BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika Nabi Muhammad SAW lahir (570
M). mekah adalah kota yang sangat penting dan terkenal diantara kota-kota di
negeri Arab. Baik karena tradisinya
maupun karena letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan
yang ramai menghubungkan yaman diselatan dan siria di utara.dengan adanya kabah
ditengah kota. Mekah menjadi pusat keagamaan arab. Kabah adalah tempat mereka
berziarah. Didalamnya terdapat 360 berhala. Mengelilingi berhala utama.
Hubal.mekah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat arab ketika itu
mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah arab dengan luas satu juta
mil persegi.
Biasanya dalam membicarakan wilayah
geografis yang didiami bangsa arab sebelum islam,orang membatasi pembicaraan
hanya pada jazirah arab. Padahal bangsa arab juga mendiami daerah-daerah
disekitar jazirah. Jazirah arab memang merupakan kediaman mayoritas bangsa arab
kala itu.
Dunia arab ketika itu merupakan kancah
peperangan terus menerus . pada sisi yang lain meskipun masyarakat badui
mempunyai pemimpin namun merreka hanya tunduk kepada syeikh atau amir(ketua
kabilah)itu dalam hal yang berkaitan dengan peperangan, pembagian harta
rampasan dan pertempuran tertentu. Diluar itu ,syeikh atau amir tidak kuasa
mengatur anggota kabilahnya.
Akibat peperangan yang terus menerus
,kebudayaan mereka tidak berkembang. Oleh Karen itu kami mencoba membuat
makalah ini, yang membahsa mengenai bangsa Arab.
BAB II
Mereka
sangat menekankan hubungan kesukuan sehingga kesetiaan atau solidaritas
kelompok menjadi sumber kekuatan bagi suatu kabilah atau suku. Mereka suka
berperang. Karena itu, peperangan antar suku sering sekali terjadi.
Begitulah
gambaran secara ringkas kelas masyarakat bangsawan. Sedangkan kelas masyarakat
lainnya beraneka ragam dan mempunyai kebebasan hubungan antara laki-laki dan
wanita. Abu Daud meriwayatkan dari
Aisyah Radhiyallahu Anha, bahwa pernikahan pada masa Jahiliyah ada empat macam
:
1.
Pernikahan secara
spontan. Seorang laki-laki mengajukan lamaran kepada laki-laki lain yang
menjadi wali wanita, lalu bisa menikahinya setelah menyerahkan seketika itu
pula.
2.
Seorang laki-laki bisa
berkata kepada istrinya yang baru suci dari haid, “temuilah Fulan dan
berkumpullah dengannya!” suaminnya tidak mengumpulinnya dan sama sekali tidak
menyentuhnya, hingga ada kejelasan bahwa istrinya hamil dari orang yang disuruh
mengumpulinnya, maka suami bisa mengambil kembali istrinya jika jika memang ia
menghendaki hal itu. Yang demikian ini dilakukan, karena dia menghendaki
kelahiran seorang anak yang baik dan pintar. Pernikahan semacam ini disebut
nikah istibdha’.
3.
Pernikahan poliandri,
yaitu pernikahan beberapa orang laki-laki yang jumlahnya tidak mencapai sepuluh
orang, yang semuanya mengumpuli seorang wanita.setelah wanita itu hamil dan
melahirkan bayinya, maka selang beberapa hari kemudian dia mengundang semua
laki-laki yang berkumpul dengannya, dan mereka tidak bisa menolaknya hingga
berkumpul dihadapannya.dia menunjuk salah satu dari mereka untuk merawat
bayinya.
4.
Sekian banyak laki-laki
bisa mendatangi wanita yang dikehendakinnya, yang juga disebut wanita pelacur.
Biasannya mereka memasang bendera khusus di depan pintunya, sebagai tannda bagi
laki-laki yang ingin mmengumpulinya. Jika jika wanita pelacur ini hamil dan
melahirkan anak, dia bisa mengundang semua laki-laki yang pernah
mengumpulinnya. Setelah semua berkumpul, diadakanlah undian. Siapa yang
mendapat undian, maka dia bisa mengambil anak itu dan mengakuinnya sebagai
anaknya. Dia tidak bisa menolak hal itu.
