Setelah tes hasil
belajar (THB) di tulis sesuai dengan kaidah penulisan butir THB yang baik dan
kisi-kisi yang di rencanakan, maka THB tersebut
secara teoritik sudah baik. THB yang baik harus teruji dalam dua tahap
pengujian, yaitu secara teoritik dan empiric. Untuk menguji apakah THB baik
secara empirik maka harus di lakukan uji coba untuk membakukan THB sebagai THB
yang baik. Analisis di lakukan atas data hasil uji coba baik dalam butir maupun
perangkatnya.
THB merupakan
instrumen atau alat ukur
yang di gunakan untuk mengumpulka data hasil delajar dengan cara mengukur atau
mengujikan nya. Sebagai sebuah alat ukur maka THB harus memenuhi parsyaratan
yang di tuntut untuk di miliki oleh sebuah alat ukur yang baik sebagaimana alat
ukur yang di gunakan untuk mengumpul kan data dalam ilmu alam .Alat ukur
pengumpulan data harus memenhi dua sarat yaitu validitas dan reliabilitas.
Dalam pengujian validits dan reliabilitas,THB di uji kualitas nya sebagai
sebuah perangkat secara keseluruhan .pengujian kualitas perangkat dilakukan
setelah dilakukan pengujian atas kualitas butir-butirnya.Setelah dilakukan
pemilihan butir-butir THB yang baik dan membuang butir-butir yang jelek,
butir-butir yang baik di tata sebagai sebuah perangkat .Perangkat inilah yang
kemudian di uji dalam validitas dan reliabilitas .Oleh karena itu ,sebelum
pengujian kualitas perangkat di lakukan ,terlebih dulu di periksa mutu
butir-butir nya dengan melakukam analisis butir.
B.
Analisis butir tes hasil belajar
Analisis butir dapat di lakukan dengan salah satu dari dua cara tergantung
teori tes yang di gunakan .Teori tes itu dapat berupa teori tes klasik atau
modern .Dewasa ini karenaketerbatasan yang di miliki oleh teori tes klasik maka
di kembang kan teori tes modern .Namun begitu ,teori tes klasik masih lebih
sering di gunakan karena penggunaannya yang lebih mudah ,di saamping teori tes
modern masih dalam proses pengembangan .Oleh karena itu ,pada bagian ini akan
di bahas analisis butir tes menggunakanteori tes klasik.
Pada analisis butir ,butir akan di lihat karakteristik nya dan di pilih
butir-butir yang baik .Butir yang baik adalah butir-butir yang karakteristik
nya memenuhi syarat sebagaimana kriteria karakterustik butir yang baik.Analisis
butir di lakukan atas sejumlah banyak butir THB. Analisis butir akan
menggugurkan sebagian butir yang dianalisis karena karakteristiknya tidak
memenuhi sarat sebagai butir yang baik sehingga tidak mempunyai kemampuan
mengukur hasil belajar dengan baik. Bila jumlah butir y ang direncanakan dan
ditulis tidak banyak maka pada suatu pokok bahasan yang butirnya habis karena
gugur menjadi tidak diukur hasil belajarnya. Bila THB tidak mengukur sebagian
pokok bahasan dalam suatu materi pelajaran maka hasilnya tidak dapat dikatakan
mengukur materi pelajaran yang diukur materi belajarnya.
C.
Teori tes klasik
Teori tes adalah teori mengenai analisis butir tes di mana analisis
dilakukan dengan memperhitungkan kedudukan butir dalam suatu kelas atau
kelompok. Karakteristik atau kualitas butir sangat tergantung pada kelompok di
mana analisis analisis butir dilakukan sehingga kualitas butir terikat pada
sampel responden atau siswa yang memberikan respons (sample bounded). Karakteristik butir berhubungan dengan tingkat
kesukaran, daya beda dan efektivitas pengecoh.
