dapat di gunakan sebagai bentuk awal penelitian yang telah di rencanakan
untuk di tindak lanjuti dengan penelitian-penelitian lain yang lebih spesifik.
2) Dengan penelitian survei, para peneliti dapat melakukan
eksplorasi dan deskriptif sebagai tujuan penelitian.
3) Dengan penelitian ini, mereka juga dapat melekukan
klasifikasi terhadap permasalahan yang hendak di pecahkan kemudian.
d.
Penelitian
ex-postfakto. Penelitian ini di sebut penelitian ex-postfakto karena para peneliti
berhubungan dengan variabel yang telah terjadi dan mereka tidak perlu
memberikan perlakuan terhadap variabel yang di teliti.
e.
Penelitian
eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian
yang ada. Karen adalam penelitian eksperimen para peneliti mellakukan tiga
persyaratan dari suatu bentuk penelitian. Ketiga persyaratan tersebut, yaitu
kegiatan mengontrol, memanipulasi, dan observasi.
f.
Penelitian
kuasi eksperimen. Kuasi arti lain dari semu. Penelitian kuasi eksperimen dapat
diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu.
3.
Klasifikasi penelitian menurut bidang garapan. Dapat dibedakan menjadi 2:
a. Penelitian Kependidikan. Bidang garapan yang
menjadi pokok penelitian adalah menekankan pada sekitar masalah pendidikan,
baik yang mencakup faktor internal pendidikan termasuk: komponen guru, siswa,
kurikulum sistem pengajar, manajemen pendidikan dan hubungan lembaga dan
masyarakat. Disamping itu penelitian itu penelitian juga mencakup faktor
eksternal seperti: kebijakan pemerintah terhadap lembaga pendidikan, pengaruh gaya
hidup elit politik terhadap prospek pendidikan, pengaruh kehidupan sosial dan
ekonomi terhadap pendidikan generasi muda, dan sebagainya.
b. Penelitian Non Kependidikan. Penelitian non
kependidikan ini mempunyai cangkupan yang luas sekali seluas bidang keahlian
dan variasi dari para pembaca, dapat dimasukkan sebagai penelitian non
kependidikan. Untuk memberikan semacam acuan di bawah diberikan kemungkinan
contoh-contoh penelitian non kependidikan: penelitian sosial, ekonomi, politik,
kebijakan pemerintah, sejarah, antropologi dsb.
E. Ciri-ciri Penelitian Ilmiah
1.
Purposiveness, fokus tujuan yang jelas;
2.
Rigor,
teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;
3.
Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas
4.
Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis;
5.
Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan
emosional;
6.
Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya
semakin berguna;
7.
Precision, Mendekati
realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat;
8.
Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
Penelitian yang dilakukan dengan metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah.
Penelitian yang dilakukan dengan metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah.
Umumnya ada lima karakteristik penelitian
ilmiah, yaitu :
a.
Sistematik
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
b.
Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
c.
Empirik
Artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari yang ditemukan atau melalui hasil percobaan yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :
a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu
c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
Artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari yang ditemukan atau melalui hasil percobaan yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :
a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu
c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
d.
Obyektif,
Artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.
Artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.
e.
Replikatif,
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti[6].
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti[6].
F.
Fungsi
Penelitian
Penelitian menghasilkan
pengetahuan yang dapat dipakai untuk mendeskripsikan fenomena, menjelaskan
hubungan antar fenomena, meramalkan fenomena yang akan terjadi secara ilmiah
dan akurat dan mengendalikan berbagai fenomena dan kekuatan alam untuk berbagai
keperluan. Dengan demikian penelitian mengemban fungsi-fungsi penting sebagai
berikut:
- Sebagai cara untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Hasil penelitian dapat berupa temuan-temuan baru, dukungan atau koreksi terhadap temuan dan teori yang sudah ada.
- Sebagai alat pemecahan masalah praktis di lapangan. Pelaksanaan program dalam berbagai bidang dapat memanfaatkan hasil penelitian atau melaksanakan sendiri penelitian-penelitian tindakan (action research) untuk mempelajari timbulnya suatu masalah sehingga dapat mengambil langkah untuk mengatasinya.
- Sebagai penyumbang informasi penting bagi pembuatan kebijakan dan perencanaan program pembangunan. Pembuatan kebijakan sangat mengandalkan hasil dari suatu tindakan penelitian.
