BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah negara yang sangat kaya, memiliki potensi sumber
daya alam yang sangat melimpah. Kita menyadari bahwa potensi sumber daya belum
dikelola secara optimal sehingga masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan
belum bisa menjadi kenyataan. Untuk itu diperluan seoramg wirausahawan supaya
dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
Dengan demikian menjadi wirausahawan sangat penting karena dapat membangun
bangsa dan negar sebagai pertumbuhan ekonomi serta dapat menciptakan lapangan
pekerjaan bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas penulis dapat
merumuskan beberapa masalah yaitu sebagai berikut:
1.
Apakah pengertian dari kewirausahaan?
2.
Apakah ide dan peluang dalam kewirausahaan?
C. Tujuan Pembahasan
1.
Pembaca dapat mengetahui pengertian kewirausahaan.
2.
Pembaca dapat mengetahui ide dan peluang dalam kewirausahaa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kewirausahaan
Istilah
kewirausahaan baru dikenal dalam kosakata bahasa inggris pada tahun 1980-an,
walaupun istilah kewirausahaan atau entrepreneurship telah digunakan pada abad
ke-18. Kata kewirausahaan atau yang lebih dikenal dengan entrepreneurship
berasal dari bahasa perancis, entre yang berarti “antara” dan prende yang
berarti “mengambil”. Kata ini pada dasarnya digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang berani
mengambil risiko dan memulai hal-hal baru.
Banyak sekali
definisi tenteng kewirausahaan atau entrepreneurship yang dikemukan oleh ahli
ekonom misalnya Schraam (2006) mendefinisikan entrepreneurship sebagai proses
seseorang atau kelompok yang memikul risiko ekonomi untuk menciptakan
organisasi baru yang akan mengeksploitasi tekonologi baru atau proses inovasi yang
menghasilkan nilai untuk orang lain.[1]
Frederick et al
(2006) memandang entreprenuership sebagai agen perubahan yang melakukan
pencarian secara sengaja,perencanaan yang hati-hati, dan pertimbangan ketika
melakukan proses entrepreneurial[2].
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian dari kewirausahaan adalah suatu
kegiatan yang melakukan suatu proses, dimani proses tersebut membutuhkan
inovasi baru dan keberanian menggambil resiko serta mampu memanfaatkan sumber
daya secara efektif dan efisien untuk mendapatkan profit.
B. Ide Kewirausahaan
Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha
dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu
menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam
mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha), wirausaha
perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi
dengan cara :
1. Mengurangi
kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif
2. Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin
3. Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat
Ada tiga
resiko yang dapat dievaluasi, yaitu :
1. Resiko pasar
atau persaingan
2. Resiko financial
3. Resiko teknik[3]
Kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide untuk
menghasilkan barang dan jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan muncul
bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi dan pengamatan secara terus menerus.
Bagaimana ide bisa menjadi peluang? Jawaban atas pertanyaan ini, diantaranya :
1. Ide dapat
digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metode yang lebih baik
untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Ide dapat
dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
3. Ide dapat
dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau cara melakukan
suatu pekerjaan.[4]
C.
Sumber Peluang Potensial
Agar ide-ide
potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia
melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses penjaringan
ide atau disebut screening merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide
potensial menjadi produk dan jasa riil.
Adapun langkah
dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut:
1.
Menciptakan produk
baru dan berbeda
Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan nilai bagi pembeli, untuk itu wirausaha harus
benar-benar mengenal prilaku konsumen di pasar. Ada dua unsur pasar yang perlu
diperhatikan :
a.
Permintaan terhadap
barang/jasa yang dihasilkan
b.
Waktu penyerahan dan waktu
permintaan barang/jasa.
Kemampuan untuk memperoleh peluang , sangat bergantung pada kemampuan
wirausaha untuk menganalisis pasar, yang meliputi aspek :
a.
Analisis demografi pasar,
b.
Analisis sifat serta
tingkah laku pesaing,
c.
Analisis keunggulan
bersaing pesaing dan kefakuman pesaing yang dapat dianggap dapat menciptakan
peluang.
2.