Teori tes klasik mempunyai beberapa kelemahan .1) Karakteristik butir
sangat tergantung pada sampel siswa yang mengerjakannya. Butir THB akan berubah
karakteristik nya apabila kepada sampel butir THB yang di kerjakan nya
.Kemampuan siswa dapat diinterprestasikan berbeda dalam sampel butir yang
berbeda .seorang siswa yang pandai (mendapatkan sekor tinggi )dalam suatu THB
dengan sejumlah sampel butir,mungkin akan menjadi tidak pandai(mendapat skor
rendah )padaTHB dengan sejumlah sampel butir lainnya (Naga,1992).
Untuk mengatasi keterbatasan tes klasik maka dua hal yang harus di
pertimbangkan: 1) Kelompok uji coba hendak nya nempunyai karakteristik yang
semirip mungkim dengan kara kteristik siswa yang hendak di ukur hasil belajar
nya mennggunakan THB tersebut. 2) Agar hasil analisis uji coba cermat dan setabilmaka siswa
uji coba yang di gunakan harus berjumlah banyak sengga distribusi sekor lebih
berfariasi.Banyak siswa uji coba menurut Gable (1986) adalah sekitar 6
sampai10 kali lipat banyaknya butir yang akan dianalisis.
D.
Karakteristik butir dalam teori tes klasik
Dalam teori tes klasik,ada sejumlah karakteristik butir yang di uji yaitu
tingkat kesukaran,daya beda dan efektifitas pengecoh.Setiap butir akan
diperiksa mutunya dalam tiga karakteristik tersebut.Butir yang baik adalah
butir yang mempunyai tingkat kesukaran sedang,daya beda yang tinggi dan
pengecoh yang berfungsi efektif.Karakteristik butir itu diuji dengan cara
tertentu berdasarkan data hasil uji coba butir secara empiris pada siswa uji
coba.
1.
Tinkat kesukaran
Tinkat kesukaran (difficulity index)atau
kita singkat TK dapat didefinisikan sebagai proporsi siswa peserta tes yang
menjawab benar (crorcker dan Algina,1986:311).definisi itu dapat dinyatakan
dengan sebuah rumus dimana TK adalah jumlah peserta yang menjawab benar dibagi
dgn jumlah peserta.
TK =
|
Σ B
|
Σ P
|
Keterangan:
TK=tingkat kesukaran
SB=jumlah siswa yang menjawab benar
SP=jumlah siswa peserta tes
Misalnya: dari 10siswa yang mengikuti uji coba THB,pada butir1
terdapat 7orang dapat menjawab benar dan pada butir2 terdapat 2 orang dapat
menjawab benar.berapakah tingkat kesukaran kedua butir soal tersebut?
7
|
TK (1) = --- =
0,70.
|
10
|
2
|
TK (2) = --- =
0,20.
|
10
|
Nilai TK butir merentang antara 0 sampai1 TK sebuah butir sama dengan nol
terjadi bila semua peserta tidak ada yang menjawab benar,sebaliknya Tk sebuah
butir akan sama dengan 1(satu) apabila semua peserta menjawab benar pada butir
tersebut.Semakin tinggi indeks TK maka butir soal semakin mudah.Dalam THB,TK
butir-butir soal diusahakan sedang.Kalau butir soal terlalu mudah atau terlalu
sukar bagi dua atau lebih peserta maka sekor tidak lagi dapat membedakan
kemampuan para peserta sekiranya di antara mereka terdapat perbedaan
kemampuan.butir yang sangat sukar sehingga tidak ada siswa yang dapat menjawab
dengan benar menyebabkan butir tersebut kehilangan kemampuannya membedakan siwa
yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah.begitu pula dengan butir yang sangat
mudah sehiingga semua peserta dapat menjawab benar.Oleh karenanya,butir
sebaiknya mempunyai TK yang sedang.