- Sebagai cara untuk mengembangkan teknologi. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) tergantung dari hasil penelitian.[7]
- Menemukan seuatu yang baru. Walaupun banyak cara untuk dapat menemukan informasi atau hasil karya baru, dalam dunia pengetahuan penemuan yang dilakukan melalui suatu kegiatan penelitian adalah hasil yang andal dan mendapat pengakuan dari kalangan ilmuan. Melalui penelitian yang baik, hasil temuan dapat diakui oleh para ahli di bidangnya.
- Melakukan validasi terhadap teori lama. Hasil penelitian digunakan sebagai konfirmasi atau pembaruan jika terjadi perubahan yang nyata terhadap paradigma teori yang telah lama berlaku. Melalui penelitian, hasil temuan yang memang dapat berlaku secara universal, dapat diangkat menjadi hukum yang mungkin berlaku sepanjang waktu.[8]
G. Tahap-tahap
Penelitian
- Memilih Masalah. Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan yang menyangkut persoalan yang cukup penting untuk dijadikan masalah penelitian. Masalah tersebut harus merupakan persoalan yang dapat dijawab melalui penyelidikan ilmiah. Selain itu, masalah itu harus juga merupakan persoalan yang belum ada jawabannya, tetapi sarana untuk mencari jawaban itu, yakni melalui pengumpulan data dan analisis data, dapat diperoleh.
- Tahap Analisis. Sesudah masalah yang akan diteliti diidentifikasi, tahap berikut adalah tahap analisis. Tahap ini menuntut pengkajian yang mendalam terhadap hasil-hasil penelitian sebelumnya, yang mungkin telah dilakukan terhadap masalah tersebut. Pembahasan hasil penelitian yang berkaitan ini amat diperlukan guna memperoleh pengertian yang dalam mengenai masalah penelitian, serta agar dapat memberikan latar belakang bagi perumusan hipotesis yang merupakan aspek penting dari tahap analisis ini. Pedoman terbaik untuk mendapatkan hipotesis yang tepat adalah dengan menganalisis secara cermat data yang ada dan bersangkut-paut dengan masalah penelitian.
- Memilih Strategi Penelitian dan Mengembangkan Instrumen. Masalah penelitian akan menentukan metode penelitian yang harus dipakai. Ada masalah yang memrlukan eksperimentasi, ada pula yang mungkin dapat diatasi dengan memakai strategi penelitian deskriptif. Selanjutnya, pemilihan metode penelitian akan mempengaruhi penyusunan rancangan penyelidikan (design) dan prosedur-prosedur pengukuran variabel. Alat-alat (instrumen) pengukuran variabel ini mungkin sudah tersedia dan merupakan alat pengukur baku, atau bisa juga masih harus dikembangkan oleh peneliti sendiri.
- Mengumpulkan dan Menafsirkan Data. Konsekuensi-konsekuensi hipotesis penelitian yang dicapai melalui deduksi harus diuji terlebih dahulu. Oleh karena itu, tahapan ini memerlukan pengumpulan data, yang meliputi pekerjaan rutin seperti mengurus instrumen penelitian, menyimpan catatan-catatan, menyusun jadwal dan sebagainya. Berbeda dengan anggapan umum, tahap ini biasanya memerlukan waktu yang jauh lebih sedikit daripada tahap-tahap perencanaan penelitian sebelumnya. Sesudah dikumpulkan, selanjutnya data harus dianalisis, bisanya secara statistik. Kemudian peneliti melakukan penafsiran yang tepat terhadap hasil penelitian yang diperoleh.
- Melaporkan Hasil Penelitian. Para peneliti harus berusaha agar prosedur, hasil-hasil dan kesimpulan-kesimpulan penelitian mereka tersaji dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh orang lain, yang mungkin berminat terhadap masalah yang diteliti. Untuk itu diperlukan suatu penyajian yang jelas dan ringkas tentang langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian itu.[9]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pengertian
Penelitian
Penelitian
pada hakekatnya adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang
benar tentang suatu masalah.
2.
Tujuan
Penelitian
a.
Memperoleh
informasi baru. Pada penelitian biasannya seorang peneliti akan berubungan
dengan data atau fakta baru. Walaupun suatu data atau fakta tersebut telah ada
da nada pada suatu tempat dalam waktu lama (data sejarah), namun apabila fakta
dan data tersebut terungkap dan di sajikan secara sistematis maka dapat
dikatakan data dan fakta masih tetap baru.
b.
Mengembangkan
dan menjelaskan. Merupakan tujuan penelitian yang lain dan penting karena hanya
melalui penelitian suatu cakrawala teori ilmu pengetahuan dapat di kembangkan.
c.
