Suharsimi Arikunto (1997: 51-61)
menyebutkan bahwa suatu tes dikatakan sebagai alat pengukur yang baik harus
memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, dan ekonomis.
1. Validitas
Sebuah tes dikatakan memiliki
validitas apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Artinya tes
yang hendak diberikan kepada peserta didik harus dapat menjadi alat ukur
terhadap tujuan yang sudah ditentukan.
2. Reliabilitas
Realibilitas berasal dari kata reliability, reliable yang artinya dapat
dipercaya, berketepatan. Sebuah tes dikatakan memiliki reliabilitas apabila
hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Artinya, jika peserta didik
diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap
berada pada urutan yang sama dalam kelompoknya.
3. Objektivitas
Objektivitas dalam pengertian
sehari-hari berarti tidak mengandung unsur pribadi. Kebalikanya adalah
subyektivitas, yang berarti terdapat unsur pribadi. Jadi, sebah tes dikatakan
objektif apabila tes itu dilaksanakan dengan tidak ada faktor pribadi yang mempengaruhi, terutama pada sistem scoring.
4. Praktikabilitas
Sebuah
tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes tersebut
bersifat praktis. Artinya, tes itu mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaanya, dan
di lengkapi petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan atau diawali oleh
orang lain dan juga mudah dalam membuat administrasinya.
5. Ekonomis
Tes
memiliki sebutan ekonomis apabila pelaksanaan tes itu tidak membutuhkan ongkos
atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.
good information !
ReplyDeleteCara buat intrusmen obyektif dan. Prastik gimana cara nya
ReplyDeleteCara buat intrusmen obyektif dan. Prastik gimana cara nya
ReplyDeleteMakasih penjelasannya.. Sangat membantu pemahaman
ReplyDelete