TK
butir yang sedang berada dalam suatu rentang nilai
TK.Kriteria untuk menentukan rentang untuk TK sedang sangat tergantung jumlah
kategori yang diinginkan.Misalnya kategori TK meliputi sukar,sedang dan mudah
maka kriteria sedang adalah antara 0,33 sampai 0,66 Berikut pembagian kategori
TK ke dalam tiga kelompok:
Rentang
TK
|
Kategori
|
0,00 – 0,32
|
Sukar
|
0,33 – 0,66
|
Sedang
|
0,67 – 1,00
|
Mudah
|
Namun, bila TK di
klasifikasikan ke dalam lima kelompok :sangat sukar ,sukar ,sedang ,mudah dan
sangat mudah ,maka butir soal di katakana mempunyai TK sedang bila indeks TK
berada antara 0,40-0,59.secara keseluruhan pembagian rentang TK diatur sebagai berikut :
Rentang TK
|
Kategori
|
0,00 – 0,19
|
Sangat sukar
|
0,20 – 0,39
|
Sukar
|
0,40 – 0,59
|
Sedang
|
0,60 – 0,79
|
Mudah
|
0,80 – 1,00
|
Sangat mudah
|
2. Daya beda
Daya beda (discriminating power) atau kita singkat DB
adalah kemampuan butir soal THB membedakan siswa yang mempunyai kemampuan
tinggi dan rendah .DB berhubungan dengan derajat kemampuan butir membedakan
dengan baik perilaku pengambil tes dalam tes yang di kembangkan (anstasi dan
urbina ,1997:179).DB harus di usahakan positif dan setinggi mungkin .Butir soal
yang mempunyai DB positif dan tinggi berarti buti tersebut dapat membedakan
dengan baik siswa kelompok atas dan bawah .Siswa kelompok atas adalah kelompok
siswa yang tergolong pandai atau mencapai skor total hasil belajar yang timggi
dan siswa kelompok bawah adalah kelompok ssiswa yang bodoh atau memperoleh
sekor total hasil belajar yang rendah .DB itu dapat di tentukan basarannya dengan
rumus sebagai
Keterangan:
berikut:
DB = PT – PR
Atau
DB =
|
Σ T B
Σ
R B
|
Σ T Σ
R
|
PT = proporsi siswa
yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai kemampuan tinggi .
PR = proporsi siswa
yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai kemampuan rendah.
STB = jumlah peserta
yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.
ST = jumlah kelompok
siswa yang mempunyai kemampuan tinggi .
SRB = Jumlah peserta
yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai kemampuan rendah .
SR = jumlah siswa
yang mempunyai kemampuan rendah .
Sebagai sebuah
penjelasan di
berikan contoh sebagai berikut : Sebanyak 10 orang mengikuti uji coba THB berbentuk objektif dengan hasil sebagai
berikut:
Siswa
|
Butir soal
|
Jumlah
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
A
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
10
|
B
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
3
|
C
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
8
|
D
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
9
|
E
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
4
|
F
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
9
|
G
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
5
|
H
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
3
|
I
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
2
|
J
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
10
|
Perhitungan DB dapat
di lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan
suswa kelompok atas dan bawah .Kelompok atas adalah setengah kelompok siswa (5
orang)yang mamperoleh sekor terendah .penentuan kelompok atas dan kelompok bwah
dapat di sajikan dalam tabel berikut:
Kelompok atas
|
Kelompok
bawah
|
||
Siswa
|
Skor
|
Siswa
|
Skor
|
A
|
10
|
B
|
3
|
C
|
8
|
E
|
4
|
D
|
9
|
G
|
5
|
F
|
9
|
H
|
3
|
J
|
10
|
I
|
2
|
2. Menghitung
perolehan sekor butir pada kelompok atas dan kelompok bawah.