Berikut ini adalah contoh beberapa tradisi buruk masyarakat
Arab Jahiliyah.
1.
Perjudian
atau maisir. Ini merupakan kebiasaan penduduk di daerah perkotaan di
Jazirah Arab, seperti Mekkah, Thaif, Shan’a, Hijr, Yatsrib, dan Dumat al
Jandal.
2.
Minum
arak (khamr) dan berfoya-foya. Meminum arak ini menjadi tradisi di
kalangan saudagar, orang-orang kaya, para pembesar, penyair, dan sastrawan di
daerah perkotaan.
3.
Nikah
Istibdha’, yaitu
jika istri telah suci dari haidnya, sang suami mencarikan untuknya lelaki dari
kalangan terkemuka, keturunan baik, dan berkedudukan tinggi untuk menggaulinya.
4.
Mengubur
anak perempuan hidup-hidup jika seorang suami mengetahui bahwa anak yang lahir
adalah perempuan. Karena mereka takut terkena aib karena memiliki anak
perempuan.
5.
Membunuh
anak-anak, jika kemiskinan dan kelaparan mendera mereka, atau bahkan sekedar
prasangka bahwa kemiskinan akan mereka alami.
6.
Ber-tabarruj
(bersolek). Para wanita terbiasa bersolek dan keluar rumah sambil
menampakkan kecantikannya, lalu berjalan di tengah kaum lelaki dengan
berlengak-lenggok, agar orang-orang memujinya.
7.
Lelaki
yang mengambil wanita sebagai gundik, atau sebaliknya, lalu melakukan hubungan
seksual secara terselubung.
7.
Lelaki
yang mengambil wanita sebagai gundik, atau sebaliknya, lalu melakukan hubungan
seksual secara terselubung.
8.
Prostitusi.
Memasang tanda atau bendera merah di pintu rumah seorang wanita menandakan
bahwa wanita itu adalah pelacur.
9.
Fanatisme
kabilah atau kaum.
10. Berperang dan saling bermusuhan
untuk merampas dan menjarah harta benda dari kaum lainnya. Kabilah yang kuat
akan menguasai kabilah yang lemah untuk merampas harta benda mereka.
11. Orang-orang yang merdeka lebih
memilih berdagang, menunggang kuda, berperang, bersyair, dan saling
menyombongkan keturunan dan harta. Sedang budak-budak mereka diperintah untuk
bekerja yang lebih keras dan sulit.
Banyak
kebiasaan yang dilakukan bangsa jahiliyah, salah satunya adalah
berepoligami,tanpa ada batasan maksimal berapa yang dikehendaki . bahkan mereka
bisa menikahi dua wanita yang bersaudara. Mereka juga bisa
menikahi janda ayahnya, entah karena dicerai atau ditinggal mati. hak
perceraian ada ditangan laki-laki,tanpa ada batasanya.
Banyak persaingan dalam masalah kehormatan dan perebutan
pengaruh kekuasaan lebih sering menyelimut peperangan antar kabilah yang
sebenarnya berasal dari satu ayah dan ibu, seperti yang kita lihat antara aus
dan khazraj, abs dan dzubyan, bakr dan taghlib serta lain-lainnya.
Secara garis besarnya kondisi social mereka bisa
dikatakan lemah dan buta, kebodohan mewarnai segala aspek kehidupan, kurafat
tidak bisa dilepaskan, manusia hidup layaknya binatang, wanita diperjual
belikan dan kadang-kadang diperlakukan layaknya benda mati. Hubungan ditengah
umat sangat rapuh dan gudang-gudang pemegang kekuasaan dipenuhi kekuasaan yang
berasal dari rakyat, atau sesekali rakyat diperlakukan untuk menghadang serangan musuh.
B. Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi mengikuti
kondisi social yang bisa dilihat dari jalan kehidupan bangsa arab.
