Memfokuskan evaluasi yaitu
menkhususkan apa dan bagaimana evaluasi akan dilakukan. Seperti memfokuskan
kamera, fokus evaluasi berarti melihat beberapa variabel dengan teliti.
Biasanya variabel ini termasuk objek yang akan dievaluasi, tujuan evaluasi,
individu yang akan terlibat, latar belakang dan pengaruhnya pada evaluasi,
serta pertanyaan-pertanyaan penting yang harus dijawab oleh evaluasi untuk
mencapai tujuan evaluasi.
Bila evaluasi sudah terfokus,
maka ini berarti proses dan desain dimulai. Ketentuan-ketentuan pada tahap ini
harus diperhatikan dengan teratur untuk diubah apabila sewaktu-sewaktu ada
perubahan pada objek, wadah, dan individu yang terlibat.
A. Apa yang Akan
Dievaluasi ?
Objek evaluasi yaitu apa yang
akan dievaluasi, dapat berupa program, proyek, training, materi, atau bahkan
evaluasi yang lain. Apa pun dapat menjadi objek evaluasi. Tugas merumuskan dan
menjelaskan objek yang akan dievaluasi tampa2nya mudah dan sederhana, tapi
malah sebaliknya. Kenyataannya justru merupakan tugas yang paling sulit dan
merupakan tanggung jawab yang penting. Ini disebabkan karena :
(1)
Objek
yang dievaluasi tidak statis, misalnya dalam suatu program, objek tersebut
sedang berjalan , dapat saja dipengaruhi oleh kejadian di dalam maupun di luar
dan terus berubah.
(2)
Objek
tampak berbeda, disuatu pihak administrator melihat begini, sedangkan klien
begitu.
Oleh sebab itu, pelu ada
kesepakatan tentang apa yang akan dievaluasi sebelum mendesain evaluasi, dan
tujuan evaluasi harus dirumuskan dengan jelas.
B. Proses Pemfokusan
Bab ini akan membicarakan
bagaimana evaluator dan sponsor bekerja sama dalam membuat kerangka kerja
evaluasi. Pengembangan kerangka kerja ini yang disebut “Pemfokusan Evaluasi”.
Kata fokus di sini dipakai untuk menerangkan proses, karena mempertajam atau
memperjelas citra atau image dan memperjelas situasi.
Misalnya Anda berada dalam
situasi berikut ini. Anda akan bertemu seorang kepala sekolah atau direktur
suatu institut, dengan pengertian bahwa orang tersebut ingin melakukan
evaluasi. Anda dipersilahkan masuk ke kantornya dan disambut dengan ramah
tamah. Direktur tersebut menerangkan bahwa Anda direkomendasikan oleh teman baiknyadan
Anda memberi jawaban dengan sepantasnya. Kemudian hening, diam sejenak,
direktur memandang Anda dan Anda ganti memandang. Nah bagaimana selanjutnya ?
Dalam skenario yang ideal, ini
merupakan diskusi penting di mana direktur tersebut menjelaskan tentang
programnya, isu penting untuk semua pihak yang berminat, dan masalah atau
pertanyaan-pertanyaan yang perlu dipecahkan atau dijawab. Sebagai jawaban, Anda
menjelaskan pendekatan Anda terhadap evaluasi tersebut, cara Anda menjelaskan,
dan keahlian Anda dalam mengerjakan evaluasi, dan sebagainya. Bersama-sama,
Anda mengkususkan pembicaraan pada beberapa isu yang akan dituju, menentukan
strategi untuk menjawab pertanyaan, dan persetujuan tentang petunjuk evaluasi.
C. Kerangka Pemfokusan
Evaluasi
Pemfokusan evaluasi merupakan
tugas yang amat rumit, karea melibatkan neosiasi orang-orang yang tidak selalu
mempunyai pengetahuan dan sikap yang sama tentang apa yang mereka diskusikan
dan yang tidak menempatkan nilai-nilai pada wadah dan hasil yang sama. Lebih-lebih
ini merupakan interaksi antara manusia, dimana banyak sekali kehendak dan
seluk-beluknya yang bervariasi. Hal ini memang harus disadari yang merupakan
hal yang kompleks atau rumit dan ini timbul selalu dalam pemfokusan evaluasi,
oleh sebab itu perlu disederhanakan.
D. Elemen-Elemen Proses
Pemfokusan
Bila ditanya evaluator tentang
pemfokusan evaluasi, mereka biasanya akan memikirkan tujuan tertentu, dan
menentukan pertanyaan-pertanyaan evaluasi. Bila ditanya bagaimana prosesnya,
mereka kurang yakin, tapi mungkin akan menyebutkan pertukaran informasi antara
evaluator dengan klien. Misalnya, evaluator bertanya tentang tujuan program,
dan klien akan menyebutkan hasil-hasil yang diharapkan. Dari sana akan mudah
bagi evaluator untuk menentukan jadwal pembuatan tes untuk mengukur
keberhasilan pencapaian tujuan.
Ada tiga elemen dalam proses
pemfokusan (Stecher Brian M & W. Alan Davis), yaitu :
1. Mempertemukan
pengetahuan dan harapan
2. Mengumpulkan informasi
3. Merumuskan rencana
evaluasi
Semua komponen ini harus ada
bila evaluasi direncanakan. Walaupun ada urutan yang logis pada ketiga elemen
tersebut, penulis memilih tidak menyebutnya sebagai langkah. Dalam
kenyataannya, diskusi dapat bergerak maju mundur beberapa kali antara
merumuskan rencana awal dan saling bertukar informasi sebelum strategi akhir
dirumuskan. Dapat juga terjadi rencana evaluasi sudah dibuat, kemudian
diketahui beberapa informasi penting tertinggal, ini membuat keharusan
melakukan diskusi kembali. Jadi, jarang sesuatu terjadi dengan urutan yang
teratur, dalam sekuen yang teratur, namun ketiga elemen itu harus ada. Penting
pula untuk mengetahui bagaimana mereka berinteraksi untuk menciptakan suatu
variabel rencana evaluasi.