Kelompok
atas
|
||||||||||
Siswa
|
Butir
soal
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
|
A
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
C
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
D
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
F
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
J
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Jumlah
|
5
|
2
|
5
|
4
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
4
|
Kelompok
bawah
|
||||||||||
Siswa
|
Butir
soal
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
|
B
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
E
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
G
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
H
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
I
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Jumlah
|
1
|
4
|
1
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
3. Menghitung
DB
DB dihitung sebagai mana rumusnya sebagai barikut:
a. Butir
1
DB
(1) =
|
5
|
-
|
1
|
=
|
4
|
=
0,80
|
5
|
5
|
5
|
b. Butir
2
DB
(2) =
|
2
|
-
|
4
|
=
|
2
|
=
- 0,40
|
5
|
5
|
5
|
Sebuah butir THB yang
baik adalah butir soal yang mempunyai DB positif dan signifikan.DB akan positif
apabia jumlah siswa kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar lebih banyak
dari pada jumlah siswa kelompok bawah.DB yang signifikan dimaksudkan sebagai
mempunyai indexs minimal+0,30 yang artinya pada butir yang baik jumlah siswa
kelompok atas yang dapat menjawab benar minimal30%lebih banyak dari pada jumlah
siswa kelompok bawah yang dapat menjawab benar.
Nilai DB akan
merentang antara -1,00 hingga +1,00. Dengan mengambil contoh soal diatas,beberapa
kondisi ekstrim dapat di jelaskan sebagai berikut:
a. Bila
semua siswa kelompok atas dapat menjawab benar dan semua siswa kelompok
bawah menjawab salah,makaDB akan +1,00.
DB
=
|
5
|
-
|
0
|
=
+ 1,00
|
5
|
5
|
b. Bila
semua siswa kelompok atas dapat menjawab salah dan semua siswa kelompok bawah
menjawab benar,maka DB -1,00.
DB
=
|
0
|
-
|
5
|
=
- 1,00
|
5
|
5
|
c. Bila
baik siswa kelompok atas maaupun kelompok bawah dpat menjawab dengan benar maka
DB akan 0,00.
DB
=
|
5
|
-
|
5
|
= 0,00
|
5
|
5
|
d. Bila
baik siswa kelompok atas maupun kelompok bawah menjawab salah maka DB akan
0,00.
DB
=
|
0
|
-
|
0
|
= 0,00
|
5
|
5
|
Berdasar
nilai rentang DB diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Bila
semua siswa baik kelompok atas maupun kelompok bawah sama-sama menjawab benar
atau sama-sama menjawab salah maka butir soal tidak mempunyai kemampuan
membedakan yang ditunjukkan oleh DB=0,00.
b. Bila
siwa kelompok atas yang dapat menjawab benar lebih banyak dari pada kelompok
bawah yang menjawab benar maka DB akan positif.
c. Bila
siwa kelompok atas yang dapat menjawab benar lebih sedikit dari pada kelompok
bawah yang menjawab benar maka DB akan negative.
d. Butir
soal mempunyai DB tinggi apabila siswa kelompok atas yang dapat menjawab benar
lebih banyak dibandingkan siswa kelompok bwah yang dapat menjawab benar dengan
perbandingan tertentu
hingga DB minimal +0,30.
Dalam menghitung DB
terdapat beberapa kejadian khusus yang harus diperhatikan:
a.
Bila data di tengah sama maka data yang sama di keluarkan dari analisis. Misalnya:
data skor hasil belajar enam orang siswa di urutkan dari tinggi ke rendah
adalah sebagi berikut: 10, 9, 7, 7, 4 dan 2. Data skor yang sama adalah 7 dan
di keluarkan dari analisis, sehingga perhitungan DB melibatkan siswa yang
memperoleh skor 10 dan 9 sebagai kelompok atas dan siswa yang memperoleh skor 4
dan 2 sebagi kelompok bawah.
b. Dalam hal jumlah siswa uji coba sangat banyak maka penentuan kelompok atas
dan bawah adalah dengan mengambil 27% siswaa yang memperoleh skor tertinggi
sebagai kelompok atas dan 27% siswa yang memperoleh skor terendah sebagai
kelompok bawah. Sebanyak 46% siswa di tengah distribusi di keluarkan dan tidak
di analisis. Perhitungan daya beda butir di dasarkan pada “aturan 27%”. Menurut
Kelly, pada kondisi normal, titik optimum di mana dua kondisi seimbang di capai
pada 27% kelompok atas dan bawah (Anastasi dan Urbina, 1997: 182).
