BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini
banyak orang yang belum mendapatkan
pekerjaan untuk mencukupi kehidupan hidup. Ada beberapa hal yang
melatarbelakangi hal tersebut, diantaranya adalah minimnya pendidikan yang
miliki,tidak memiliki ketrampilan yang cukup, sempitnya lapangan pekerjaan,
serta kurang adanya perhatian dari pemerintah untuk menciptakan lapangan
pekerjaan bagi mereka.
Sebagai
generasi penerus bangsa harus mampu menciptakan peluang usaha agar tidak
menambah jumlah pengangguran di Indonesia. Para pemuda harus memiliki pola
pikir yang dinamis dan kreatif dalam upaya meminimalisir adanya krisis ekonomi
dan berusaha untuk mengembangkan kewirausahaan dalam rangka mensejahterakan
masyarakat.
Sebelum
seseorang memulai atau menciptakan suatu usaha, haruslah memiliki konsep dasar
tentang kewirausahaan agar usaha yang akan dirintis berjalan lancar dan dapat
mengatasi problematika yang terjadi sekarang ini. Konsep dasar kewirausahaan
merupakan titik awal dalam memulai suatu usaha dan juga menentukan berhasil
tidaknya usaha yang dirintis. Selain itu, dengan berwirausaha seseorang akan
berusaha mandiri, kreatif, dan inovatif agar usahanya dapat diterima di
masyarakat. Dengan demikian kami berharap generasi muda lebih termotivasi untuk
kreatif, inovatif untuk menciptakan sebuah usaha yang dapat membangun
perekonomian negara lebih baik dari sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud dengan disiplin ilmu kewirausahaan?
2. Apa saja objek-objek studi kewirausahaan?
3. Apakah hakikat kewirausahaan?
4. Bagaimana karakteristik dan nilai-nilai hakiki kewirausahaan?
5. Bagaimana sikap dan kepribadian wirausaha?
6. Apa saja motif berprestasi kewirausahaan?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
apa yang di maksud
dengan disiplin ilmu
kewirausahaan.
2. Faham
dengan apa saja
objek-objek studi kewirausahaan.
3. Memahami
apa yng di maksud dengan hakikat
kewirausahaan.
4. Memahami karakteristik dan nilai-nilai hakiki kewirausahaan.
5. Memahami sikap dan kepribadian wirausaha.
6. Memahami
apa saja
motif berprestasi kewirausahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Disiplin Ilmu Kewirausahaan
Ilmu kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai,
kemampuan (ability), dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan
hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya.
Dalam konteks bisnis, menurut ThomasW. Zimmerer (1996), kewirausahaan adalah
hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas dan
keinovasian dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.
Dahulu, kewirausahaan adalah urusan pengalaman langsung
di lapangan. Sebab itu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir,
sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Sekarang
kewirausahaan bukan hanya bakat bawaan sejak lahir atau urusan lapangan, tapi
juga dapat dipelajari dan diajarkan.
Sejalan dengan tuntutan
perubahan yang cepat pada paradigma pertumbuhan yang wajar dan perubahan ke
arah globalisasi yang menuntut adanya keunggulan, pemerataan, dan persaingan,
maka dewasa sedang terjadi perubahan paradigma pendidikan. Pendidikan kewirausahaan
telah diajarkan sebagai suatu displin ilmu tersendiri yang independen.[1]
Hal itu menurut Soeharto Prawirokusuma (1997) dikarenakan,
1. Kewirausahaan
berisi “body of knowledge” yang utuh dan nyata (distinctive),
yaitu ada teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.
2. Kewirausahaan
memiliki dua konsep, yaitu posisi “venture start-up” dan “venture-growth”,
ini tidak jelas masuk dalam kerangka pendidikan manajemen umum yang memisahkan
antara manajemen dan kepemilikan usaha.
3.
Kewirausahaan
merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri
4. Kewirausahaan
merupakan alat untuk menciptakan pemerataan berusaha dan pemerataan pendapatan.[2]
Disiplin
ilmukewirausahaan dalam perkembangannya mengalami evolusi yang pesat, yaitu
berkembang bukan hanya pada dunia usaha semata melainkan juga pada berbagai
bidang seperti bidang industri, perdagangan, pendidikan, kesehatan, dan
institusi- institusi lainnya, misalnya birokrasi pemerintah, perguruan tinggi,
dan swadaya lainnya. Pada mulanya, kewirausahaan berkembang dalam bidang perdagangan. Dalam bidang-bidang
tertentu, kewirausahaan telah dijadikan kompetensi inti dalam menciptakan
perubahan, pembaharuan, dan kemajuan. Kewirausahaan tidak hanya dapat digunakan
sebagai kiat-kiat bisnis jangka pendek tapi juga sebagai kiat kehidupan secara
umum yang berjangka panjang untuk menciptakan peluang.