Perdagangan merupakan sarana yang paling dominan untuk memenuhi kehidupan
hidup. Jalur-jalur perdagangan tidak
dapat dikuasai begitu saja kecuali jika sanggup mengendali keamanan dan
perdamaian. Sementara kondisi yang aman sementara ini tidak terwujud di jazirah
arab kecuali pada bulan-bulan suci. Pada saat itulah dibuka pasar-pasar arab
yang terkenal, seperti ukazh Dzi-majaz, majinnah dan lain-lain.
Bagi masyarakat pedalaman, yaitu masyarakat Badui,
kehidupan social ekonomi mereka biasanya dilakukan melalui sector pertanian
terutama mereka yang mendiami daerah subur di sekisar Oase. Akan tetapi
bagi masyarakat Arab perkotaan, kehidupan social ekonomi mereka sangat
ditentukan oleh keahlian mereka dalam perdagangan. Oleh Karen itu, bangsa Arab
Quraisy sangat terkenal dalam dunia perdagangan. Mereka melakukan perjalanan
dagang dua musim dalam setahun, yaitu ke Negara Syam pada musim panas dan ke
Yaman pada musim dingin.
Di kota Mekah terdapat pusat perdagangan, yaitu pasar
Ukaz, yang dubuka pada bulan-bulan tertentu, seperti Zulqo’dah, Zulhijjah dan
Muharam. Disamping itu pada bulan-bulan tersebut juga bersamaan dengan
pelaksanaan ibadah haji.
Tentang perindustrian atau kerajinan mereka adalah bangsa
yang paling tidak mengenalnya kebanyakan hasil kerajinan yang ada di arab
berasal dari rakyat yaman, hirah dan pinggiran Syam. Sekalipun begitu ditengah
jazirah ada pertanian dan penggembala hewan ternak, sedangkan wanita-wanita
arab menangani pemintalan. Tetapi kekayaan-kekayaan yang dimiliki bisa
mengundang pecahnya peperangan. Kemiskinan, kelaparan dan orang-orang yang
telanjang merupakan pemandangan yang biasa ditengah masyarakat.
C.
Kondisi Ilmu pengetahuan
Disamping
itu, bangsa Arab sebelum islam juga telah mengembangkan ilmu pengetahuan. Hal
ini misalnya dapat dilihat dari berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang di
dalam kehidupan masyarakat Arab pada waktu itu. Di antara ilmu pengetahuan yang
mereka kembangkan adalah astronomi, yang ditemukan oleh orang-orang Babilonia.
Mereka Ini Pindah Ke Negeri Arab pada waktu
Negara mereka diserang oleh bangsa Persia. Dari mereka inilah bangsa
Arab belajar banyak ilmu pengetahuan.
Selain
itu bangsa arab sebelum lahirnya agama islam telah mampu mengembangkan ilmu
meteorology atau ilmu iklim, astrologi atau ilmu perbintangan. Pada awalnya
ilmu ini dipergunakan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya suatu peristiwa,
seperti perang, damai dan sebagagainya, yang didasarkan pada bintang-bintang.
Ilmu tenung yang banyak disukai masyarakat Arab, berasal dari orang-orang
Kaldam yang bermigrasi ke tanah Arab. Disamping itu masyarakat Arab sebelum
Islam juga telah memiliki pengetahuan tentang cara pengobatan penyakit, yang
disebut AL Thahib. Ilmu ini juga berasal dari orang-orang Kaldam yang kemudian
diambil dan dikembangkan oleh masyarakat Arab.
D.
Kondisi Akhlak
Memang kita tidak memungkiri bahwa ditengah kehidupan
orang-orang jahiliyah banyak terdapat hal-hal hina,amoralitas dan
masalah-masalah yang tidak bisa diterima akal sehat dan tidak disukai manusia.