Menerangkan,
memprediksi dan mengontrol suatu variabel. Seseorang yang dapat menguasai ilmu pengetahuan yang mencangkup fungsi
menerangkan, memprediksi, dan mengontrol sesuatu maka dapat di katakan bahwa
orang tersebut adalah berpengetahuan atau seorang umaroh.
3.
Jenis-jenis
Penelitian
Namun secara umum dapatlah di catat jenis-jenis
penggolongan sebagai berikut:
a. Penggolongan menurut bidangnya:
penelitian pendidikan, penelitian sejarah, penelitian bahasa, penelitian ilmu
teknik, penelitian biologi, penelitian ekonomi, dan sebagainya
b. Penggolongan menurut tempatnya: penelitian laboratorium,
penelitian perpustakaan, dan penelitian kancah.
c. Penggolongan menurut pemakaianya:
penelitian murni (pure research) dan penelitian terpakai (applied research)
d. Penggolongan menurut tujuan
umumnya: Penelitian eksploratif, penelitian developmental, dan penelitian
verifikatif.
e. Penggolongan menurut tarafnya:
Penelitian deskriptif dan
penelitian inferensial.
f.
Penggolongan menurut approachnya: penelitian longitudinal dan penelitian cross-sektional[10].
4.
Macam-macam
Penelitian
Secara garis
besar, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek bagaimana suatu bentuk
penelitian dilihat dan dibedakan. Beberapa
aspek tinjauan tersebut: aspek tujuan, aspek metode, dan aspek bidang kajian
5.
Ciri-ciri
Penelitian Ilmiah
Umumnya
ada lima karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :
a.
Sistematik
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
b. Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
c.
Empirik
Artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari yang ditemukan atau melalui hasil percobaan yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :
a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu
c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
Artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari yang ditemukan atau melalui hasil percobaan yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :
a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu
c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
d. Obyektif,
Artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.
Artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.
e.
Replikatif,
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti[11].
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti[11].
6.
Fungsi
Penelitian
Dengan demikian penelitian
mengemban fungsi-fungsi penting sebagai berikut:
a.
Sebagai
cara untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
b. Sebagai alat pemecahan masalah praktis di lapangan.
c.
Sebagai
penyumbang informasi penting bagi pembuatan kebijakan dan perencanaan program
pembangunan.
d.
Sebagai
cara untuk mengembangkan teknologi.
e.
Menemukan
seuatu yang baru.
f.
Melakukan
validasi terhadap teori lama.[12]
7.
Tahap
Penelitian
a. Memilih Masalah.
b.
Tahap Analisis.
c.
Memilih
Strategi Penelitian dan Mengembangkan Instrumen.
d.
Mengumpulkan
dan Menafsirkan Data.
[1]
Efferin, Sujoko,dkk. 2004. Metode
Penelitian Untuk Akutansi: Sebuah Pendekatan Praktis. Malang: Bayumedia.
Hlm 7
[3]
Ibid, hlm 2
[4]
Hadi, Sutrisno,1986. Metodologi Research,
Di kutiip Dari Ahmad Tanzeh, 2011. Yogyakarta: Teras. Hlm 4
[5]
Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi
Penelitian Praktis. Yokyakarta: Teras. Hlm 4
[6] Winchester, Dean.Tanpa Tahun. Ciri-ciri
penelitian Ilmiah. (Online). http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2026144-ciri-ciri-penelitian-ilmiah/#ixzz1s1Q0RYuY. Di akses 15 April
2012
[7]
Ahmad Tanzeh.2011.Metodologi Penelitian Praktis.Yogyakarta:Teras.Hal:7
[8]
Sukardi.2003.Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta: PT.Bumi Aksara.Hal:9
[9] Arief Furchan.1982.Pengantar
Penelitian dalam Pendidikan.Surabaya:Usaha Nasional.Hal:46
[10] Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi Penelitian Praktis. Yokyakarta: Teras. Hlm 4
[11]
Winchester, Dean.Tanpa Tahun. Ciri-ciri penelitian Ilmiah. (Online). http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2026144-ciri-ciri-penelitian-ilmiah/#ixzz1s1Q0RYuY. Di akses 15 April 2012
[12]
Sukardi.2003.Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta: PT.Bumi
Aksara.Hal:9
[13]
Arief Furchan.1982.Pengantar Penelitian dalam Pendidikan.Surabaya:Usaha
Nasional.Hal:46
No comments:
Post a Comment