PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa, agama dan
budaya adalah tanda-tanda penting dari identitas kita. Sekarang ini
kelompok-kelompok yang yang telah lama dianggap mengabaikan identitas asli
mereka mempertegas kembali etnisitas mereka, sering dengan senjata dan
kekerasan (seperti bekas Negara-negara komunis). Dapatkah umat muslim
menyesuaikan diri dengan dunia modern tanpa mengorbankan aspek-aspek pokok
keyakinan mereka? Jika tidak, seberapa besar prubahan yang mungkin diapdosi?
Jika perubahan harus datang siapa yang akan menentukan kedatanganya? Dan dimana
batas-batasmnya? Pertanyaan-pertanyaan ini membuka sekumpulan isu-isu teologis
sensitive yang menyinggung cirri-ciri esensial islam.
Jadi kita kan
mendekati islam bukan sebagai sesuatu yang eksotik, sesuatu yang asing dan
aneh, tapi sebagai suatu sistem yang sungguh-sungguh menganjurkan suatu cara
hidup. Untuk mempelajari tentang islam, kita perlu melihat sal mula, sejarah
dan masyaratnya. Untuk memahami islam terlebih dahulu kita memahami nabi dan
kitab sucinya.
Untuk itu makalah ini
kami buat sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan umum terkait” kenabian Muhammad
SWA, mekkah dan berdirinya pemerintahan madinah”. Kritik dan saran yang
membangun sangat kami nantikan dengan tangan terbuka untuki menyempurnakan
makalah ini. Semoga buku ini bwrmanfaat dan menjadi sebagai amal ibadah penulis
kepada Allah SWT. Amin.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
proses kenabian Muhammad SAW
1. Kehidupan
Muhammad sebelum diangakat menjadi Rasul
Tepat pada hari senin tanggal 12 rabiul awal bertepatan 20 april 571
M. Semesta bergembira dengan kelahiran seorang bayi suri yang menjadi nabi
akhir zaman. Bayi suri itu tidak lain adalah nabi Muhammad saw dengan wajah berseri-seri
abdul mutholib menimang-nimang bayi yang suci itu dalam ka’bah seraya, berdoa
dan bersyukur atas karunia tuhan yang maha besar, kemudian beliau memberi nama
bayi nitu dengan nama Muhammad dengan harapan kelak menjadi orang terpuji
dilangit dan didunia. Pada mulanya nabi Muhammad disusui oleh seorang budak
wanita abu lahab yang bernama suaibah, selama beberapa hari kemudian abdul
muthalib memberikan cucunya yang disayang itu kepada siti halimah sa’diah.
Muhammad disusui siti halimah sa’diah selama 2 tahun. pada usia 6 tahun beliau
dibawa ibunya untuk berkunjung kekeluarganya diMadinah dan untuk berziarah
dimakam ayahanya. Ketika beliau perjalanan ke makkah ibunya meninggal dunia
disebuah desa yang bernama ab’wa. Kepergian ibunya membawa pengaruh yang besar
bagi jiwanya, beliau kepada ibunya yang baru saja mengasuhnya, Muhammad dibawa
pulang kermakkah untuk diserahkan kepada abdul muthalib, beliau diasuh abdul
mutholib selama 2 tahun karena meninggal dunia pada umur 8 tahun sejak itu nabi
Muhammad diasuh oleh pamanya abu tholib. Saat berumur 25 tahun nabi Muhammad
menikahi binti khadijah binti kwalid. Siti khadijah menikah dengan nabi
Muhammad berusia 40 tahun, siti khadijah wanita pertama yang dinikahi nabi
Muhammad. Dalam pernikiahanya nabi Muhammad dikarunia oleh 4 orang anak yang 2
orang putri dan 2 orang putra.
2. Nabi
Muhammad Diangkat Menjadi Rasul
Ketika nabi Muhammad genap berusia 40 tahun disaat dunia dliputi kabut
hitam umat manusia sesat dalam lembah kebiadapan, tidak tahu kebenaran, tidak mengerti
kedhaliman, saat itulah allah memunculkan rasulnya, untuk menyelamatkan dunia
dari kehancuran dialah nabi Muhammad saw. Disaat kota mekkah dan penduduknya
tenggelam dalam kerusakan dean kemusrikan, masa itu adalah masa-masa yang
paling meresahkanhati nabi Muhammad beliau merasa kota makkah seolah-olah
sempit baginya untuk hidup karena itulah beliau sering memencilkan di gua Hira.