Tapi meskipun begitu mereka masih memiliki akhlak-akhlak yang terpuji,
mengundang kekaguman manusia dan simpati. Diantara akhlak-akhlak itu adalah:
1. Kedermawanan
Mereka
saling berlomba-lomba membanggakan diri dalam masalah kedermawanan dan
kemurahan hati. Bahkan separuh syair-syair mereka bisa dipenuhi dengan pujian
dan sanjungan terhadap kedermawanan ini. Adakalanya seseorang didatangi
tamuyang kelaparan pada saat hawa dingin menggigit tulang, sementra saat itu
dia tidak memiliki kekayaan apapun selain seekor onta yang menjadi penopang
hidupnya. Namun rasa kedermawanan bisa menggetarkan dirinya, lalu diapun
bangkit menghampiri onta satu-satunya dan menyembelihnya, agar dia bisa menjamu
tamunya. Pengaruh dari kedermawanan ini,
mereka bisa menanggung pembayaran denda yang jumlahnya sangat tinggi dan
membuat pujian dan membanggakan diri dihadapan orang lain dalam masalah ini,
terutama dari kalangan para penguasa dan pemimpin.
2. Memenuhi
Janji
Dimata
mereka, janji sama dengan hutang yang harus dibayar. Bahkan mereka lebih suka
membunuh anaknya sendidri dan membakar rumahnya dari pada meremehkan
janji. Kisah tentang Hani’ bin Mas’ud
Asy-Ayaibany, As-Samau’al bin Aditiya dan Hajib bin Zararah udah cukup
membuktikan hal ini.
3. Kemuliaan jiwa
dan keengganan menerima kehinaan
dan kelaliman
Akibatnya,
mereka bersikap berlebih-lebihan dalam masalah keberainan, sangat pecemburu dan
cepat naik darah. Mereka tidak mau mendengar kata-kata menggambarkan kehinaan dan suatu keluhuran yang disitu adkemosrotan. Melainkan
mereka bangkit menghunus pedang, lalu pecah peperangan yang berkepanjangan.
Mereka tidak lagi mempedulikan kematian bisa menimpa diri sendiri karena hal
itu.
4. Pantang
Mundur
Jika
mereka sudah menginginkan sesuatu yang disitu ada keluhuran dan kemuliaan, maka
tidak ada sesuatupun yang bisa menghadang maupun mengalihkannya.
5. Kelemahlembutan
dan suka menolong orang lain
Mereka
biasa membuat sanjungan tentang hal ini. Hanya saja sifat ini kurang tampak
karena mereka berlebih-lebihan dalam masalah keberanian dan mudah terseret
terhadap peperangan.
6. Kesederhanaan
pola kehidupan badui
Mereka
tidak mau dilumuri warna-warni peradaban dan gemerlapnya. Hasilnya adalah
kejujuran, dapat dipercaya, meninggalkan dusta dan penghianatan.
E. Kondisi Bahasa dan Seni Sastra
Sekalipun
wilayahnya luas, berhauhan wilayahnya dan beragam suku-sukunya, bahasa tetap
satu. Alat untuk saling memahami dan mempertemukan penduduk jazirah ini, baik
yang menetap maupun yang nomaden, baik yang yang Qathaniyah maupun yang
‘Adnaniyah, adalah bahasa Arab dalam berbagai dialek dan wilayahnya, yang dituntut
oleh watak dan filsafat bahasanya, dan dituntut oleh ciri local dan cuaca, ciri
penyebaran dan perkumpulannya.
Dalam bidang
bahasa dan seni sastra, orang-orang Arab pada masa pra islam sangat maju.
Bahasa mereka sangat indah dan kaya. Syair-syair mereka sangat banyak. Dalam
lingkungan mereka seorang penyair sangat dihormati. Tiap tahun di pasar Ukaz
diadakan deklamasi sajak yang sangat luas.
Khitabah sangat
maju, dan inilah satu-satunya alat publisistik yang amat luas
lapangannya. Disamping sebagai penyair, orang-orang arab jahiliyah juga sangat
faasih berpidato dengan bahasa yang indah dan bersemangat. Ahli pidato mendapat
derajat tinggi seperti penyair.
Salah satu
kelaziman dalam masyarakat arab jahiliyah adalah mengadakan majelis atau nadwah
sebagai sarana untuk mendeklamasikan sajak, bertanding pidato, tukar menukar
berita dan lain sebagainya.