B. Objek Studi Kewirausahaan
Objek studi
kewirausahaan adalah nilai-nilai dan
kemampuan (ability) seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku.
Menurut Soemahamidjaja (1997:14-15), kemampuan seseorang yang menjadi objek
kewirausahaan meliputi;[3]
1.
Kemampuan
merumuskan tujuan hidup/ usaha
2. Kemampuan
memotivasi diri untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang menyala-nyala.
3.
Kemampuan
untuk berinisiatif
4. Kemampuan
berinovasi, yang melahirkan kreativitas(daya cipta)setelah dibiasakan
berulang-ulang akan melahirkan motivasi.
5.
Kemampuan
untuk membentuk modal uang atau barang modal
6. Kemampuan
untuk mengatur waktu dan membiasakan diri untuk selalu tepat waktu dalam segala
tindakan melalui kebiasaan yangselalu tidak menundak pekerjaan.
7.
Kemampuan
mental yang dilandasi dengan agama
8.
Kemampuan
untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman yang baik maupun
menyakitkan.
C. Hakikat Kewirausahaan
Secara
sederhana arti wirausahawan(entrepreneur) adalah orang yang berjiwa
berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa
berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha,
tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Ada dua pendapat tentang pengertian kewirausahaan, yaitu
Peter F. Drucker mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan dalam
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud
bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru, atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda
dengan sesuatu yang sudah ada sebelumnya. Sementara itu Zimmerer mengartian
kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).[4]
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha.
Seorang wirausahawan harus memilki kemampuan yang kreatif dan inovatif dalam
menemukan dan menciptakan berbagai ide.
Kegiatan wirausaha dapat dijalankan sesorangatau
sekelompok orang. Dengan kata lain seseorang baik secara pribadi maupun
bergabung dengan orang lain dapat menjalankan kegiatan usaha atau membuka
usaha. Secara pribadi artinya membuka perusahaan dengan inisiatif dan modal
serang diri. Sementara itu berkelompok adalah secara bersama- sama dua orang
atau lebih dengan cara masing- masing menyetor modal dalam bentuk uang atau
keahliannya. Jadi, untuk berwirausaha dapat dilakukan dengan cara
1. Memiliki modal sekaligus menjadi pengelola
2. Menyetor modal dan pengelolaan ditangani pihak mitra
3. Hanya menyerahkan tenaga namun dikonversikan ke dalam
bentuk saham sebagai bukti kepemilikan usaha.
Dewasa ini belum
ada terminologi yang persis sama tentang kewirausahaan. Kewirausahaan pada
hakikatnya adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam
mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif. Kewirausahaan
merupakan gabungan dari kreativitas, keinovasian,dan keberanian menghadapi
resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara
usaha baru. Dari beberapa konsep kewirausahaan, ada enam hakikat penting
kewirausahaan, yaitu:
1. Kewirausahaan
adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber
daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Ahmad
Sanusi, 1994).
2. Kewirausahaan
adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan
adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha)
(Zimmerer,1996).
4. Kewirausahaan
adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up
phase) dan perkembangan usaha (verture growth) (Soeharto Prawiro,
1997)
5. Kewirausahaan
adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan
sesuatu yang berbeda (innovative) yang bermanfaat memberikan nilai
lebih.
6. Kewirausahaan
adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.
Berdasarkan
keenam konsep di atas, secara ringkas kewirausahaan dapat definisikan sebagai
suatu kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya,
proses, dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang
dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi resiko.
D. Karakteristik dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan
1.
Karakteristik
kewirausahaan
Banyak
para ahli yang mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan berbagai konsep
yang berbeda-beda. Dalam Islam karakteristik wirausaha antara lain[5]:
a)
Sifat takwa, tawakkal, zikir dan syukur.
b)
Jujur.
c)
Bangun Subuh dan bekerja.
d)
Toleransi.
e)
Berzakat dan berinfaq.
2.
Nilai-nilai hakiki kewirausahaan
Masing-masing karakteristik
kewirausahaan memiliki
makna
dan perangai tersendiri yang disebut nilai. Nilai-nilai kewirausahaan identik
dengan sistem nilai yang melekat pada
sistem nilai manajer.
