Model
evaluasi ialah model desain evaluasi yang dibuat oleh ahli-ahli atau
pakar-pakar evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatnya atau tahap
pembuatannya. Model-model ini di anggap model standar atau dapat dikatakan
merek standar dari pembuatannya.
Di samping
itu, ada ahli evaluasi yang membagi evaluasi sesuai dengan misi yang akan
dibawakannya serta kepentingan atau penekanannya atau dapat juga disebut sesuai
dengan paham yang dianutnya yang disebut pendekatan, atau approach.
Evaluasi
juga dibedakan berdasarkan waktu pelaksanaannya, kapan evaluasi dilakukan,
untuk apa evaluasi dilakukan, dan acuan serta paham yang dianut oleh evaluator,
dalam buku teks ini disebut konsep evaluasi.
A.
Model-model Evaluasi
Ada banyak
model evaluasi, tetapi dalam buku teks ini hanya akan dibicarakan beberapa
model yang popular dan banyak dipakai sebagai strategi atau pedoman kerja
pelaksanaan evaluasi program.
1. Model
Evaluasi CIPP
Stufflebeam
(1969, 1971, 1983, Stufflebeam & Shinkfield, 1985) adalah ahli yang
mengusulkan pendekatan yang berorientasi kepada pemegang keputusan (a decision
oriented evaluation approach structured) untuk menolong administrator membuat
keputusan. Ia merumuskan evaluasi sebagai “Suatu proses menggambarkan,
memperoleh, dan menyediakan informasi yang berguna untuk menilai alternative
keputusan” (Stufflebeam, 1973, hlm.127). Dia membuat pedoman kerja untuk
melayani para manajer dan administrator menghadapi empat macam keputusan
pendidikan, membagi evaluasi menjadi empat macam, yaitu :
a)
Contect
evaluation to serve planing decision
b)
Input
evaluation, structuring decision
c)
Process
evaluation, to serve implementing decision
d)
Product
evaluation, to serve recycling decidion
2. Evaluasi
Model UCLA
Alkin (1969)
menulis tentang kerangka kerja evaluasi yang hampir sama dengan model CIPP.
Alkin mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses meyakinkan keputusan,
memilih informasi yang tepat, mengumpulkan dan menganalisa dan menginformasi sehingga
dapat melaporkan ringkasan data yang berguna bagi pembuat keputusan dalam
mamilih beberrapa alternatif.
3. Model
Brinkerhoff
Setiap
desain informasi umumnya terdiri atas elemen-elemen yang sama, ada banyak cara
untuk menggabungkan elemen tersebut, masing-masing ahli atau evaluator
mempunyai konsep yang berbeda dalam hal ini. Brinkerhoff & Cs (1983)
mengemukakan tiga golongan evaluasi yang disusun berdasarkan penggabungan
elemen-elemen yang sama seperti evaluator-evaluator yang lain.
B. Beberapa
Pendekatan dalam Evaluasi (Stecher, Brian M &W. Alan Dafis, 1987)
Pendekata
eksperimental yaitu evaluasi yang berorientasi pada penggunaan eksperimental
science dalam program evaluasi.
1. Pendekatan yang berorientasi pada
tujuan (goal oriented aproach) yaitu pendekatan yang amat wajar dan praktis
untuk desain dan pengenbangan program. Cara yang paling logis untuk
merencanakan suatu program yaitu merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus dan
membentuk kegiatan program untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Pendekatan yang berfokus kepada
keputusan yaitu menekankan pada peranan informasi yang sistematik untuk
mengelola program dalam menjalankan tugasnya.
3. Pendekatan yang berorientasi kepada
pemakai (The User Oriented Approach). Evaluator menekankan usaha pada pemakai
dan cara pemakaian informasi.
4. Pendekatan yang rsponsive yaitu
pendekatan yang paling lain dari kelima bentuk pendekatan yang dibicarakan
dalam tulisan ini karena prespektive dalam usulan evaluasi dan metode
pencapaiannya.
C. Beberapa
Konsep dalam Evaluasi
1. Evaluasi Formatif
dan Sumatif
Evaluasi formatif dilaksanakan selama program berjalan untuk memberikan
iinformasi yang berguna pada pemimpin program untuk perbaikan program.
Evaluasi Sumatif dilakukan pada akhir program untuk memberi informasi
kepada konsumen yang potensial tentang manfaat atau kegunaan program.
2. Evaluasi
Internal dan Eksternal
Sesuai
dengan namanya Evaluasi Internal dilakukan oleh evaluator dari dalam proyek,
dan evaluasi eksternal dilakukan oleh evaluator dari luar. Evaluator Internal
tentu mengetahui lebih banyak tentang programnya dari pada orang luar, atau
evaluator eksternal, tetapi mungkin ia begitu dekat dengan program sehingga
mungkin akan sulit untuk menjadi objectif 100%. Sebaliknya, sulit bagi seorang
evaluator eksternal untuk mengetahui tentang program sebanyak apa yang
diketahui evaluator internal.
No comments:
Post a Comment