Dalam suatu riwayat hadis imam bukhari dikatakan bahwa “menjelang datangnya
wahyu allah yang pertama turun sering mimpi melihat yang terang bagaikan fajar
di pagi hari. Beliau diturini wahyu pertama tepat pada tanggal 17
ramdhan/agustus 10 masehi pada usia 40
tahun, wahyu pertama itu surat al-alaq ayat 1-5. Kemudian selama lebih kurang
2,5 tahun setelah menerima wahyu pertama, barulah beliau menerima wahyu yang
kedua ditempat yang lama yaitu di gua Hira. Wahyu kedua surat al-mudatsir ayat
1-7. Denagan turunnya wahyu ini jelas nabi Muhammad telah diangakat menjadi
nabi dan rasul untuk menyampaikan risalahnya.[1]
B. Dakwah
Nabi M uhammad periode Makkah
1. Dakwah
secara sembunyi-sembunyi
Dakwah secara sembunyi-sembunyi atau Bisrri (secara rahasia) adalah
dakwah Rosulluloh dalam mengembangkan risalah Alloh sewaktu pertama kali
mendapat amanah dari alloh untuk menjalankan misi kerasulannya. Dakawah ini
berlangsung dalam kuron waktu 3 tahun dari massa kenabian Muhammad. Dakwah
secara sembunyi-sembunyi ini sasaran pertama adalah keluarga satu rumah
rosulluloh yaitu Khadijah dan anak-anaknya. Dan yang kedua adalah
sahabat-sahabat terdekat Nabi seperti Abu Bakar dan usman bin Affan . sasaran
dakawah ke tiga adalah kerabat atau family terdekat Nabi, seperti Ali bin abi
tholib dan Ja’far bin abi tholib.
Tidak semua keluarga dan kerabat terdekat Nabi menerima Agama
islam.bahkan tidak sedikit keluarga rosulluloh yang menentang dan memusuhinya
seperti Abu Lahab paman Nabi sendiri.
2. Dakwah
secara Terbuka
Dakwah Nabi secara terbuka atau terang-terangan dilakukan setelah
turunnya Surat Al- Hijr ayat 94. Ayat tersebut memerintahkan agar Rosulluloh memyiarkan
islam secara terbuka. Rosulluloh dihadapan bangsa Arab menyampaikan dakwah
secara terbuka untuk menyembah kepada Alloh dan mengesakannya. Dakwah yang
bersifat terbuka ini pertama kali ditujukan kepada kerabatnya sendiri, lalu
kepada Masyarakat dan Kabillah-kabillah Arab lainnya yang datang ke mekkah
untuk ibadah Haji. Dengan seruan dakwah secara terang-terangan ini maka dakawah
Rosulluloh semakin luas dan pengikutnya bertmbah banyak. Rosulluloh menyerukan
secara tegas pada Mayarakat umum untuk meninggalkan berhala dan tradisi nenek
moyang mereka yang tidak menyembah kepada alloh.
C. Dakwah
Nabi Muhammad periode Madinah
Langkah-langkah
Dakwah Rosulluloh di kota Madinah
1) Menyatukan
Mayarakat Madinah
Sebelum datangnyaRasulluloh keadaan mayarakat madinah sama halnya
dengan masyarakat Mekkah. Pelanggaran hukum merupakan fenomena sehari-hari.
Waktu itu di Madinah di huni oleh dua suku yaitu suku Aus dan Khazraj. Selama
periode Mekkah, islam merupakan agama yang murni tetapi setelah hijrahnya
Rasulluloh islam menjadi kesatuan agama dan politik.
Penduduk Madinah setelah Hijrah terdiri atas 3 golongan yaitu kaum
muslimin bangsa yahudi dan bangsa Arab yang belum masuk Islam.
Rosulluloh menciptakan suasana kekeluargaan, mengembangkan sifat
toleransi beragama di antaramen golongan-golongan tersebut . Untuk mencapai hal
tersebut, maka dibuatkan perjanjian antara umat muslim dan non muslim yang
dikemas dalam piagam madinah.