Mengamati pintu
peluang
Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing,
misalnya :
a.
Kemungkinan pesaing
mengembangkan produk baru,
b.
Pengalaman keberhasilan
dalam mengembangkan produk baru,
c.
Dukungan keuangan,
d.
Keunggulan-keunggulan yang
dimiliki pesaing di pasar.
Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi
dengan mengamati kelemahan-kelemahan
dan resiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.
Untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, dan peluang yang dimiliki pesaing,
dan peluang yang dapat kita peroleh, menurut Zimmerer (1996 : 67) ada beberapa
keadaan yang dapat menciptakan peluang, yaitu :
a.
Produk baru harus segera di
pasarkan dalam jangka waktu yang relative singkat,
a.
Kerugian teknik harus
rendah,
b.
Bila pesaing tidak begitu
agresif untuk mengembangkan strategi produknya
c.
Pesaing tidak memiliki
teknologi canggih,
d.
Pesaing sejak awal tidak
memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya,
e.
Perusahaan baru memiliki
kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan produk barunya.
3. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam
Analisis ini sangat penting untuk
menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang di hasilkan memadai atau tidak.
4.
Menaksir biaya awal
Yaitu
biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru.
5.
Memperhitungkan
resiko yang mungkin terjadi[5]
Resiko pesaing, kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan
posisi pasarnya:
a.
Kesamaan dan keunggulan
produk yang dikembangkan pesaing
b.
Tingkat keberhasilan yang
dicapai pesaing dalam pengembangan produknya
c.
Seberapa besar dukungan
keuangan pesaing bagi pengembangan produk baru
Resiko teknik adalah kegagalan dalam proses pengembangan produk.
Sedangkan resiko finansial adalah kegagalan yang timbul akibat ketidakcukupan
dana.[6]
Nilai suatu barang atau produk dapat diciptakan
melalui:
1. Inovasi
Inovasi adalah kemampun yang dimiki seorang keriwira
usahaan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan
persoalan-persoalan dan peluang untuk menigkatkan kebutuhan dalam kehidupan.
Menurtu Schumpeter (Dollinger, 2003: 7) dapat mencangkup:
a)
Penawaran produk atau
jasa baru
Tirto Utomo pendiri AQUA menghadirkan produk air minum (air putih) dalm
kemasan di Indonesia.Ide mwmbuat minuman dalam kemasan tersebut muncul setelah
seorang rekan bisnisnya terserang diare akibat kekurangan minum air yang tidak
hegienis sesaat setelah mereka bermain bulu tangkis di Rawamangun.Pada saat itu
air minum dalam kemasan merupakan produk baru yang ditawarkan kepada konsumen
Indonesia.
b) Penggunaan metode atau teknologi baru
Microsoft meghabiskan dana yang
sangat besar setiap tahun nya untuk megembangkan teknologi baru di bidang
computer sehigga progam Windows senantiasa memiliki keunggulan di bidang
progam-progam pesaing.
c)
Penciptaan pasar sarana
yang baru
Para pengusaha penyalur Jasa
Tenaga Kerja Indonesia (PJKTI) melihat peluang pengirim jasa tenaga kerja
professional di bidang pembangunan infrastruktur dan tenaga medis, segera
setelah pasukan multinasional memenagkan peperangan dan berhasil mengusir
pasukan Irak yang melakiakn invasi ke quait.
d) Penghunaan sember pasukan bahan baku dan sumber daya lainnya yang baru
Salah satu suber daya menejeman yang dapat memberikan kontribusi
terhadap kemampuan bersaing perusahaan, adalah sumber daya manusia.
e) Penciptaan bentuk organisasi industri yang baru
Organisasi yang baru dapat dibentuk diantaranya melalui pelaksaan
merger untuk memperkuat struktur permodalan perusahan mempertinggi kinerja
operasi perusahaan melalui penciptaan sinergi di antara perusahaan yang
melakukan merger.[7]
Proses inovasi :
1. Wirausahawan
melihat adanya kebutuhan
2. Mengumpulkan
data dan mendefinisikan konsep-konsep
3. Menguraikan
masalah-masalah
4. Menggunakan
daya ingat untuk mencari kesamaan
5. Menemukan
kesamaan dan gagasan yang berhubungan
6. Melihat bagaimana menggabungkan kesamaan dan gagasan yang
berhubungan
7. Mencari
pemecahan sementara
8. Meneliti
pemecahan dengan hati-hati
9. Bergerak terus
jika semuanya baik
2.
