A.
Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik
adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam
pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh,
tema “Air” dapat ditinjau dari mata pelajaran fisika, biologi, kimia, dan
matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain,
seperti IPS, bahasa, dan seni. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan
kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada
siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Unit yang tematik adalah epitome
dari seluruh bahasa pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk secara
produktif menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin
tahu dengan penghayatan secara alamiah tentang dunia di sekitar mereka.
Istilah pembelajaran tematik sering juga disebut dengan pembelajaran terpadu dan disampaikan dengan integreted teaching and learning. integreted curriculum approach, acoherent approach. konsep ini telah lama dikemukakan oleh jhon Dewey sebagai upaya untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan pengetahuannya. Menurut Beans, (1993) dalam Sa’ud, dkk 2006), memberi pengertian bahwa pembelajaran tematik adalah pendekatan untuk pengembangan pengetahuan siswa dalam pembentukan pengetahuan berdasarkan pada interaksi dengan lingkungan dan pengalaman kehidupannya. hal ini membantu siswa untuk belajar menghubungkan apa yang telah dipelajari dan apa yang sedang dipelajari. Sedangkan menurut Rakajoni (1996) dalam Trianto (2007) pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pebelajaran yang yang memungkinkan siswa-siswi secara individu maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secar holistik. bermakna dan otentik.
Istilah pembelajaran tematik sering juga disebut dengan pembelajaran terpadu dan disampaikan dengan integreted teaching and learning. integreted curriculum approach, acoherent approach. konsep ini telah lama dikemukakan oleh jhon Dewey sebagai upaya untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan pengetahuannya. Menurut Beans, (1993) dalam Sa’ud, dkk 2006), memberi pengertian bahwa pembelajaran tematik adalah pendekatan untuk pengembangan pengetahuan siswa dalam pembentukan pengetahuan berdasarkan pada interaksi dengan lingkungan dan pengalaman kehidupannya. hal ini membantu siswa untuk belajar menghubungkan apa yang telah dipelajari dan apa yang sedang dipelajari. Sedangkan menurut Rakajoni (1996) dalam Trianto (2007) pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pebelajaran yang yang memungkinkan siswa-siswi secara individu maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secar holistik. bermakna dan otentik.
Pembelajaran terpadu
menurut Semiawan (Joni, t.t),
berasal dari integrated learning, sering
diterjemahkan dengan berbagai cara yang pengertiannya berbeda-beda, yaitu integrated day, integrated curricula dan integrated
learning itu sendiri. Integrated day, hari terpadu, dilukiskan
oleh Dresden (Cohen & Manion, 1992) sebagai suatu konsep organisasional
aktivitas peserta didik, yang dipilah-pilah dalam berbagai kegiatan belajar
yang sifatnya individual. Dalam hari
terpadu ini terjadi dominasi pilihan kegiatan belajar oleh masing-masing anak
terjadi secara bersamaan di kelas.
Suasana belajar sangat bebas sehingga terlihat masing-masing peserta
didik dengan aktivitasnya sendiri-sendiri, yaitu ada yang membaca, menggambar,
membentuk kelompok mengerjakan sesuatu, dan lain-lain.
Pembelajaran tematik
menawarkan model-model pembelajaran yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu
relevan dan penuh makna bagi siswa-siswi, baik aktivitas formal maupun
informal, meliputi pembelajaran inquiry secara aktif sampai dengan penyerapan
pengetahuan dan pengalan siswa untuk membantunya mengerti dan memahami dunia
kehidupannya. cara pengemasanya
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan
tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata
pelajaran. Sebagai contoh, tema “Air” dapat ditinjau dari mata pelajaran
fisika, biologi, kimia, dan matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat
ditinjau dari bidang studi lain, seperti IPS, bahasa, dan seni. pembelajaran
tematik juga dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan
mengintegrasikan materi kebebrapa mata pelajaran dalam satu tema / topik
pembehasan, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. dari hal
tersebut dapat ditegaskan bahwa pembelajaran tematik dilakukan dengan maksud
sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan terutama
untuk mengimbangi padatnya kurikulum.
Disamping itu juga bahwa, pembelajaran tematik
lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajarsecara aktif dalam
proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan
terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.
Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka
pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori
pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang
menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan
dan perkembangan anak.
Pembelajaran tematik
lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning
by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman
belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalamanbelajar
yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran
lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan
membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan
pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar
akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa
yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik)
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik
antara lain: 1) pengalaman dan kegiatan belajar sangat
relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2) kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik
bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; 3) Kegiatan belajar akan lebih
bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih
lama; 4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) Menyajikan
kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering
ditemui siswa dalam lingkungannya; dan 6) Mengembangkan keterampilan sosial
siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan
orang lain.
Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan
memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu: 1) Dengan
menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran
akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan
dihilangkan, 2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab
isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir, 3) Pembelajaran menjadi utuh
sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak
terpecah-pecah. 4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan
konsep akan semakin baik dan meningkat.
Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya:
- Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu
tema tertentu,
- Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan
mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema
yang sama;
- Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih
mendalam dan berkesan;
- kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih
baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi
siswa;
- Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna
belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;
- Siswa lebih bergairah belajar karena dapat
berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan
dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain;
- guru dapat menghemat waktu karena mata
pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan
diberikan dalam dua atau tiga pertemuan,
waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial,
pemantapan, atau pengayaan
Beberapa ciri khas yang
lain dari pembelajaran tematik antara lain:
- Pengalaman dan kegiatan belajar sangat
relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar;
- Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa;
- Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan
berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; \
- Membantu mengembangkan keterampilan berpikir
siswa;
- Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat
pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam
lingkungannya; dan
- Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
B. Tujuan Pembelajaran Tematik
Tematik sebagai suatu
model pembelajaran di sekolah dasar kelas awal, memiliki tujuan sebagai
berikut:
1.
Peserta didik mudah
memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu karena materi disajikan dalam
konteks tema yang jelas.
2.
Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan
mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang
sama.
3.
Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan
berkesan.
4.
Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik karena
mengaitkan berbagai mata pelajaran dengan pengalaman pribadi dalam situasi
nyata yang diikat dalam tema tertentu.
5.
Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang
disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua
atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan,
atau pengayaan.
Dari
ruang lingkup di atas dalam pembelajaran tematik, terdapat Keterkaitan dengan
Standar Isi dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum yang dikeluarkan .Badan
Standar Nasional Pendidikan, dijelaskan bahwa untuk kelas I, II, dan III SD
pembelajaran dilaksanakan melalui pendekatan tematik. Mata pelajaran yang harus
dicakup adalah (1) pendidikan agama, (2) pendidikan kewarganegaraan, (3) bahasa
Indonesia, (4) matematika, (5) ilmu pengetahuan alam, (6) ilmu pengetahuna
sosial, (7) seni budaya dan keterampilan, dan (8) pendidikan jasmani, olah raga
dan kesehatan.
Dalam
pembelajaran tematik, standar kompetensi dan kompetensi dasar yang termuat
dalam standar isi harus dapat tercakup seluruhnya karena sifatnya masih
minimal. Sesuai dengan petunjuk pengembangan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP), standar itu dapat diperkaya dengan muatan local
C. Manfaat Pembelajaran Tematik
Pelaksanaan pembelajaran
dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu:
1
Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan
indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, sehingga tumpang
tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
2
Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna
sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan
akhir.
3
Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat
pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.
4
Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka
penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.
D.
Ciri-ciri Pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri
atau krakteristik sebagai berikut:
1.
Berpusat
pada siswa
2.
Memberikan
pengalaman langsung kepada siswa.
3.
Pemisahan
mata pelajaran tidak begitu jelas.
4.
Menyajikan
konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran
5.
Bersifat
fleksibel.
6.
Hasil
pembelajaran dapat dikembangkan sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa dapat
digambarkan secara mendalam sebagai berikut; pertama berpusat pada siswa,
bahwa proses pembelajaran yang dilakukan harus menempatkan siswa sebagai pusat
aktivitas dan harus mampu memperkaya pengalaman belajar. pengelaman belajar
tersebut dituangkan dalam kegiatan belajar yang menggali dan mengembangkan
fenomena alam di sekitar siswa, kedua memberikan pengelaman langsung
pada siswa, yakni agar pembelajaran lebih bermakna, makas siswa perlu belajar
secara langsung dan mengalami sendiri. Atas dasar ini maka guru perlu
menciptakan kondisi yang yang kondusif dan memfasilitasi tumbuhnya pengalaman
yang bermakna, ketiga pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas,
artinya mengingat tema yang diakji saling keterkaitan mata batas mata pelajaran
menjadi tidak begitu jelas, keempat menyajikan konsep dari berbagai mata
pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, kelima bersifat fleksibel,
artinya bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik tidak terjadwal secara ketat
antara mata pelajaran, dan keenam hasil pembelajaran dapat dikembangkan
sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa.
E. Kaitan Pembelajaran Tematik dengan Standar Isi
Dalam kerangka dasar dan
struktur kurikulum yang dikeluarkan Badan Standar Nasional Pendidikan,
dijelaskan bahwa untuk kelas I, II, dan III SD pembelajaran dilaksanakan
melalui pendekatan tematik. Mata pelajaran yang harus dicakup adalah (1) pendidikan
agama, (2) pendidikan kewarganegaraan, (3) bahasa Indonesia, (4) matematika,
(5) ilmu pengetahuan alam, (6) ilmu pengetahuna sosial, (7) seni budaya dan
keterampilan, dan (8) pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan.
Dalam pembelajaran tematik, standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang termuat dalam standar isi harus dapat tercakup seluruhnya
karena sifatnya masih minimal. Sesuai dengan petunjuk pengembangan kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP), standar itu dapat diperkaya dengan muatan
lokal atau ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan.
terima kasih atas artikelnya......... artikel ini membantu saya meyelesaikan tugas saya
ReplyDeleteapa keuntungan untuk pembelajaran tematik ini min?
ReplyDelete