Sunday, July 15, 2012

Beberapa Model, Pendekatan, dan Konsep-konsep Evaluasi

Model evaluasi ialah model desain evaluasi yang dibuat oleh ahli-ahli atau pakar-pakar evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatnya atau tahap pembuatannya. Model-model ini di anggap model standar atau dapat dikatakan merek standar dari pembuatannya.

Di samping itu, ada ahli evaluasi yang membagi evaluasi sesuai dengan misi yang akan dibawakannya serta kepentingan atau penekanannya atau dapat juga disebut sesuai dengan paham yang dianutnya yang disebut pendekatan, atau approach.

Evaluasi juga dibedakan berdasarkan waktu pelaksanaannya, kapan evaluasi dilakukan, untuk apa evaluasi dilakukan, dan acuan serta paham yang dianut oleh evaluator, dalam buku teks ini disebut konsep evaluasi.

A. Model-model Evaluasi
Ada banyak model evaluasi, tetapi dalam buku teks ini hanya akan dibicarakan beberapa model yang popular dan banyak dipakai sebagai strategi atau pedoman kerja pelaksanaan evaluasi program.

1. Model Evaluasi CIPP
Stufflebeam (1969, 1971, 1983, Stufflebeam & Shinkfield, 1985) adalah ahli yang mengusulkan pendekatan yang berorientasi kepada pemegang keputusan (a decision oriented evaluation approach structured) untuk menolong administrator membuat keputusan. Ia merumuskan evaluasi sebagai “Suatu proses menggambarkan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang berguna untuk menilai alternative keputusan” (Stufflebeam, 1973, hlm.127). Dia membuat pedoman kerja untuk melayani para manajer dan administrator menghadapi empat macam keputusan pendidikan, membagi evaluasi menjadi empat macam, yaitu :
a)  Contect evaluation to serve planing decision
b)  Input evaluation, structuring decision
c)  Process evaluation, to serve implementing decision
d)  Product evaluation, to serve recycling decidion

2. Evaluasi Model UCLA
Alkin (1969) menulis tentang kerangka kerja evaluasi yang hampir sama dengan model CIPP. Alkin mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses meyakinkan keputusan, memilih informasi yang tepat, mengumpulkan dan menganalisa dan menginformasi sehingga dapat melaporkan ringkasan data yang berguna bagi pembuat keputusan dalam mamilih beberrapa alternatif.

3. Model Brinkerhoff
Setiap desain informasi umumnya terdiri atas elemen-elemen yang sama, ada banyak cara untuk menggabungkan elemen tersebut, masing-masing ahli atau evaluator mempunyai konsep yang berbeda dalam hal ini. Brinkerhoff & Cs (1983) mengemukakan tiga golongan evaluasi yang disusun berdasarkan penggabungan elemen-elemen yang sama seperti evaluator-evaluator yang lain.

B. Beberapa Pendekatan dalam Evaluasi (Stecher, Brian M &W. Alan Dafis, 1987)
Pendekata eksperimental yaitu evaluasi yang berorientasi pada penggunaan eksperimental science dalam program evaluasi.
1.  Pendekatan yang berorientasi pada tujuan (goal oriented aproach) yaitu pendekatan yang amat wajar dan praktis untuk desain dan pengenbangan program. Cara yang paling logis untuk merencanakan suatu program yaitu merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus dan membentuk kegiatan program untuk mencapai tujuan tertentu.
2.  Pendekatan yang berfokus kepada keputusan yaitu menekankan pada peranan informasi yang sistematik untuk mengelola program dalam menjalankan tugasnya.
3.  Pendekatan yang berorientasi kepada pemakai (The User Oriented Approach). Evaluator menekankan usaha pada pemakai dan cara pemakaian informasi.
4.  Pendekatan yang rsponsive yaitu pendekatan yang paling lain dari kelima bentuk pendekatan yang dibicarakan dalam tulisan ini karena prespektive dalam usulan evaluasi dan metode pencapaiannya.

C. Beberapa Konsep dalam Evaluasi
1. Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi formatif dilaksanakan selama program berjalan untuk memberikan iinformasi yang berguna pada pemimpin program untuk perbaikan program.

Evaluasi Sumatif dilakukan pada akhir program untuk memberi informasi kepada konsumen yang potensial tentang manfaat atau kegunaan program.

2. Evaluasi Internal dan Eksternal
Sesuai dengan namanya Evaluasi Internal dilakukan oleh evaluator dari dalam proyek, dan evaluasi eksternal dilakukan oleh evaluator dari luar. Evaluator Internal tentu mengetahui lebih banyak tentang programnya dari pada orang luar, atau evaluator eksternal, tetapi mungkin ia begitu dekat dengan program sehingga mungkin akan sulit untuk menjadi objectif 100%. Sebaliknya, sulit bagi seorang evaluator eksternal untuk mengetahui tentang program sebanyak apa yang diketahui evaluator internal.


Bacaan yang Mungkin Terkait:

No comments:

Post a Comment

free counters