F. Kondisi Agama
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa dalam cerita para
nabi, sudah ada beberapa nabi yang
diturunkan di negeri Arab, diantaranya Nabi Ibrahim as. Karena itu sejka awal,
ajaran tauhid sudah tertanam di masyarakat Arab. Dan ajaran Ibrahim as lazim
juga disebut ajaran agama hanif artinya yang benar dan lurus.
Tetapi setelah berjalan berpuluh-puluh abad, diantaranya
Nabi Ibrahim as, ajaran tersebut mengalami perubahan, diputarbalikkan, ditambah
dan dikurangi oleh para pengikutnya yang tidak bertanggung jawab yang kemudian
yang kemudian mencul berbagai ajaran dan meragukan dan akhirnya jatuh menjadi
agama berhala. Pada masa jahiliyah orang Arab banyak yang menyembah berhala
atau patung-patung yang mereka buat dari batu, kayu da nada juga dari logam.
Bangsa Arab mulai menyembah berhala ketika ka’bah berada
di bawah kekuasaan Juhrum. Pasukan yang dipimpin oleh Amr bin Lubayi dan
keturunan Khuza’ah datang ke mekkah dan berhasil mengalahkan jurhum. Kemudin
Amr bin Lubayi meletakkan sebuah berhala besar bernama HUBAL yang
terbuat dari batu akik merah berbentuk patung orang, yang ditempatkan disisi
Ka’bah. Kemudian ia menyeru kepada penduduk Hijaz supaya menyembah berhala itu.
Sejak itulah bangsa Arab menyembah berhala. Ketika bangsa
Quraisy berkuasa lagi di Hijaz, di sekeliling
Ka’bah sudah penuh dengan berhala yang berjumlah lebih dari 360 buah. Di
samping banyak lagi berhala lainnya, diantaranya yang penting yaitu:
1. Lata,
tempatnya di Thaif
2. Uzza,
tempatnya di Hijaz, kedudukannya sesudah Hubal
3. Manah, tempatnya di kota Madinah
Dan
masih banyak lagi berhala-berhala yang lainnya seperti: Asaf, Nailah, Wudd,
Yaghuts, Suwa, Ya’ng, Nashr, Manah. Berhala-berhala ini bagi bangsa arab
merupakan perantara kepada Tuhan. Sehingga hakikatnya bukanlah berhala-berhala
itu yang mereka sembah.
Bangsa
Arab juga menganggap bahwa malaikatlah yang menghidupkan, mematikan, dan
menguasai segala gerak kehidupan manusia, bahkan ada yang percaya bahwa
malaikat adalah keturunan Tuhan, karena itulah mereka menyembah malaikat,
mereka juga menganggap bahwa jin, roh, dan hantu adalah katurunan langsung dari
malaikat dan Tuhan. Karena itu mereka mengadakan sesaji pada tempat-tempat yang
dianggap tempat jin, ruh, dan hantu. Dan di sanalah orang-orang menyembahnya.
Kecuali itu ada juga yang menyembah setan atau yang disebut ifrid.
Mereka
menyembah bintang, bulan, matahari, karena mereka menganggap bahwa semua
benda-benda alam tersebut mempunyai kekuasaan untuk menentukan aturan-aturan
jalannya seluruh alam ini.
Pada
masa sebelum islam, orang-orang arab banyak percaya pada tahayul, diantaranya
tahayul mereka itu ialah:
1. Di
dalam setiap perut orang ada ular, perasaan lapar timbul karena ular menggigit
usus manusia.
2. Mereka
biasa mengenakan cincin dari tembaga atau besi, dengan keyakinan untuk menambah
kekuatan.
3. Bila
mengharap turun hujan, mereka mengikat rumput kering pada ekor kambing.