Piagam madinah menfandung prinsip-prinsip persamaan, persaudaraan,
persatuan, kebebasan, toleransi beragama, perdamaian, tolong-menolong dan
membela yang teraniaya serta mempertahankan Madinah dari serangan musuh.Dengan
adanya perjanjian tersebut, maka kota madinahdan sekitarnya menjadi kota yang
terhormat dan berpengaruh.
2) Kebebasan
menjalankan syariat agama
Masyarakat madinah adalah masyarakat yang beragam dari suku bangsa dan
agama rosulluloh sebagai pemimpin baru di madinah harus bisa berada diatas
semua golongan demi menjaga eksistensi Madinah sebagai kota masa depan.
Rosulluloh memberi kemerdekaan beragama kepada penduduk Madinah dan mengajarkan
kepada pengikutnyauntuk menghormati kepercayaan agama lainnya serta saling
membantu. Islam tidak pernah memaksa orang yang telah memeluk agama lain agar pindah pada agama Islam, islam di ajarkan
dengan cara seruan damai bukan dengan cara kekerasan. Tindakan rosulluloh dalam
menyebarkan islam seperti ini banyak menarik simpati kaum Yahudi dan Nasrani.
Mereka berusaha memenuhi ajaran rosulluloh
karena tidak menggangu dalam melaksanakan ajaran keagamaannya. Dengan
demikian setiap orang mempunyai hak perlindungan untuk menjalankan ajaran
agamanya masing-masing. Ini menunjukkan islam telah meletakkan dasar-dasr
toleransi beragama dalam kehidupan sehari-hari di Madinah.
3) Meletakkan
dasar kepemimpinan yang demokratis
Kepribadian yang mulia disertai oleh sifat yang adil dan jujur adaalah
merupakan modal utama bagi rosulluloh bagi memimpin pemerintahan di madinah,
sekalipun dia merupakan pendatang tetapi dipercaya oleh masyarakat madinah
untuk memimpin Madinah yang heterogen. Kehadiran rosulluloh memberikan teladan
yang sempurna dalam kehidupan dan pesannya merupakan tuntunan manusia untuk
mencari petunjuk dari pesan rosulluloh untuk mencapai kesempurnaan dan sosial
dalam kehidupan.
4) Membentuk
pertahanan dan keamanan
Meskipun islam adalah agama yang damai dan tidak suka kekerasan tapi
rosulluloh menyadari bahaya yang mengancam dari segenap penjuru terutama dari
pihak Quraish dan beliau juga menyadari sepenuhnya akan perlunya pertahanan dan
keamanan dalam setiap keadaan. Rosullulah membuat system patroli yang selalu
dapat memberinya informasi tentang gerakan, rencana dan kekuatan musuh.
Setiap kalimada gerakan musuh disekitar nkota madinah, beliau segera
menyusun pasukan dibawah pimpinannya sendiri atau dibawah pimpinan sahabatnya.
5) Perang
dan Kedaulatan
Setelah membangun mayarakat madinah rosulluloh mngadakan hubungan
dengan kekeuasaan lain. Hubungan ini dalam bentuk perang antara umat islam di
madinah dengan kafir Quraish di Mekkah, Salah satunya adalah perang badar.
Disamping melakukan sejumlahperang umat islam madinah juga mengadakan
perjanjian-perjanjian seperti perjanjian hudaibiyah.
Rosullulah adalah kepala Negara yang berdaulat. Di Madinah rosulluloh
telah memberlakukan hukum dan aturan-aturan ditengah-tengah Masyarakat,seperti
kewajiban zakat,puasa dan penentuan halal-haram.
Oleh karena itu dengan adanya hubungan yang mengikat secara hukum
antara rakyat dengan pemimpin maka madinah layak disebut Negara.
D. Berdirinya
pemerintahan di Madinah
Kota madinah dengan agama, kebudayaan, dan
masyarakat, yang beragam. Berbeda dengan Makkah, yang memiliki satu karakter,
satu lingkungan, dan agama yang homogen.
1) Letak
geografis
Yatsrib pada masa hijrah Nabi terbagi beberapa wilayah yang didiami
oleh marga Arab dan Yahudi. Setiap wilayah didiami satu marga tersebut. Satu
wilayah tersebut terbagi menjadi dua. Bagian pertama merupakan tanah persawahan
berikut rumah tempat tinggal. Sedangkan bagian kedua adalah al-uthmi atau al-atham (bangunan-bangunan tinggi atau benteng).