Ada empat nilai dengan orientasi dan ciri
masing-masing sebagai berikut:
a) Wirausaha yang berorientasi kemajuan
untuk memperoleh materi, ciri-cirinya pengambilan risiko, terbuka terhadap
teknologi, dan mengutamakan materi.
b) Wirausaha yang berorientasi padab
kemajuan tetapi bukan untuk mengejar materi. Wirausaha ini hanya ingin
mewujudkan rasa tanggung jawab, pelayanan, sikap positiv dan kreativitas.
c) Wirausaha yang berorientasi pada materi,
dengan berpatokan pada kebiasaan yang sudah ada, misalnya dalam perhitungan
usaha dengan kira-kira, sering menhadap ke arah tertentu(aliran fengshui)supaya
berhasil.
d) Wirausaha yang berorientasi pada non
meteri, dengan bekerja berdasarkan kebiasaan, wirausaha model ini biasanya
tergantung pada pengalaman, berhitung dengan mengunakan mistik, paham
etnosentris, dan taat pada tata cara leluhur.
D.
Berfikir Kreatif dalam Kewiraussahaan
Menurut Zimmerer tujuh langkah proses
kreatif yaitu dengan menggunakan otak sebelah kiri yaitu[6]:
1. Persiapan (preparation), yaitu menyangkut kesiapan kita untuk berpikir kreatif.
2. Penyelidikan (investigation) dalam penyelidikan diperlukan individu yang dapat
mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang masalah atau keputusan.
3. Transformasi (transformation), yaitu menyangkut kesamaan dan perbedaan pandangan
diantara informasi yang terkumpul.
4. Penetasan (incubation), yaitu menyiapkan pikiran bawah sadar untuk merenungkan
informasi yang terkumpul.
5. Penerangan (illimination), yaitu ketika ada pemecahan spontan yang menyebabkan
adanya titik terang yang terus-menerus.
6. Pengujian (verivication), yaitu menyangkut ketepatan ide-ide seakurat mungkin
dan semanfaat mungkin.
7. Implementasi (implemetation),
yaitu mentransformasikan ide-ide ke dalanm praktek bisnis.
E.
Sikap
dan Kepribadian Wirausaha
Alex Inkeles dan David H.Smith
(1974:19-24) adalah salah satu diantara ahli yang mengemukakan tentang kualitas
dan sikap orang modern.Menurut Inkeles (1974:24) kualitas manusia modern
tercermin pada orang yang berpartisipasi dalam produksi modern yang
dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai, dan tingkah laku dalam kehidupan sosial.
Ciri-cirinya meliputi keterbukaan terhadap pengalaman baru, selalu membaca perubahan sosial, lebih realistis terhadap fakta dan
pendapat, berorientasi
pada masa kini daan masa yang akan datang bukan pada masa lalu, berencana, percaya
diri, memiliki aspirasi, berpendidikan dan mempunyai keahlian, respek, hati-hati, dan memahami produksi.
Ciri-ciri orang modern tersebut
hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Gunar Myrdal,yaitu:
1.
Kesiapan diri dan keterbukaan terhadap inovasi
2.
Kebebasan yang besar dari tokoh-tokoh
tradisional
3.
Selalu berencana dalam segala kegiatan
4.
Berorientasi pada masa sekarang dan yang
akan datang
5.
Sadar dan menghormati orang lain
(Siagian,1972)
Menurut
Harsojo (1978:5),modernisasi sebagai sikap yang menggambarkan[7]:
1. Sikap
terbuka bagi pembaharuan dan perubahan
2. Meyakini
kemampuan sendiri
3. Berorientasi
pada masa kini dan masa depan
4. Meyakini
kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi
5. Kesanggupan
membentuk pendapat secara demokratis
Orang yang terbuka
terhadap pengalaman-pengalaman baru akan lebih siap untuk menanggapi segala
peluang, tantangan dan perubahan sosial, misalnya dalam mengubah standar
hidupnya. Orang-orang yang terbuka terhadap ide-ide baru ini merupakan
wirausaha yang inovatif dan kreatif yang ditemukan dalam jiwa kewirausahaan.
Dalam konteks ini,juga dijumpai perpaduan yang nyata antara kesempatan-kesempatan yang
didasari keberanian berusaha. Wirausaha adalah kepribadian unggul yang
mencerminkan budi yang luhur dan suatu sifat yang pantas diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri
dapat melahirkan suatu sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusiaan yang
berlandaskan kebenaran dan kebaikan.