G. Asal
Mula bangsa Arab
Adapun beberapa suku yang tinggal di jazirah arab,[6]
yaitu :
1. Arab Ba’idah
Yaitu bangsa arab yang telah musnah yaitu, orang-orang arab yang telah
lenyap jejaknya. Jejak mereka tidak dapat diketahui kecuali hanya terdapat
dalam catatan kitab-kitab suci. Arab Ba'idah ini termaksud suku bangsa arab
yang dulu pernah mendiami Mesopotamia akan tetapi, karena serangan raja namrud
dan kaum yang berkuasa di Babylonia, sampai Mesopotamia selatan pada tahun 2000
SM suku bangsa ini berpencar dan berpisah ke berbagai daerah, di antara kabilah
mereka yang termaksud adalah: 'Aad, Tsamud, Ghasan, Jad.
2. Arab Aribah
Yaitu cikal bakal dari rumpun bangsa Arab yang ada
sekarang ini. Mereka berasal dari keturunan Qhattan yang menetap di tepian
sungai Eufrat kemudian pindah ke Yaman. Suku bangsa arab yang terkenal adalah:
Kahlan dan Himyar. Kerajaan yang terkenal adalah kerajaan Saba' yang berdiri
abad ke-8 SM dan kerajaan Himyar berdiri abad ke-2 SM.
3. Arab Musta'ribah
Yaitu
menjadi arab atau peranakan disebut demikian karena waktu Jurhum dari suku
bangsa Qathan mendiami Mekkah, mereka tinggal bersama nabi Ismail dan ibunya
Siti Hajar. Nabi Ismail yang bukan keturunan Arab, mengawini wanita suku
Jurhum. Arab Musta'ribah sering juga disebut Bani Ismail bin Ibrahim ismail
(Adnaniyyun).
Bangsa Arab
mempunyai akar panjang dalam sejarah, mereka termasuk ras atau rumpun bangsa
Caucasoid, dalam Subras Mediteranian yang anggotanya meliputi wilayah sekitar
Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arabiyah dan Irania. Bangsa arab hidup
berpindah-pindah, nomad, karena tanahnya terdiri atas gurun pasir yang kering
dan sangat sedikit turun hujan. Perpindahan mereka dari satu tempat ke tempat
yang lainnya mengikuti tumbuhnya stepa (padang rumput) yang tumbuh secara
sporadic di tanah arab di sekitar oasis atau genangan air setelah turun hujan.
Bila dilihat dari asal-usul keturunan, penduduk jazirah arab dapat dibagi
menjadi dua golongan besar, yaitu: Qathaniyun (keturunan Qathan) dan ‘Adaniyun
(keturuan Ismail ibnu Ibrahim as).
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Bangsa Arab sebelum
datangnya islam mempunyai kebudayaan yang baik dan buruk yang telah ada ketika
bangsa arab mengalami masa kegelapan.
2.
Kebudayaan yang buruk
terutama dalam segi Akhlak dan agama, mereke menyembah berhala, sering
melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah diantaranya minum-minuman keras,
berjudi, membunuh anak perempuan yang baru lahir, merendahkan harkat martabat
wanita. Membunuh anak-anak, jika kemiskinan
dan kelaparan mendera mereka, atau bahkan sekedar prasangka bahwa kemiskinan
akan mereka alami. Ber-tabarruj (bersolek). Para wanita terbiasa
bersolek dan keluar rumah sambil menampakkan kecantikannya, lalu berjalan di
tengah kaum lelaki dengan berlengak-lenggok, agar orang-orang memujinya. Lelaki yang mengambil wanita sebagai
gundik, atau sebaliknya, lalu melakukan hubungan seksual secara terselubung. Prostitusi. Memasang tanda atau
bendera merah di pintu rumah seorang wanita menandakan bahwa wanita itu adalah
pelacur. Fanatisme kabilah atau kaum dan masih banyak lagi.
3.
Tapi dari semua keburukan tersebut masih ada hal yang baik
dari bangsa Arab pada saat itu diantaranya: juga berkembangasa ilmu pengetahuan
dalam bidang astronomi atau perbintangan, dalam bidang dagang, dan adanya
kebiasaan masyarakat yang melekat yaitu rasa solidaritas diantara sesame klan
atau suku, dermawan, pantang mundur jika menhadapi sesuatu dan lain-lain.
makasih sangat membantu....
ReplyDelete