Pembelajaran terpadu menurut Semiawan (Joni, Tt),
berasal dari integrated learning, sering
diterjemahkan dengan berbagai cara yang pengertiannya berbeda-beda, yaitu integrated day, integrated curricula dan integrated
learning itu sendiri. Integrated day, hari terpadu, dilukiskan
oleh Dresden (Cohen & Manion, 1992) sebagai suatu konsep organisasional
aktivitas peserta didik, yang dipilah-pilah dalam berbagai kegiatan belajar
yang sifatnya individual. Dalam hari
terpadu ini terjadi dominasi pilihan kegiatan belajar oleh masing-masing anak
terjadi secara bersamaan di kelas.
Suasana belajar sangat bebas sehingga terlihat masing-masing peserta
didik dengan aktivitasnya sendiri-sendiri, yaitu ada yang membaca, menggambar,
membentuk kelompok mengerjakan sesuatu, dan lain-lain.
Integrated curricula, kurikulum terpadu, berangkat dari asumsi bahwa batas antara berbagai bidang
studi seharusnya tidak perlu terlalu ketat, yaitu berbagai pengetahuan ,
keterampilan dan sikap yang dibangun dari berbagai bidang studi tidak perlu
dikemas dalam bagian-bagian yang saling terpisah. Keterpaduan dapat
beranjak dari perbedaan berbagai unsur yang membentuk suatu keseluruhan yang
bermakna.
Berkaitan dengan ini, Fogarty (1991) membedakan
keterpaduan ini menjadi sepuluh model, yaitu:
1. model fragmented,
menggantikan/mengurangi bagian-bagian bidang studi yang berlebihan dan
memfokuskan pada yang diprioritaskan untuk dipelajari secara lebih
mendalam;
2. model connected,
menghubungkan pelajaran kemarin dengan topic hari ini, atau mengaitkan semua
masalah yang dipelajari dalam mata pelajaran IPA dengan konsep evolusi dalam
biologi;
3. model nested,
mengarahkan berbagai ukuran keterampilan dan konsep kedalam satu pelajaran;
4. model sequenced,
mengatur kembali urutan suatu topic yang diajarkan serupa dengan topic yang
parallel dalam materi lain;
5. model shared,
memadukan satu materi dengan lainnya melalui sudut pandang pebelajar;
6. model webbed,
memilih tema atau suatu topic yang sangat dikenal misalnya kupu-kupu. Model ini digunakan untuk pendekatan tematik;
7. model threaded,
memadukan materi yang telah diajarkan dengan strategi kooperatif antar bidang
studi yang berkaitan dengan kehidupan keseharian. Menginfuskan keterampilan proses kedalam
materi prioritas;
8. model integrated,
memadukan kurikulum meliputi tim perancang antar bidang studi yang secara konseptual tumpang tindih menjadi
perhatian umum antar jurusan.
Memasangkan materi-materi yang tumpang tindih;
9. model immersed, memadukan urutan pengalaman
lalu dan pengetahuan awal pebelajar yang terkait dengan informasi baru; dan
10. model networked,
membangun konsep dengan ahli lain melalui jaringan.
Integrated
learning, pembelajaran
terpadu, sangat dekat/mirip dengan salah satu model kurikulum terpadu, yaitu webbed.
Oleh karena itu, seperti model webbed
pembelajaran terpadu berangkat dari tema tertentu. Adapun perbedaannya terletak pada
kelonggarannya dalam mengaitkan dengan topik tertentu sebagai ”center of
interest” dengan unsur lain dari bidang studi lain untuk membentuk keseluruhan
makna sesuai dengan keterkaitannya dengan topik tersaebut.
Dalam konteks itu,
pendekatan ini disebut korelasi bukan integrasi. Apapun, yang lebih penting adalah
mempersoalkan seberapa luas dan mendalam pengetahuan dari bidang studi lain
tersebut dibutuhkan untuk memaknai topik tertentu itu. Demikian pula, dipandang dari perspektif
peserta didik, pendekatan ini sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif
mereka. Peserta didik seusia
mereka,dalam rentang kelas 1 sd. 2 atau bahkan kelas 3, hingga berusia kurang
lebih sepuluh tahun, seperti disebutkan di atas, belajar sesuatu tidak pada
bidang per bidang tetapi secara menyeluruh.
Oleh karena itu, sekali lagi, belajar dengan pendekatan terpadu bagi
mereka akan berlangsung efektif. Perpaduan
antar bidang studi dapat menjadikan pemahaman mereka lebih dalam, pemahaman
mereka tentang hubugan antar bidang studi semakin tajam dan pemikiran mereka
menjadi lebih cemerlang serta sistematis, baik di dalam maupun luar sekolah
(Jacobs, 1989).
No comments:
Post a Comment