Mengubah tantangan menjadi peluang
Menciptakan
permintaan melalui penemuan baru.
ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi
kebutuhan pasar.[9]
D. Orientasi Eksternal
dan Internal
Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi di dunia
merangsang orientasi eksternal. Orientasi internal merangsang penggunaan sumber
daya-sumber daya pribadi untuk mengidentifikasi peluang venture baru.
Orientasi Eksternal
didapat dari :
1. Konsumen
2. Perusahaan yang
sudah ada
3. Saluran
distribusi
4. Pemerintah
5. Penelitian dan
Pengembangan
Orientasi Internal
didapat dari :
Tiga Tahap penggunaan sumber daya – sumber daya internal
yaitu :
1. Analisa
konsep hingga bisa terdefinisi dengan jelas, termasuk penguraian masalah yang
perlu dipecahkan.
2. Penggunaan daya ingat untuk menemukan kesamaan dan
unsur-unsur yang nampaknya berhubungan dengan konsep dan masalah-masalahnya.
3. Rekombinasi unsur-unsur tersebut dengan cara baru dan
bermanfaat untuk memecahkan masalah-masalah dan membuat konsep dasar bisa
dipraktekkan.[10]
E.
Sumber Gagasan Bagi Produk dan Jasa Baru :
a.
Kebutuhan akan
sumber penemuan
b.
Membuat inovasi
baru
c.
Sesuai
keahlian
d.
Hobi atau
kesenangan pribadi
e.
Menyesuaikan dengan
kebutuhan sekitar
f.
Memanfaatkan
koneksi dan relasi
g.
Mengamati
kecenderungan-kecenderungan
h.
Mengamati
kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada
i.
Mengapa tidak
terdapat ?
j.
Kegunaan lain dari
barang-barang biasa
k.
Pemanfaat produk
dari perusahaan lain
l.
Usaha Warisan
m. Ikut-ikutan
n.
Coba-coba[11]
a.
Pemilihan Bidang Usaha
Ada beberapa hal
yang bisa Anda gunakan sebagai patokan awal dalam memilih suatu bidang usaha
yang akan Anda tekuni dalam jangka panjang:
1.
Lihat karakter
usaha Anda dan sesuaikan dengan karakter pribadi Anda Anda perlu mengenali
karakter bidang usaha Anda. Tujuannya adalah untuk melihat apakah karakter
dasar Anda sesuai dengan karakter usaha Anda.
2.
Lihat apakah Anda
menyukai usaha tersebut merupakan syarat mutlak bahwa seseorang harus menyukai
usaha yang akan digelutinya. Kenyataan menunjukkan bahwa rasa suka pada usaha
akan membuat seseorang lebih giat, tekun, dan pantang menyerah dalam menjalankannya sehingga nantinya akan
membuahkan hasil yang baik. Disini, memulai usaha dari hobi bisa menjadi
pertimbangan Anda. Karena hobi biasanya merupakan suatu hal yang disukai, maka
hobi bisa berpotensi menjadi usaha yang berhasil. Tentunya dengan berbagai
tambahan analisa lainnya.
3. Lihat apakah Anda mampu menjalankan usaha tersebut sangat
penting bagi kita untuk mengukur kemampuan diri dengan tujuan untuk melihat
apakah kita mampu menjalankan usaha tersebut. Kita bisa mengukur kemampuan kita
dengan mengadakan beberapa analisa atau riset sederhana mengenai usaha
tersebut, kemudian hasilnya dibandingkan dengan kemampuan kita. Beberapa poin
dalam analisa atau riset yang bisa dijadikan ukuran kemampuan kita adalah :
a.
Kemampuan modal
usaha kita
b.
Kemampuan dalam hal
keahlian kita
c.