E. Hal-Hal yang Perlu
Diingat dalam Pengumpulan Informasi
Pengumpulan informasi merupakan
hal yang pokok dalam evaluasi. Apabila semua program sosial sama, atau apabila
suatu pendekatan dapat dipakai untuk semua program, maka tentu tidak perlu
mengumpulkan informasi yang terlalu khusus dan banyak tentang suatu program setiap
akan mengevaluasi. Tetapi tidak demikian pada kenyataannya, program
bermacam-macam, dan evaluator dapat memilih bermacam-macam strategi dan menu
untuk melakukan evaluasi. Hal ini menyebabkan evaluator akan menyita banyak
waktu untuk mengenal setiap program atau proyek yang akan dievaluasi.
Sebagai evaluator ia harus
mengetahui sebanyak-banyaknya tentang program yang akan dievaluasi . Tujuan
evaluasi, siapa kliennya, keterbatasan waktu, biaya, dan kemungkinan memperoleh
informasi sebelum sampai pada rencana evaluasi dan melakukannya. Memang,
mungkin Anda tidak punya banyak waktu mengumpulkan informasi tersebut, dan pada
tahap ini, evaluator belum dibayar untuk itu. Oleh sebab itu, evaluator perlu
merencanakan sebelumnya, informasi apa saja yang penting diketahui dan
bagaimana memperolehnya segera.
F. Desain
Evaluasi Program
Desain evaluasi program (Carol
Tayler Fitz-Gibbon & Lynn Lyons Morris, 1987), suatu desain ialah rencana
yang menunjukkan bila evaluasi akan dilakukan dan dari siapa evaluasi atau informasi
akan dikumpulkan selama proses evaluasi.
1. Desain dalam Evaluasi
Sumatif
Biasanya desain dihubungkan dengan evaluasi sumatif, evaluasi sumatif
diharapkan membuat kesimpulan umum, menyingkat dan membuat laporan tentang
keberhasilan program.Evaluasi sumatif sebaiknya memakai desain eksperimen
apabila meneliti program yang akan dievaluasi dengan hasil evaluasinya.
2. Desain dalam Evaluasi
Formatif
Menggunakan desain formatif dalam program berarti karyawan program akan berkesmpatan
melihat dengan seksama keefektifan program dan komponen yang ada di dalamnya.
3. Beberapa saran untuk
Evaluasi Formatif
a) Mengambil
beberapa versi dari berbagai macam program yang akan di amati. Misalnya memilih
program yang relatif murah dan mudah serta relatif menghemat waktu.
b) Mengurangi
beberapa persyaratan untuk kepentingan penerapan desain.
c) Melakukan
eksperimen kecil atau pilot test (tes pilot).
4. Elemen-elemen dalam
Desain
Suatu desain evaluasi yaitu rencana yang menyatakan siapa yang akan
dievaluasi, dan bila waktunya (Gibbon, C.T & Cs. 1987).
a) Kelompok
eksperimen yaitu orang atau kelompok yang menjadi objek eksperimen program.
b) Kelompok
Kontrol yaitu kelompok yang terdiri atas orang-orang yang sedapat mungkin sama
dengan kelompok eksperimen, yang di ukur pada waktu yang sama dengan kelompok
eksperimen, tetapi yang tidak mendapat perlakuan eksperimen seperti perilaku
terhadap kelompok yang diberikan kepada kelompok eksperimen.
c) Kelompok
Kontrol ekuivalen (equivalent or true control group) yaitu kelompok ini
dibentuk dengan cara random atau acak.
d) Kelompok
control non ekuivalen (nonrandomized control group) yaitu kelompoknini dipilih
karea sama dengan kelompok eksperimen, tidak dibentuk dengan cara acak disebut
juga dengan kelompok pembanding.
e) Posttest
yaitu pengukuran atau test yang dilakukan pada akhir eksperiment. Hasilnya
yaitu nilai posttest
f)
Pretest yaitu setiap nilai test atau pengukuran yang
dilakukan sebelum peserta menerima progam atau mulai suatu eksperiment dapat
disebut pretest.
g) Midtest
yaitu diadakan ketika program sedang berjalan. Tujuan midtest yaitu untuk
menentukan dampak program sesudah waktu tertentu.
h) Retensi
test yaitu bila program x tampak jauh lebih baik daripada program c pada akhir
semester, cek lagi nilainya tiga bulan berikutnya kalau masih baik juga, ini
berarti programnya memang baik. Tapi apabila perbedaan hamper tidak ada maka
perlu diperhatikan. Dan test sebaiknya
diulang lagi. Inilah yang dinamakan masalah retensi.
G. Masalah-Masalah Umum dalam Implementasi
Memilih
desain, tidak sesulit mengimplemenasikannya dengan akurat, tepat, benar, dan
yang dapat berjalan dengan lancar. Walaupun Anda dapat melakukan pengacakan
dengan baik, dengan true control group, atau non equivalent group, masih ada
masalah masalah potensial waktu mengimplementasikan desain antara lain :
1. Masalah
perbedaan waktu yang digunakan
2. Masalah
attrition
3. Masalah
confound
4. Masalah
kontaminasi
No comments:
Post a Comment