Perhitungan DB butir juga
dapat dilakukan dengan mengkorelasikan skor butir dengan skor total. Korelasi butir
dengan total menunjukkan kesejajaran nilai antara butir dengan total. Bila skor
butir bervariasi sejalan dengan variasi skor total maka butir tersebut mampu
membedakan dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah. Butir di
katakan mempunyai DB yang tinggi apabila korelasi butir itu dengan total
minimal +0,30. Adapun korelasi antara butir dengan total dapat di lakukan
menggunakan rumus product moment,
biserial, poin biserial. Phi atau tetrakorik (Crocker dan Algina, 1986: 317 -
319).
1. Efektifitas pengecoh
1. Efektifitas pengecoh
Pengecoh dikatakan berfungsi efektif apabila paling tidak ada siwa yang terkecoh memilih.Pengecoh yang sama sekali tidak dipilih tidak dapat melakukan fungsinya sebagai pengecoh karena terlalu mencolok dan dimengerti oleh semua siswa sebagai penggecoh soal.Pengecoh yang berdasarkan hasil uji coba tidak efektif direkomendasikan untuk diganti dengan pengecoh yang lebih menarik.
E. Contoh pengujian karasteristik
butir
Sehubungan dengan
analisis butir secara klasik dapatdiberikan contoh sebagai berikut: THB uji
coba adlah 10 butir soal tes obyektif pilihan ganda dengan empat
pilihan.jawaban 10 orang siswa uji coba dilaporkan hasilnyya sebagai berikut:
Siswa
|
Butir
soal
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
|
A
|
B
|
D
|
C
|
D
|
B
|
B
|
C
|
A
|
C
|
D
|
B
|
B
|
C
|
C
|
A
|
B
|
A
|
C
|
A
|
B
|
C
|
C
|
C
|
D
|
A
|
D
|
A
|
D
|
D
|
B
|
C
|
B
|
D
|
D
|
B
|
A
|
A
|
C
|
B
|
A
|
A
|
C
|
A
|
E
|
A
|
C
|
B
|
B
|
A
|
C
|
D
|
C
|
D
|
B
|
F
|
A
|
D
|
B
|
A
|
D
|
B
|
D
|
B
|
C
|
B
|
G
|
C
|
D
|
D
|
C
|
A
|
D
|
A
|
A
|
C
|
A
|
H
|
B
|
D
|
B
|
A
|
B
|
C
|
D
|
A
|
C
|
D
|
I
|
D
|
D
|
D
|
B
|
C
|
D
|
A
|
C
|
D
|
B
|
J
|
B
|
D
|
A
|
B
|
C
|
D
|
D
|
A
|
C
|
B
|
Kunci
|
B
|
D
|
C
|
A
|
A
|
B
|
D
|
A
|
C
|
B
|
Dari sebaran jawaban
tersebut,penghitungan skor uji coba dan analisis butir dapat diringkaskan dalam
tabel sebagai berikut:
Siswa
|
Butir soal
|
Jumlah
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
A
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
6
|
B
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
4
|
C
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
5
|
D
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
4
|
E
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
3
|
F
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
6
|
G
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
4
|
H
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
6
|
I
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
2
|
J
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
6
|
ΣB
|
4
|
7
|
2
|
4
|
3
|
3
|
5
|
6
|
7
|
5
|
|
TK
|
0,40
|
0,70
|
0,20
|
0,40
|
0,30
|
0,30
|
0,50
|
0,60
|
0,70
|
0,50
|
|
DB
|
0,40
|
0,60
|
0
|
0
|
-0,20
|
0,20
|
0,60
|
0
|
0,60
|
0,20
|
|
EP
|
E
|
TE
|
E
|
E
|
E
|
E
|
E
|
E
|
E
|
E
|
SB = Jumlah siswa
yang menjawab benar pada butir ke-I
TK = Tingkat
kesukaran
DB = Daya beda
EP = Efektivitas
pengecoh
E = Efektif
TE = Tidak efektif
Bila ditetapkan
kriteria untuk memberikanpenelitian butir adalah sebagai berikut:
1. TK
butir harus sedang yaitu antara 0,33 sampai 0,66
2. DB
harus tinggi yaitu minimal +0,30
3. Pengecohh
paling tidak seorang siswa ada yang memilih.