Atham sangat besar kegunaannya bagi Yatsrib. Ia menjadi tempat bersembunyi
anggota marga pada saat terjadi serangan musuh. Kaum wanita, anak-anak, dan
orang tua berlindumg di sana, ketika kaum laki-laki menyerang musuh. Atham juga digunakan sebagai gudang,
tempat hasil bumi dan buah-buahan dikumpulkan. Sebab, apabila dibiarkan di
tempat-tempat terbuka akan mudah dirampas atau dirampok. Atham yang berbentuk sefi empat itu juga dijadikan untuk menyimpan
harta dan senjata bagi para kabilah.
2) Kondisi
keagamaan dan kedudukan sosial
Bangsa Arab mengikuti kaum Quraisy dan penduduk Makkah dalam keyakinan
dan agama. Mereka memandang kaum Quraisy sebagau penjaga rumah Allah, sebagai
pemimpin-pemimpin agama, serta sebagai panutan dalam berakidah dan beribadah.
Mereka tunduk pada paganisme yang meliputi seluruh jazirah Arab, menyembah
beberapa berhala, yang disembah pula oleh kaum quraisy dan penduduk hijaz.
Hanya saja hubungan antar mereka dengan berhala lebih kuat dari pada hubungan
antar masing-masing mereka.
Manat adalah berhala terkemuka bagi penduduk madinah. Penduduk Madinah lebih
fanatic kepada berhala itu,dari pada yang lain. Penduduk Madinah juga membuat
berhala di rumahnya, baik dari kayu tau bahan lainnya. Penduduk Madinah
mempunyai dua hari raya yang mereka isi dengan permainan. Ketika Nabi saw
datang ke Madinah beliau bersabda kepada mereka”sungguh Allah Ta’ala telah
menggantikan kedua hari itu dengan yang lebih baik, yakni idul fitri dan idul
adha.
3) Kondisi
perekonomian dan kebudayaan
Kota Madinah sesuai dengan kondisi tanahnya adalah wilayah pertanian.
Sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah bertani dan berkebun. Diantara hasilnya
adalah kurma dan anggur.Juga terdapat tanaman biji-bijian dan sayuran. Buah
kurama, terutama pada saat saat kemarau dan perubahan musim, dapat menutupi
sebagian besar kebutuhan pangan penduduk madinah.
Beberapa industri kerajinan juga terdapat di madinah, yang sebagian
besar dilakukan oleh kaum Yahudi. Mungkin mereka memperolehnya dari Yaman. Mereka tetap menekuni nya hingga
meninggalkannya pada saat-saat terakhir. Kerajinan emas banyak dilakukan oleh
Bani Qainuqa,mereka adalah kaum yahudi yang paling kaya dikota Yasrib.
Rumah-rumahnya menyimpan harta-harta yang melimpah, perhiasan perak dan emas,
padahal jumlah mereka tidak banyak.
4) Situasi
kompleks yang dihadapi oleh Rasulullah SAW dikota Yatsrib
Demikianlah
Rasulullah Saw dan para sahabatnya tidak berpindah dari sebuah kota (yakni
mekkah) ke sebuah kampong yakni Yastrib.
Akan tetapi, beliau perpindah dari sebuah kota ke kota lainnya. Sekalipun kota
tersebut berbeda dengan kota sebelumnya dalam banyak hal mremngenai realitas
kehidupannya. Madinah lebih kecil dari mekkah dari segi nasab. Akan tetapi,
kehidupan diMadinah lebih kompleks dan persoalan yang dihadapi Rosullah Saw
lebih beragam. Hal ini karena adanya agama, lingkungan dan budaya yang beragam
pula. Semua hal itu tidak bisa dikuasai, dan Madinah tidak bisa dicairkan
sepenuhnya dalam sebuah bejana akidah dan dakwah yang sama, kecuali oleh
seorang Rasul Saw. Yang didukung oleh Allah SWT.[2]
[1]
Drs. H. ahmad jamil, sejarah kebudayaan islam kelas 3, gresiki, 2008, hlm: 2-4
[2]
Abdul hasan ‘ali al-hasan an-nadwi, Sirah nabawiyah sejarah lengkap nabi
Muhammad saw, Yogyakarta, 2008, hlm: 207-218
tulisannya banyak yang salah
ReplyDelete