Wednesday, May 30, 2012

Pengertian Pendidikan

Istilah pendidikan berasal dari bahasa yunani, Paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah di antar seorang pelayan. Sedangkan pelayan yang mengantar dan menjemput dinamakan paedagogos. Dalam bahasa romawi, pendidikan diistilahkan dengan educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam. Dalam bahasa inggris, pendidikan diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual (Noeng Muhadjir, 2000: 20-21).

Banyak pendapat yang berlainan tentang pendidikan. Walaupun demikian, pendidikan berjalan terus tanpa menunggu keseragaman arti. Salah satu diantaranya mengatakan bahwa pendidikan adlah hasil peradaban suatu bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa yang berfungsi sebagai filsafat pendidikanya; suatu cita-cita atau tujuan yang menjadi motif; cara suatu bangsa berfikir dan berkelakuan, yang dilangsungkan turun temurun dari generasi ke generasi (Siti Meichati, 1975: 5). Cara ini menunjukkan tingkat kemajuan peradaban suatu generasi, juga menjadi suatu kenyataan bahwa dalam perkembanganya manusia selalu menuju ke arah meningkatnya nilai-nilai kehidupan dan membina kehidupan yang lebih sempurna.

Menurut George F. Kneller (1967: 63), pendidikan memiliki arti luas dan sempit,yaitu:
1.Dalam arti luas pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang memengaruhi perkembangan jiwa, watak ataupun kemauan fisik individu.
2.Dalam arti sempit, pendidikan dalah suatu proses menstransformasikan pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan dari generasi ke generasi, yang dilakukan oleh masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, pendidikan tinggi, atau lembaga-lembaga lain.

John Dewey (1950: 89-90) memandang pendidikan sebagai sebuah rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman agar lebih bermakna, sehingga pengalaman tersebut dapat mengarahkan pengalaman yang akan di dapat berikutnya.

John S. Brubacher (1987: 371) berpendapat: “Pendidikan adalah proses pengembangan potensi, kemampuan dan kapasitas manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan, kemudian disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, di dukung dengan alat (media) yang disusun sedemikian rupa, sehingga pendidikan dapat digunakan untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan“.

Carter V. Good (1945: 145) juga mengemukakan pendapatnya: “Pendidikan adalah: Pertama, keseluruhan proses dimana sesorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainya yang bernilai positif dan masyarakat di tempat hidupnya; Kedua, proses social dimana orang dihaapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khusus yang dating dari sekolah), sehingga orang tersebut bias mendapat atau mengalami perkembangan kemampuan social maupun kemampuan individual secara optimal”.

Menurut Driyarkara (1945: 145), inti pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda. Pada dasarnya pendidikan adalah pengembangan manusia muda ke taraf insani. Sedangkan Ki Hajar Dewntara (1977: 20) menyatakan bahwa pendidikan merupakan tuntutan bagi pertumbuhan anak-anak. Artinya, pendidikan menuntut segala segala kekuatan kodrat yang ada pada diri anak-anak, agar mereka sebagai manusia sekaligus sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Di dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tercantum pengertian pendidikan, yaitu: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diprlukan oleh drinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.

Setuap bangsa tentu akan menyatakan tujuan pendidikanya sesuai dengan nilai-nilai kehidupan yang sedang diperjuangkan untuk kemajuan bangsanya. Walaupun masing-masing bangsa memiliki tujuan hidup berbeda, namun secara garis besar, ada beberapa kesamaan dalam berbagai aspeknya. Pendidikan bagi setiap indivdu merupakan pengaruh dinamis dalam perkembangan jasmani, jiwa, rasa sosial, susila, dan sebagainya.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat di rumuskan bahwa pendidikan bisa di artikan sebagai berikut:
1.Pendidikan mengandung pembinaan kepribadian, pengembangan kemampuan, atau potensi yang perlu dikembangkan; peningkatan pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu, serta tujuan ke arah mana peserta didik dapat mengaktualisasi dirinya seoptimal mungkin.
2.Dalam pendidikan, terdapat hubungan antara pendidik dan peserta didik. Di dalam hubungan itu, mereka memiliki kedudukan dan perasaan yang berbeda. Tetapi, keduanya memiliki daya yang sama, yaitu saling mempengaruhi guna terlaksana proses pendidikan (transformasi pengethuan, nilai-nilai, dan keterampilan-keterampilan yang tertuju kepada tujuan yang diinginkan).
3.Pendidikan adalah proses sepanjang hayat sebagai perwujudan pembentukan diri secara utuh. Maksudnya, pengembangan segenap potensi dalam rangka penentuan semua komitmen manusia sebagai individu, sekaligus sebagai makhluk sosial dan makhluk Tuhan.
4.Aktifitas pendidikan berlangsung di dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.
5.Pendidikan merupakan suatu proses pengalaman yang sedang di alami yang memberikan pengertian, pandangan (insight), dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkanya berkembang.

Pengertian pendidikan sangat erat kaitanya dengan pengertian pengajaran, sehingga sulit untuk dipisahkan dan dibedakan. Pendidikan tidak dapat dilaksanakan tanpa ada pengajaran, dan pengajaran tidak akan berarti jika tanpa diarahkan ke tujuan pendidikan. Selain itu, pendidikan merupakan usaha pembinaan pribadi secara utuh dan lebih menyangkut masalah citra dan nilai. Sedangkan pengajaran merupakan usaha mengembangkan kapasitas intelektual dan berbagai keterampilan fisik.

Sumber: Wiji Suwarno. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jokjakarta: Ar-Ruzz Media.

Bacaan yang Mungkin Terkait:

No comments:

Post a Comment

free counters