Seperti telah diungkapkan bahwa wirausaha
sebenarnya adalah seorang inovator atau individu yang mempunyai kemampuan
naluriah untuk melihat benda-benda materi sedemikianrupa yang kemudian terbukti
benar, mempunyai semangat dan kemampuan serta pikiran untuk menaklukkan cara
berpikir yang tidak berubah,dan mempunyai kemampuan untuk bertahan terhadap oposisi
sosial (Heijrachman Ranupandoyo,1982:1). Wirausaha berperan
dalam mencari kombinasi-kombinasi baru yang merupakan gabungan dari lima proses
inovasi yaitu menemukan pasar-pasar baru, pengenalan
barang-barang baru, metode produksi baru, sumber-sumber
penyediaan bahan-bahan mentah baru, serta organisasi
industri baru. Wirausaha merupakan inovator yang dapat menggunakan kemampuan
untuk mencari kreasi-kreasi baru.
Dalam perusahaan, wirausaha adalah seorang inisiator atau
organisator penting suatu perusahaan. Menurut Dusselman (1989:16),seseorang
yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola-pola tingkah laku sebagai
berikut:[8]
1. Inovasi, yaitu
usaha untuk menciptakan, menemukan
dan menerima ide-ide baru
2. Keberanian untuk menghadapi risiko, yaitu usaha untuk menimbang dan menerima
risiko dalam pengambilan keputusan dan dalam menghadapi ketidakpastian
3. Kemampuan manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, meliputi:
a)
Usaha perencanaan
b)
Usaha untuk mengkoordinir
c)
Usaha untuk menjaga kelancaran usaha
d)
Usaha untuk mengawasi dan mengevaluasi
usaha
4.
Kepemimpinan, yaitu usaha
memotivasi,melaksanakan,dan mengarahkan tujuan usaha.
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor baik eksternal maupun internal. Menurut Sujuti Jahja
(1977),faktor internal yang berpengaruh adalah kemauan,kemampuan,dan kelemahan.
Sedangkan faktor yang berasal dari eksternal diri perilaku adalah kesempatan
atau peluang.
Sikap kewirausahaan meliputi keterbukaan,
kebebasan, pandangan yang luas, berorietasi pada masa depan, berencana,
berkeyakinan, sadar, menghormati orang lain dan menghargai pendapat orang lain.
Orang yang terbuka terhadap
pengalaman-pengalaman baru akan lebih siap untuk merespons segala peluang, dan
tanggap terhadap tantangan dan perubahan sosial. Orang yang terbuka terhadap
ide-ide inilah merupakan wirausaha yang inovatif dan kratif yang ditemukan
dalam jiwa kewirausahaan.
Menurut Kathlen L. Hawkins dan Peter A.
Turla(1986) pola tingkah laku kewirausahaan akan terggambar dalam kepribadian,
kemampuan hubungan, kemampuan pemasaran, keahlian mengatur dan sikap terhadap
uang. Kepribadian wirausaha tercermin dalam kretivitas, disiplin, kepercayaan
diri, keberanian menghadapi risiko, dan dorongan dari kemauan diri yang kuat.
F.
Motif Berprestasi Kewirausahaan
Menurut Lerry
Farel, untuk maju atau prestatif seorang pengusaha harus memiliki motifasi yang
tinggi, inovatif, dan memiliki ambisi untuk maju/berkembang. Syarat lain untuk
maju (prestatif) antara lain:
1. Memiliki komitmen dan tanggungjawab yang tinggi terhadap
karir
2. Bersemangat terhadap masukkan dari berbagai pihak
3. Memiliki orientasi kedepan
4. Memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi superior.[9]
5. Motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan
pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara
pribadi(Gede Anggan Suhandana, 1980:55).
Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat
dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien
dibandingg sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi tinggi
memiliki ciri-ciri:
1.
Mengatasi sendiri kesulitan yang terjadi
pada dirinya.
2.
Selalu memerlukan umpan balik yang
segera.
3.
Memiliki tanggung jawab personal yan
tinggi.
4.
Berani menghadapi risiko dan penuh perhitungan.
5.
Menyukai tantangan.
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat
berwirausaha karena adanya suatu motif tertentu,yaitu motif berprestasi
(achievement motive). Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang
menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan
secara pribadi (Gede Anggan Suhandana,1980:55). Factor dasarnya adalah adanya
kebutuhan yang harus dipenuhi.