Kemampuan kita
membagi waktu
d.
Kemampuan kita
untuk mengimbangi dinamika dunia usaha sekaligus mengantisipasi persaingan yang
ketat
4.
Analisis
risk-return dan potensi pengembangan usaha tersebut dalam memilih bidang usaha
yang Anda geluti, sudah pasti Anda harus memperhitungkan berapa pengembalian
modal (return) yang akan Anda dapatkan dari usaha tersebut. Hasil perhitungan
tersebut haruslah dibandingkan dengan risiko-risiko yang mungkin terjadi. Jika
dari perhitungan awal saja, usaha
tersebut sudah nampak tidak layak dijalankan, buat apa Anda memaksakan diri?
Hal lain yang perlu dilihat adalah kemungkinan bidang usaha tersebut untuk
terus berkembang baik dari segi besaran pasar maupun kemungkinan terciptanya
cabang-cabang bidang usaha yang saling
berkaitan. Contohnya tumbuhnya industri ponsel mendorong banyaknya toko ponsel,
aksesoris ponsel, kios voucher isi ulang,
download ringtone dan sebagainya.
Hati-hati jika Anda memilih bidang usaha yang meskipun Anda kuasai betul, namun
sudah tampak jenuh atau cenderung menyusut pasarnya. Bisa-bisa usaha Anda akan
sulit berkembang nantinya.[12]
b.
Proses Perencanaan dan Pengembangan Produk
1)
Tahap Gagasan
2)
Tahap Konsep
3)
Tahap Pengembangan
Produk
4)
Tahap Uji
Pemasaran
5)
Tahap
Komersialisasi
c.
Produk Yang Sesuai Untuk Perusahaan Kecil
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
perusahaan kecil untuk penciptaan suatu
produk :
1)
Untuk pemilihan
produk, perusahaan harus memperhatikan pada sumber daya uang, tenaga kerja dan
fasilitas yang dimiliki.
2)
Pemilihan segmen
pasar yang memungkinkan.
3)
Untuk produk atau
proses yang disuplai kepada perusahaan lain hendaknya sangat kecil volumenya
sehingga tidak menarik minat para pelanggannya untuk memproduksinya sendiri.
4)
Tingginya nilai
tambah. Keuntungan harus lebih besar dari biaya.
5)
Rentang waktu yang
diperlukan untuk penyelesaian produk atau proses.
d.
Arti Penting Orientasi Pemasaran
1)
Penyebab gagalnya
bisnis kecil adalah kurangnya penjualan dan kurangnya daya saing
2)
Wirausahawan harus
berorientasi konsumen
F.
Kegagalan Didalam Memilih Peluang Bisnis Baru
a)
Kurangnya
obyektivitas
b)
Kurangnya kedekatan
dengan pasar
c)
Pemahaman kebutuhan
teknis yang tidak memadai
d)
Diabaikannya
kebutuhan finansial
e)
Kurangnya
diferensiasi produk[13]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kewirausahaan adalah suatu kegiatan yang melakukan suatu
proses, dimani proses tersebut membutuhkan inovasi baru dan keberanian
menggambil resiko serta mampu memanfaatkan sumber daya secara efektif dan
efisien untuk mendapatkan profit.
Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha
dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar.
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil,
maka wirausaha harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara
terus-menerus.
[1] Hisrich,
Robert, dkk, 2009, Entreprenuership, Salemba Empat, hal 10
[3] Suryana, Kewirausahaan, 2006, Pedoman
Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses, Salemba Empat, hal 58
[5] Suryana, Kewirausahaan, 2006, Pedoman
Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses, Salemba Empat. Hal 58-60
[6] Ibid.
hal 59-60
[7] Solihin, Ismail, Pengantar
Bisnis.2006. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Hal 116-117
[9] Mata
kuliah Kewirausahaan, Teknik Informatika – Universitas Widyatama
[12] Rambat Lupiyoadi,
2007, Entrepreneurship: From
mindset to strategy, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hal 53
Terimakasih informasinya
ReplyDeleteMantap.. Di lengkapi dengan daftar pustaka
ReplyDeleteAshiappppp
ReplyDelete