Berdasarkan ringkasan
analisis butir pada tabel di atas dan
kriteria penilaian butir yang baik maka dapat ditarik kesimpulan:
1.Butir 3, 5
dan 6 terlalu sukar
2.Butir 3, 4, 5, 6, 8, dan
10 tidak mampu membedakan kemampuan siswa kelompok atas dan bawah.
3.Pada
butir 2 pengecoh A tidak efektif.
Perhitungan
analisis butir itu selengkap nya dilakukan sebagai berikut:
1. Tingkat
kesukaran
Misalnya TK butir 1 di hitung sebagai berikut:
TK
(1) =
|
4
|
=
0,40
|
10
|
2. Daya
beda
Perhitungan DB dilakukan dengan langkah sebagai
berikut:
a.Menentukan siswa
kelompok atas dan bawah.
Kelompok atas
|
Kelompok
bawah
|
||
Siswa
|
Skor
|
Siswa
|
Skor
|
A
|
6
|
B
|
4
|
C
|
5
|
D
|
4
|
F
|
6
|
E
|
3
|
H
|
6
|
G
|
4
|
J
|
6
|
I
|
2
|
b.Menghituung perolehan skor tiap-tiap
butir pada siswa kelompok atas dan bawah.
Kelompok
atas
|
||||||||||
Siswa
|
Butir
soal
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
|
A
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
C
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
F
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
H
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
J
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Jumlah
|
3
|
5
|
1
|
2
|
1
|
2
|
4
|
3
|
5
|
3
|
Kelompok
bawah
|
||||||||||
Siswa
|
Butir
soal
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
|
B
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
D
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
E
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
G
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
I
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
Jumlah
|
1
|
2
|
1
|
2
|
2
|
1
|
1
|
3
|
2
|
2
|
c.Menghitung
DB butir.
Misalnya DB untuuk butir 1 dapat dihitung sebagai
berikut:
DB
(1) =
|
3
|
-
|
1
|
=
|
2
|
=
0,40
|
5
|
5
|
5
|
3. Efektivitas
pengecoh
Efektivitas
pengecoh dapat dianalisis sebagaimana ditabulasikan dan sebagai contoh
dianalisis tiga butir soal sebagai berikut:
Butir
|
Kunci
|
Pemilih
|
Pengecoh
|
Pemilih
|
Efektifitas
pengecoh
|
1
|
B
|
4
|
A
C
D
|
2
2
2
|
Efektif
Efektif
Efektif
|
2
|
D
|
7
|
A
B
C
|
0
1
2
|
Tidak
efektif
Efektif
Efektif
|
3
|
C
|
2
|
A
B
D
|
3
3
2
|
Efektif
Efektif
Efektif
|
Dan seterusnya
|
A. Kesimpulan
Sebagai sebuah alat
ukur,THB harus memenuhi alat ukur yang baik yaitu viliditas dan realibilitas.sebelum pengujiian syarat
alat ukur yang baik dilakukan ,maka terlebih dulu butir-butir THB haruus diuji
coba menggunakan analisis butir .Analisis butir dapat dilakukan menggunakan
teori tes klasik atau modern.Oleh karena pertimbangan kepraktisan,tes klasik
leebih banyak digunnakn dengan beberapa kekurangannya.
Dalam analisis butir
menggunakan teori tes klasik,karakteristik butir yang diuji adalah tingkat kesukaran,daya beda dan
efektivitas pengecoh.Dalam pengujian itu keputusan butir yang baik didasarkan
oleh beberapa kriteria yaitu tingkat kesukaran harus sedang,daya beda harus
positif dan tinggi,dan pengecoh harus di pilih paling tidak satu orang peserta tes.
No comments:
Post a Comment