Teori Maslow kemudian oleh Clayton Alderfer
dikelompokkan menjadi tiga kelompok,yang dikenal dengan teori existence,relatedness,and growth
(ERG).
Pertama, kebutuhan
akan eksistensi (existence) yaitu menyangkut keperluan material yang
harus ada (termasuk physiological
need and security need dari Maslow).
Kedua, ketergantungan
(relatedness), yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hubungan
interpersonal (termasuk social and esteem need dari Maslow)
Ketiga, kebutuhan perkembangan (growth),
yaitu kebutuhan intrinsik untuk perkembangan personal (termasuk self-actualization
and esteem need dari Maslow).
Kebutuhan berprestasi wirausaha (n’Ach)
terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan
lebih efisien dibanding sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi
tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan
persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
2.
Memiliki tanggung jawab personal yang
tinggi.
3.
Berani menghadapi risiko dengan penuh
perhitungan.
4.
Selalu memerlukan umpan balik yang
segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.
Kebutuhan akan kekuasaan (n’Pow), yaitu hasrat untuk mempengaruhi, mengendalikan,dan menguasai orang lain.
Ciri umumnya adalah senang bersaing, berorientasi
pada status, dan cenderung
lebih berorientasi pada status dan ingin mempengaruhi orang lain.
Kebutuhan untuk berafiliasi (n’Aff),
yaitu hasrat untuk diterima dan disukai oleh orang lain. Wirausaha yang
memiliki motivasi berafiliasi tinggi lebih menyukai persahabatan,bekerja sama
daripada persaingan,dan saling pengertian. Menurut Stephen P.Robbins (1993:214),kebutuhan
yang kedua dan ketigalah yang erat kaitannya dengan keberhasilan manajer saat ini.
Menurut Nasution (1982:26), Louis Allen
(1986:70),ada tiga fungsi motif, yaitu[10]:
1. Mendorong
manusia untuk menjadi penggerak atau sebagai motor yang melepaskan energy
2. Menentukan
arah perbuatan ke tujuan tertentu
3. Menyeleksi
perbuatan,yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan untuk
mencapai suatu tujuan dengan menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
pencapaian tujuan itu
Dalam “Entrepreneur’s Handbook”,yang
dikutip oleh Yuyun Wirasasmita (1994:8),dikemukakan beberapa alasan mengapa
seseorang berwirausaha,yakni:
1.
Alasan keuangan.
2.
Alasan sosial.
3.
Alasan pelayanan.
4.
Alasan pemenuhan diri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kewirausahaan
adalah suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha.
2. Ilmu
kewirausahaan merupakan suatu disiplin
ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability), dan
perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang
dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya.
3. Objek
studi kewirausahaan adalah nilai-nilai
dan kemampuan (ability) seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku.
4. Hakikat
kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam berfikir kreatif dan berperilaku
inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat,
kiat dalam menghadapi tantangan hidup.
5. Sikap
dan kepribadian kewirausahaan adalah suatu sikap/ watak yang memiliki ciri-ciri
percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani mengambil resiko,
kepemimpinan, keorisinilan dan berorientasi kemasa depan.
6. Motif berprestasi adalah suatu nilai
sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai
kepuasan secara pribadi. Selain itu
keberhasilan berwirausaha sangat bergantung pada beberapa faktor, yaitu
kemauan, kemampuan, peluang dan kesempatan.
Dafatr Rujukan
[6] Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman
Praktis,Kiat dan Proses Menuju Sukses. Edisi
Revisi.
Jakarta:
Salemba Empat.Hal
25-27
Ini sangat bermanfaat bagi saya, izin copy yah.
ReplyDeleteTerus bagaimana jika saya ingin menghilangkan warna hitam di backround tulisan ini
oke gan, trimakasih atas responya..
Deletecara menghilangkan background hitam nya mudah kok, ikuti langkah-langkah berikut:
1. copy dan paste tulisan di atas pada microsoft word (tahun berapa aja, kalo saya sich pake 2010, tapi sama aja kok)
2. blok semua tulisan dengan menekan Ctrl+A
3. klik menu Home-Shading-No Color (tulisan akan hilang)
4. setelah itu pada saat tulisan masih dalam kondisi ter blok klik menu Home-Font Color-Automatic (tulisan akan muncul lagi)
selamat mencoba dan semoga bermanfaat...
PANTEK!
ReplyDelete